Oleh Agust G. Thuru, Penyair, tinggal di Bali
Pernah kupanahmu dalam senandung doa
Pada pertemuan di Jati Jagat
antara gemercik daun jati tua
kata bertuah mengalir begitu saja
puisimu lahir tanpa menggores pena
Dengan mata tajam tanpa berkedip
senandung doa membuatmu tak berkutik
Ketika puisi mengharuskan namamu disebut
dan engkau tersenyum tanpa kesepian
sambil kau berujar namaku Umbu
Pada setiap rentang perjumpaan kita
puisi adalah kata-kata sakral
menjadi senandung doa penuh misteri
Jika hari ini semuanya engkau akhiri
ada namamu Umbu Landu Paranggi
Siapa mampu menghadang jalan kematian
Itu yang engkau titipkan pada kehidupan
Ada waktu yang harus tiba
pada garis terakhir jalan pejuang
senandung doa perpisahan menjadi nyata
Hari ini kulantunkan senandung doa
untuk upacara perpisahan ragawi
Pada puisi kutulis namamu
Umbu Lambu Paranggi
Jalan kematian kau tempuh sendiri
Denpasar, 06 04 2021