MENGGUGAT PEREMPUAN PENUH RAHMAT
Ave Maria,
Datang padamu,
kami yang kehabisan
air mata duka lara.
Kami yang takut
kebingungan dikejar kematian
akibat ganasnya
pandemi Corona
Wahai Puteri Sion,
Gadis Nazareth
keturunan Daud,
Bunda Yesus
Kami percaya amanah
Putramu dari atas salib:
“Ibu, itulah anakmu.
Anak, itulah ibumu”.
Kami kehabisan kata doa,
maka datang
dengan sejuta tanya
dan gugatan anak kepada ibu
Apakah jerit tangis duka lara
semua putra-putri manusia
di seluruh dunia
tidak engkau dengar
dan lihat, o Bunda Maria?
Wahai Putri Allah Bapa
yang terpilih menjadi Bunda
Sang Juru Selamat
Yang bersahaja menjawab,
“Aku ini hamba-Mu ya Allah,
terjadilah menurut perkataan-Mu”
Relakah engkau biarkan
jutaan jenazah seperti tanpa nilai,
dikubur dengan Prokes
yang melelahkan petugas
dan merobek rasa keluarga
handai taulan,
yang terpaksa dipisahkan
karena virus mematikan?
Masih tegakah engkau
menonton parade jiwa
yang merana kebingungan
mencari cahaya Allah,
karena dibalut plastik ketakutan
dan sejuta alasan kebutaan jiwa?
Mengapa tidak kaubawa
kami menghindar,
seperti engkau hindarkan
Putramu ke Mesir
dari ancaman keganasan Herodes?
Mengapa tidak kaucari
putra-putri manusia
seperti dahulu bersama Yusuf
kau mencari Yesus yang tertinggal
di Bait Allah?
Wahai Bunda Yesus,
Engkau yang tahu
semua rahasia Allah
karena dipilih dan diberkati
paling istimewa
dari antara segala wanita
Jika untuk gengsi tuan pesta di Kana,
engkau berani minta Yesus
membuat mukjizat,
air diubah jadi anggur,
apakah gengsi dan anggur
untuk pesta lebih berharga
dari pada nyawa dan kehidupan
kami manusia zaman ini?
Di manakah air mata
dan tatapan kasihmu bagi Yesus
yang memanggul salib
sambil disiksa keganasan algojo
dan kerakusan penguasa?
Di mana perhatian
dan rangkulan kasihmu
untuk semua yang terkapar
virus Korona?
Apakah tidak layak
jutaan jenazah
yang dibawa bagai
bongkah daging najis ke kuburan,
mendapat pangkuanmu
seperti jenazah Yesus
di bawah salib,
yang kau mandikan,
kau rempahi,
kau kafani bersama keluarga
sebelum dimakamkan?
Apakah begitu sulit
engkau memohon
pada Yesus Putra-Mu,
agar membuat mukjizat
menghentikan Korona ini?
Wahai Perempuan
Penuh Rahmat Allah
Engkau mempelai
Allah Roh Kudus,
Roh Kasih Bapa dan Putra surga
Kami mohon pertolonganmu
karena engkau ibu
yang pasti merasakan
dan tahu betul pedih perih derita
nestapa anak-anak manusia
Jika ini kehendak dan rencana
Kuasa Kasih ALLAH
Sang Maha Pengasih
dan Penyayang
bagi segenap manusia,
maka dengan iman tersisah
akan kami ulang doamu:
“Kami ini hamba dan ciptaan-Mu, ya Allah,
terjadilah pada kami
menurut kehendak-Mu …”
Dan dengan kebodohan
kemanusiaan kami,
kembali kami bertanya
dan menggugatmu, Bunda,
“Masihkah engkau Ibu kami manusia,
dan kami segenap insan Putra-Putrimu?”
Apakah gengsi tuan pesta
dan anggur lebih berharga
dari nyawa jutaan korban
dan kehidupan kami manusia,
yang jadi mangsa pandemi?
O Bunda Maria,
Perempuan penuh Rahmat Allah
dengarkan doa kami,
jawab gugatan kami putra-putrimu
ulurkan tangan penuh rahmatmu
seka air mata kami
rangkul kehidupan kami
dalam pelukanmu
Amin.