TEMPUSDEI.ID (4 APRIL 2021)
Oleh Pater Remmy Sila, CSsR, Superior Misi Redemptoris di Samoa, Provinsi Oceania
Orang mengira bahwa kisah hidup tentang Yesus sudah berakhir atau sudah tamat pada Jumat Agung. Mereka lupa bahwa masih ada satu bab lagi yang tersisa dalam kisah hidup Yesus, yaitu kisah kemenangan setelah kelihatan kalah di hadapan musuh-musuh-Nya. Yesus bangkit setelah tiga hari ikut merasakan kegelapan kubur.
Minggu Paskah adalah hari Minggu kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Dewasa ini pengaruh sekularisme, materialisme dan egoisme terhadap pikiran dan sikap manusia begitu kuat sehingga nilai-nilai rohani bagi kebanyakan orang dianggap kuno dan tidak ada gunanya bagi hidup mereka. Maka, sangat penting untuk memperjelas dan menegaskan makna perayaan iman yang sangat istimewa ini. Untuk itu, kita perlu bertanya: Apa arti dan makna Paskah bagi kita hari ini? Apa hubungan kebangkitan Yesus dengan kehidupan kita sekarang di dunia ini?
Pertama, kita harus mengingatkan diri kita sendiri berulang-ulang bahwa segala sesuatu di dunia ini sedang berlalu. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Pada waktunya, semuanya akan hancur dan hilang lenyap. Maka kita tidak bisa bersikap masa bodoh atau mengabaikan kenyataan tentang surga dan keabadian.
Dalam suratnya kepada Jemaat di Kolose, Santo Paulus dengan sungguh-sungguh menasihati kita: “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kol 3: 1-2). Kebangkitan Kristus memberi tahu kita bahwa ada masa depan yang menanti kita. Ada surga yang menanti kita setelah dunia fana ini berlalu. Ada kehidupan setelah kematian. Oleh karena itu, kita hendaknya tidak hanya memusatkan perhatian pada dunia material ini karena seperti dikatakan oleh Santo Paulus: “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sementara yang tidak kelihatan adalah kekal” (2 Kor 4: 18)
Kedua, kehidupan di dunia ini, selain bersifat sementara, juga merupakan perjalanan panjang yang melelahkan. Maka pada beberapa titik dalam hidup kita, kita harus mengajukan beberapa pertanyaan ini pada diri kita sendiri: ke mana tujuan hidup saya? Apa yang terjadi pada hidup saya 10 atau 20 tahun ke depan mulai dari sekarang? Ketika saya menjadi tua, apa yang akan saya lakukan? Ketika semua anak sudah dewasa dan memiliki keluarga sendiri, bagaimana nasib saya? Dan akhirnya, kita akan samapai pada pertanyaan yang paling penting dan mendasar: apa yang akan terjadi ketika saya mati? Ke mana saya akan pergi?
Jangan kuatir saudara dan saudariku. Di dalam Injil, Yesus memberikan jawaban atas semua pertanyaan kita. Dia adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Dia adalah Roti yang memberi kita hidup yang kekal. Dia adalah Awal dan Akhir, Alfa dan Omega. Dia dan Bapa adalah satu. Dia adalah Tuhan atas hidup. Dia adalah Penyelamat kita. Dan semua ajaran-Nya terbukti benar karena kebangkitan-Nya.
Santo Paulus menyatakan: “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” (1 Kor 15: 14). Yesus adalah jawaban atas semua pertanyaan kehidupan dan semua jawaban terbukti kebenarannya dan disahkan oleh kebangkitan-Nya. Yesus adalah jawaban terakhir untuk segala sesuatu di dunia ini. Tanpa Yesus, kita akan tersesat selamanya dalam rimba kenikmatan dunia. Tetapi bersama Yesus, kita akan menemukan hidup dalam kepenuhannya sebagaimanakan dikatakan oleh Yesus: “Aku datang supaya mereka memperoleh hidup dan memperolehnya dengan lebih berkelimpahan” (Yoh 10: 10).
Ketiga, setiap hari kita dihadapkan pada kelemahan dan kekuarangan kita. Maka kita harus mencari sumber kekuatan untuk memberi kita kekuatan, dorongan dan dukungan. Dan Yesus adalah sumber utama kekuatan kita di surga dan di bumi. Dengan kebangkitan-Nya, Dia duduk di sebelah kanan Bapa di surga, dan Dia memenuhi janji-Nya kepada kita: “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yoh 14: 14).
Kelemahan kita sebagai manusia dibutuhkan agar kita tetap membutuhkan kuasa Tuhan dalam hidup kita. Yesus adalah sumber kekuatan kita seperti diungkapkan oleh Santo Paulus: “Cukuplah kasih karuniaku bagi-Mu, karena justru dalam kelemahanlah kuasaku, aku menjadi sempurna” (2 Kor 12: 9). Dan keyakinan ini menuntun Santo Paulus untuk menyimpulkan: “Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2 Kor 12: 10). Di dalam Yesus, ada kekuatan, kemenangan dan keselamatan. Maka kebangkitan Yesus bukanlah suatu peristiwa di masa lampau yang jauh dari kehidupan kita.
Karena keyakinan iman inilah, kita hendaknya selalu mewartakan kebenaran iman yang indah ini. Yesus telah bangkit. Yesus hidup. Yesus adalah Tuhan atas hidup manusia. Kebenaran iman yang kita akui dan wartakan dengan bangga ini akan memberi kita harapan, kegembiraan dan kepastian akan kemenangan akhir dan keselamatan kekal. Kita pun akan ikut bangkit bersama Kristus kalau kita percaya kepada-Nya sebagai: Jalan, Kebenaran dan Hidup.
Selamat Hari Raya Paskah untuk kita semua. Tuhan memberkati.