Simply da Flores, Direktur Harmoni Institute, alumnus STF Driyarkara Jakarta
Zaman milenial dengan teknologi informasi digital telah melahirkan media massa online. Dan kehadiran media massa online ini memberi kemudahan informasi baru bagi publik, sekaligus memunculkan ancaman serius bagi media massa cetak dan elektronik.
Meski begitu, bagi kalangan jurnalis dan pengasuh media massa online, tetap saja muncul tantangan, beban dan sekaligus peluang tersendiri. Namun persis di sinilah seninya.
Peran Jurnalistik di Era Milenial
Teknologi informasi digital adalah sebuah peluang menjanjikan bagi yang siap dan profesional memanfaatkannya. Media massa online dan profesi jurnalis ikut merasakan dampak kehadiran teknologi informasi digital ini.
Para jurnalis yang selama ini berkiprah dengan untuk media cetak dan audio visual, sekarang harus beradaptasi ke sistem digital. Banyak aspek berubah luar biasa. Di sini telah terjadi revolusi.
Dalam mendapatkan dan memproduksi informasi, media menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kebutuhan konsumen, sumber biaya operasional. Selain itu, keuntungan, kecepatan dan ketepatan informasi, juga sarana pendukung digital untuk kepentingan jurnalistik, harus diperhitungkan. Yang tidak boleh ketinggalan adalah sistem kolaborasi multi level dan distribusi manfaat, serta persaingan pasar, fokus konten dan strategi.
Sedangkan pihak konsumen, pemirsa media massa online, justru lebih diuntungkan dengan kemudahan digital ini karena informasi dapat diakses langsung di gadget pribadi. Media cetak dan elektronik pun mulai ditinggalkan karena terasa kurang efisien dan menarik. Konsumen informasi pun dimanjakan dengan booming sumber informasi, yang gampang diakses. Asal ada akses jaringan, data dan gadget normal.
Dalam konteks yang demikian, peran jurnalistik sangat mendapat tantangan multi dimensi. Tugas dan peran memberikan informasi yang benar, akurat dan cepat, harus menarik dan update, demi kepuasan konsumen. Tidak hanya itu. Semua demi mencerdaskan kehidupan dan mengabdi martabat kemanusiaan.
Tantangan jurnalis tanah air kita adalah ketergantungan sistem teknologi yang dimiliki pihak asing. Ada posisi tawar yang tidak imbang; baik soal profesionalitas maupun otoritas kebijakan sistem dan sarana teknologinya. Hai itu sangat berpengaruh kepada akses distribusi manfaat bagi profesi jurnalistik nasional kita. Sangat banyak ketergantungan, karena kita bukan pemilik kebijakan dan sistem teknologi informasi digital.
Saat ini sedang ada upaya dan harapan bagi lahirnya kolaborasi profesi yang lebih bermutu, agar para jurnalis kita di tanah air Indonesia mendapat distribusi manfaat yang semakin fair.
Harapan Peran Konsumen
Untuk kondisi saat ini, agar profesi para jurnalis dengan media massa online-nya memberi manfaat bagi konsumen, para jurnalis sewajarnya dihargai.
Agar tugas profesinya dapat terus berkelanjutan, kerja keras mereka harus dihargai, dengan demikian kesejahteraan mereka pun tercipta.
Selain berharap dari relasi kerjasama yang fair dengan pemilik kebijakan dan sistem teknologi informasi digital di luar negeri, para konsumen tanah air diharapkan memberi partisipasi dan peduli.
Konkretnya, hasil kerja profesi jurnalis kita dalam aneka media massa online, agar dipakai dengan fair. Misalnya, tidak di-posting dengan cara copy paste, sceenshoot dan plagiasi. Harapannya, digunakan sesuai dengan link yang ada, agar manfaat iklan pun bisa didapat oleh media yang bersangkutan, yang pada gilirannya berkontribusi bagi hak profesi jurnalisnya.
Seperti di channel YouTube, pemirsa diharap memberi kontribusi dengan cara “like, subscribe dan comment”. Inilah paling sederhana untuk mendukung media massa online.
Peran jurnalistik dengan media massa online tetap dibutuhkan dalam zaman milenial. Bisa dibayangkan jika tidak ada media atau jurnalis yang selalu menghadirkan berbagai informasi yang kita butuhkan. Meski platformnya berubah, secara umum fungsi pers tetap sebagai sumber informasi, mendidik, menghibur, dan melakukan control sosial.
Karena itu, sebagai tanggung jawab etis, publik juga harus juga peduli dan memberikan kontribusi positif untuk kelanjutan peran jurnalistik serta kesejahteraan insan pelaku media massa online. Sementara itu, media juga harus menjaga kualitas dan api perjuangannya.
Inilah kolaborasi multi pihak, dengan multi peran, untuk multi efek dan benefit yang fair serta berkualitas dan bermartabat dalam kehidupan bersama.*