Fri. Nov 22nd, 2024

“Yang Terpanggil yang Melayani” dan “Ite Missa Est”

Pater Alex Beding, SVD didampingi G. Soter Parera menyerahkan bukunya, biografi Pater Cornelissen, SVD kepada Ketua STF Ledalero P. Otto Gusty Madung. SVD.

Oleh Ans Gregory da Iry, Penulis buku, tinggal di Bogor

TEMPUSDEI.ID (26/10/21)-Pada tahun 2013, para ex siswa Seminari Mataloko angkatan 1960-1970 yang tergabung dalam ALSEMAT (Alumni Seminari Mataloko) merencanakan penerbitan sebuah buku mengenai Pater Alex Beding yang akan berulang tahun ke 90 pada tanggal 13 Januari 2014. Ide ini datang dari ALSEMAT Kupang dengan Georgius Soter Parera, almarhum, sebagai ketua dan Frans D.Sowo, sekretaris. Mereka mulai menghubungi para ALSEMAT 1960-1970, yang terpencar di seluruh Indonesia untuk membuat tulisan tentang pengalaman dengan Pater Alex ketika mereka sekolah di Seminari Mataloko.

Selain alumni, diperluas pula lingkupnya kepada mantan anak buah (karyawan)  Pater Alex, kerabat bahkan mereka yang hidup dan karya profesionalnya terinspirasi dan termotivasi oleh hidup dan karya-karya Pater Alex Beding. Para penulis ini juga termasuk kaum awam (tidak tertahbis) dan biarawan (tertahbis). Tercatat 32 orang kontributor tulisan untuk buku tersebut. Soter Parera di Kupang sebagai editor dan contact person dengan semua kontributor tulisan, dan saya di Bogor sebagai editor, dan Pit Puli di Ende penyunting.

Buku tersebut berjudul “Yang Terpanggil Yang Melayani – 90 Tahun Pater Alex Beding SVD – 13 Januari 2004” setebal 364 halaman, diterbitkan oleh Nusa Indah, Ende. Judul buku ini diambil dari penggal kutipan dari surat pribadi Pater Alex kepada saya pada awal Januari 2005, setelah beliau dan Suster Benedicta berkunjung ke Papua dan singgah di rumah kami. Istilah yang digunakan Pater adalah bahwa kita sebagai orang Katolik harus “Memainkan Peranan sebagai Orang Terpanggil dan Memberikan Pelayanan kepada Masyarakat dan Gereja”.

Dua tahun kemudian, 2016, Romo Johanes Bosco da Cunha, O.Carm, pakar Liturgi Gereja Katolik Indonesia, meninggal dunia. Atas inisiatif ALSEMAT, kami menulis dan menerbitkan sebuah kenangan buku berjudul “Ite Missa Est – Pergilah Misa Sudah Selesai”. Kontributor tulisan berasal dari rekan-rekan imam almarhum di Ordo Kamerlit Indonesia, kakak adik dan kerabat, serta teman-teman ex Seminari Mataloko angkatan 1960-1970 waktu Romo Bosco sebagai sebagai siswa dan Pater Alex, rektor/direktur dan prefek SMA. Penulisan dan penerbitan buku ini juga atas dorongan dari Pater Alex setelah mendapat berita tentang meninggalnya Romo Bosco dari Soter Parera. Dalam penulisan dan penerbitan buku setebal 2008 halaman ini, Soter sebagai koordinator proyek dan saya editor. Buku diterbitkan oleh penerbit Titus Brandsma – Maumere, Flores, 2016.

Menulis Biografi P. Frans Cornelissen SVD

Meskipun usianya sangat lanjut, ternyata Pater Alex masih  aktif dan produktif dalam menulis. Pada usia 95 tahun di tahun 2018, beliau merampungkan penulisan buku biografi Pater Frans Cornelissen SVD, pendiri dan rektor/direktur Seminari Mataloko selama 20 tahun, 1926-1946. Lagi-lagi pak Soter dan saya terlibat aktif dalam proses penyelesaian buku tersebut: Soter sebagai koordinator proyek, saya editor.

Obsesi Pater Alex menulis biografi P. Cornelissen adalah karena dia sangat mengagumi dan mengidolakan P. Cornelissen sebagai guru dan mentornya. Pada tahun 1936-1943, remaja Alex Beding sekolah di Seminari Mataloko yang dipimpin oleh Pater Cornelissen, karena itu sangat mengenal gurunya tersebut. Dan sebagai tanda hormat dan penghargaannya kepada sang guru, Pater Alex menulis biografi P.  Cornelissen, dengan judul “Pater Frans Cornelissen SVD – Pahlawan Pendidikan di Flores dan Nusa Tenggara Timur”.

Sebagai editor yang memeriksa dan menyempurnakan isi buku setebal 398 halaman itu, saya selalu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Pater Alex dan Soter Parera. Termasuk berkomunikasi dari Sydney dan Liverpool, NSW – Australia, waktu saya melakukan editing akhir saat berlibur bersama anak-menantu dan cucu yang tinggal di sana.

Buku tersebut terbit pada Agustus 2019 dan pada minggu pertama September tahun itu, kami membawa ke Maumere untuk digunakan pada acara peluncuran (launching) pada hari Kamis, 5 September 2019 bertepatan dengan peringatan 50 tahun Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero.

Pertemuan dengan Pater Alex berlangsung Rabu, 4 September 2019 di kamarnya di biara Simeon bersama Soter Parera dan Marsel da Iry, adik saya. Pater Alex tampaknya sangat senang dan terhibur karena akhirnya buku tersebut dapat terbit setelah terkatung-katung beberapa bulan karena masalah non teknis tertentu.

Pada hari berikutnya, 5 September, dengan wajah berseri-seri dan suara yang mantap pada usianya itu, P. Alex menjelaskan mengenai isi buku dan mengapa buku itu dia tulis. Inilah saat acara peluncuran (launching) buku “Pater Frans Cornelissen SVD – Pahlawan Pendidikan di Flores dan Nusa Tenggara Timur”. Tamu undangan, antara lain Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus M. Sedu, Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung, Superior General SVD P. Paulus Budi Kleden, Provinsial SVD Ende P. Lukas Jua, pimpinan STF serta pejabat pemerintah dan umat hadir dan menyaksikan acara tersebut.

Selamat ulang tahun ke-70 dalam Imamat, Pater Alex terkasih. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan usia yang panjang, agar bisa mencapai 100 Tahun atau bahkan lebih. (Bagian keempat – terakhir)

Related Post

Leave a Reply