Oleh Pater Remmy Sila, CSsR, Superior Misi Redemptoris di Samoa, Provinsi Oceania
TEMPUSDEI.ID (13 JUNI 2021)
Hari ini kita diajak untuk merenungkan hal mengenai Kerajaan Allah. Juga tentang Gereja Kristus yang bagaikan pohon yang ditanam oleh Allah di dunia. Yang terkecil dari semua benih menjadi pohon yang besar. Gereja adalah tanda yang kelihatan dari Kerajaan Allah di dunia. Maka, seperti burung-burung di udara, kita diundang untuk datang dan berlindung di dalamnya.
Bacaan dari Yeheskiel 17: 22-24 merupakan suatu pesan harapan dan pemulihan. Melalui Nabi Yehezkiel, Tuhan berjanji untuk membangun kembali dan membarui umat-Nya yang berada di pembuangan di Babel. Tuhan sendiri yang mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi dan menanamnya. Carang pohon aras yang ditanam Tuhan itu akan menjadi pohon aras yang bercabang-cabang, yang berbuah dan segala macam burung yang bersayap akan tinggal dan bernaung di bawah cabang-cabangnya. Hal ini berarti bahwa Tuhan ingin memindahkan umat-Nya dari kerajaan yang penuh penindasan, kemiskinan, dan kesengsaraan, kepada kerajaan yang penuh keadilan, kemakmuran dan kedamaian.
Hal ini jelas merupakan gambaran kerajaan Allah di mana Kristus meraja dan memerintah sebagai Raja dan sebagai sumber kehidupan. Kerajaan Allah adalah kerajaan di mana Tuhan menghendaki agar kita berada dan menikmati kelimpahan rahmat-Nya. Dan Gereja yang merupakan tanda kelihatan di dunia dari kerajaan Allah diharapkan senantiasa memberikan perlindungan dan kedamaian kepada semua orang. Gereja hendaknya menjadi sebuah “pohon besar yang rindang dan menyejukkan” sehingga menjadi tempat bernaung dan berlindung bagi semua orang.
Dalam 2 Korintus 5: 6-10 Santo Paulus mengingatkan kita akan kenyataan bahwa kita sedang dalam perjalanan menuju kerajaan Allah untuk bersama Kristus, Tuhan dan Raja kita. Oleh karena itu, apakah kita “hidup di dalam tubuh atau di luar tubuh” kita hendaknya tetap berusaha agar berkenan kepada Tuhan.
Perjalanan menuju kerajaan Allah ini harus dijalani dengan penuh iman dan ketabahan. Oleh karena itu, Santo Paulus mengingatkan kita: “..sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat – tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan” (2 Kor 5: 7). Kerajaan Allah sudah dimulai di dunia ketika kita masih “hidup di dalam tubuh kita” dan akan mencapai kesempurnaannya ketika kita “hidup di luar tubuh kita” atau hidup di dunia ini berakhir.
Dalam Injil Markus 4: 26-34, Yesus menggunakan dua buah perumpamaan untuk menggambarkan kerajaan Allah. Kerajaan Allah di mana kita diundang untuk memasukinya adalah kerajaan yang tidak dibangun dengan kekuatan fisik dan penuh kekuasaan tetapi ia dibangun dengan cara yang sederhana namun mulia dan damai. Kerajaan ini terbuka untuk semua orang yang mencarinya dengan tulus hati. Kunci untuk masuk ke dalam kerajaan Allah ini adalah dengan menabur benih iman di dalam Kristus mulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana.
Oleh karena itu, dalam perumpamaan kedua, biji sesawi yang merupakan biji terkecil mengacu pada iman kita. Iman kita selalu berawal dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Kuasa Tuhan selalu bekerja di dalam dan melalui hal-hal yang kelihatan kecil dan sederhana, luput dari perhatian orang dan bebas dari tepuk tangan dan sorak-sorai. “Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, – maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu ” (Mat 17: 20).
Iman selalu berawal dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Namun ketika mulai bertumbuh dan dirawat dengan baik, ia akan menjadi besar dan mencapai hal-hal yang besar dan luar biasa.
Iman yang bertumbuh dengan baik akan membawa kita kepada Kristus dan akibatnya kepada kerajaan-Nya. Demikian juga iman kita yang bertumbuh dengan baik akan menarik orang lain juga kepada Kristus dan Gereja-Nya, tanda yang kelihatan dari kerajaan Allah di dunia. Seperti yang dikatakan Yesus: “Burung-burung di udara datang berlindung di bawah cabang-cabangnya.”
Pertanyaannya adalah bagaimana iman kita bisa menarik orang lain kepada Kristus? Hal ini terjadi ketika kita menunjukkan atau memberi kesaksian yang baik tentang iman kita baik secara pribadi maupun secara bersama, hasilnya akan luar biasa. Misalnya melalui sebuah senyuman yang tulus, sikap sabar, rendah hati dan suka memaafkan ketika kita dihina, direndahkan dan diperlakukan secara kasar. Hati dan hidup seseorang akan disentuh dan diubah melalui kebiasaan dan praktik-praktik iman yang sederhana ini. Beberapa orang mungkin akhirnya mau percaya kepada Kristus. Kalaupun tidak, mereka akan belajar sesuatu yang baik dari nilai iman yang kita tunjukkan secara nyata melalui hal-hal yang sederhana. Tujuan utama kita bukan untuk memengaruhi orang untuk menjadi pengikut Yesus, tetapi untuk membagikan kebaikan dari kekayaan nilai-nilai iman kita melalui praktik hidup kita setiap hari demi kebaikan bersama.
Atau contoh lain, misalnya seorang pemuda atau pemudi yang memutuskan mempersembahkan dirinya untuk melayani Gereja dan masyarakat secara khusus melalui hidup bakti. Atau pasangan muda yang lama hidup bersama tanpa pernikahan akhirnya memutuskan untuk meresmikan perkawinan mereka di gereja. Atau juga seseorang yang memutuskan untuk meninggalkan kebiasaan lamanya yang buruk yang merugikan diri sendiri dan orang lain bahkan menghina Tuhan. Atau juga orang yang mengambil langkah konkret untuk memaafkan orang yang sudah lama dibenci karena menyakiti hatinya.
Semua langkah ini mungkin merupakan pencapaian iman yang kelihatan tidak seberapa, tetapi benihnya sudah ditaburkan dan mengarah pada pertumbuhan yang akan menghasilkan buah. Ketika iman kita bertumbuh, Gereja sebagai Tubuh Kristus ikut bertumbuh dan dengan demikian semakin banyak orang (tidak hanya terbatas pada para jemaat tetapi masyarakat pada umumnya) bisa menikmati rahmat Allah melalui karya Gereja sebagai lambang kehadiran kerajaan Allah yang nyata di dunia ini yang senantiasa terluka oleh kebencian, permusuhan dan nafsu untuk saling menguasai.
Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.