Gerimis seperti tertabur di atas Kota Jayapura pada 20 April 2020. Petir sabung menyabung, melahirkan rasa was-was. Akibatnya, kota yang sudah terlihat agak sepi, tidak seperti biasanya, semakin rendah pergerakan masyarakatnya. Namun di saat semacam itulah kegembiraan dan harapan bergelora memenuhi hati dan pikiran tujuh orang yang sebentar lagi resmi menjadi mantan pasien Covid-19 RSUD Jayapura. Mereka yang terdiri atas empat laki-lagi dan tiga perempuan telah dinyatakan sembuh total dari virus mematikan itu, dan boleh pulang ke tengah-tengah keluarga.
Mereka berdiri berbaris di lorong rumah sakit menuju ruang isolasi, tempat mereka dirawat selama dua pekan lebih sambil memegang poster bertuliskan ucapan syukur dan terima kasih atas kerja keras RS dalam menyembuhkan mereka. “Senyum dan semangat adalah obat mujarab kesembuhan pasien Covid-19,” begitu bunyi salah satu poster. “Karya Besar Tim Dokter dan Perawat Semoga Tuhan yang Membalasnya” begitu bunyi poster yang lain.
Siang itu, mereka sungguh tidak bisa menyembunyikan kegembiraan yang bagai air meluap dari wadah yang tak mampu menampung. “Saya berterimakasih kepada tim perawat dan dokter di RSUD Jayapura yang pagi, siang, malam melayani kami dengan senyum tulus dan sangat menghargai kami. Terima kasih kepada Dokter Viktor dan semua perawat. Pelayanan rumah sakit ini luar biasa. Fasilitasnya lengkap. Kami seperti tinggal di dalam hotel,” kata Mustakin (40 tahun), salah seorang pasien Covid yang sembuh.
Mustakim pun meminta warga Papua yang memiliki riwayat kontak dengan pasien, untuk tidak takut dan segera melaporkan diri kepada petugas kesehatan agar segera diperiksa. “Jangan takut, rumah sakit di Papua dapat menyembuhkan, dan kami buktinya,” ujarnya.
Dokter Aloysius Giyai meminta siapa pun untuk bekerja sama menghadapi Covid-19 dan tidak menolak mantan pasien Covid-19. “Terima dan perlakukan mereka sebagai saudara. Mereka sudah sembuh. Jangan kucilkan mereka. Di sini sejak awal saya minta untuk perlakukan pasien Covid layaknya manusia. Ajak mereka bicara, dengarkan cerita mereka, agar mereka punya semangat kuat untuk sembuh dan ternyata mereka sembuh. Puji Tuhan,” kata Alo.
Mei Ernawati Zega (21 tahun), seorang pasien lain yang dinyatakan telah sembuh mengangkat syukur atas kesembuhannya. “Ini sebuah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kami. Semoga pasien yang lain bisa sembuh. Pesan saya kepada para pasien yang saat ini masih dirawat, jangan stress, lalukan hal-hal yang bisa membuat kita senang. Jangan panik, karena petugas kesehatan selalu ada untuk kita,” kata Mei.
Layani dengan Tulus dan Senyum
Seperti yang selalu ditekankan Dokter Alo kepada para petugas kesehatan bahwa para pasien membutuhkan dukungan tulus berupa pelayanan yang ramah, senyum yang ikhlas dan kesediaan untuk mendengarkan mereka, paramedis pun melakukan semuanya dengan gembira. “Pelayanan terbaik disertai senyum dan hati yang gembira akan sangat mendukung para pasien,” demikian drg. Alo sering katakan.
Acara pelepasan pasien Covid-19 ini memang sengaja digelar direksi RSUD Jayapura untuk memberi pesan bahwa walau belum ada obat penangkalnya, toh virus corona bisa dilawan dan dikalahkan. Memang dari 107 pasien positif Covid-19, tujuh orang telah meninggal, tapi harapan sembuh tetap lebih besar. Buktinya, hari itu ada tujuh orang yang boleh pulang dan sebelumnya sudah ada tiga yang dipulangkan dalam keadaan sembuh.
Penjabat Sekretaris Daerah Papua Dr. Ridwan Rumasukun dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Dr. Robby Kayame, SKM.M.Kes benar-benar angkat topi atas perjuangan tim medis RSUD Jayapura.
Dokter Viktor, spesialis penyakit paru yang mejadi “komandan” tim medis bagi pasien Covid di RSUD Jayapura, turut senang. “Semua anjuran yang kami berikan, selalu dilakukan dengan senang hati oleh para pasien. Kami selalu berusaha untuk mempertahankan imunitas tubuh pasien tetap stabil. Jangan sampai drop, karena kalau drop, akan membahayakan pasien itu sendiri. Obat virus ini belum ada, maka Tuhanlah yang telah menyembuhkan,” ujarnya.
Tidak salah Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengaku bangga atas keberhasilan tersebut. Dia memberi apresiasi yang tinggi kepada paramedis dan menyebut mereka sebagai pahlawan kemanusiaan. Dia menyebut kinerja pasukan medisnya luar biasa.
Di hadapan Penjabat Sekda dan Kadinkes Papua, Aloysius menegaskan komitmennya untuk terus memberikan pelayanan terbaik, di tengah keterbatasan fasilitas, jumlah tenaga kesehatan dan anggaran yang minim. “Kami juga mohon pengertian, jika kami usulkan anggaran, itu berarti memang mendesak, mohon direspon. Kami paham bahwa mengeluarkan uang negara itu tidak mudah, ada aturan dan akan audit. Tapi ingat, kami sedang bertempur dengan wabah ini, urgen dan mohon diprioritaskan. Kami tidak mengeluh, kami siap bekerja menyembuhkan pasien. Kami berjuang keras agar tidak ada yang meninggal,” tegas Aloysius. (tD/EDL/GMR)