Fri. Nov 22nd, 2024
Simply da Flores

Simply da Flores, Harmoni InstitutAlumnus STF Driyarkara

TEMPUSDEI.ID (28/11)-Dalam lingkaran liturgi Gereja Katolik, masa Adventus sudah sejak lama ditetapkan sebagai bagian tradisi gereja.

Liturgi gereja ada masa Biasa, Masa Adventus, Masa Natal, Masa Biasa, Masa Pra- Paskah / Masa Puasa, Masa Paskah, Masa Biasa kembali.

Putaran satu tahun liturgi, yang terdiri atas tahun A-B-C, bukan sebatas pengaturan penanggalan liturgi untuk peringatan dan perayaaan-perayaan sakral gerejawi. Ternyata ada alasan mendasar, yakni alasan teologis dari pengaturan kalender liturgi tersebut, ada alasan spiritual, alasan historis dari perayaaan liturgi harian, peringatan, peringatan wajib, pesta santo-santa wajib, dan perayaan besar wajib seperti hari Minggu, pesta Natal, Paskah, Pentakosta dan masa Adventus. Liturgi bukan sekadar peringatan dan penanggalan perayaan, ibadah atau ritual rutin.

Aneka Makna Adventus

Dalam sejarah keselamatan menurut Kitab Suci, Adventus berarti penantian akan datangnya penggenapan Janji Agung Allah untuk menghadirkan Sang Juru Selamat bagi penebusan dosa umat Israel dan manusia.
Adventure, menyambut kedatangan yang pasti, yakni Yesus Kristus Sang Juru Selamat, yang dijanjikan Allah karena Maha Cinta-Nya, Maha Rahim-Nya dan Maha misterinya Allah bagi manusia, citra-Nya, meskipun telah berdosa. Allah Yang selalu menyelamatkan umat cipataan-Nya.

Janji Allah itu ditunggu berabad-abad, dan melalui para Nabi terus diingatkan untuk bangsa Israel dan umat manusia, sebagai bangsa pilihan Allah. Akan datang Sang Juru Selamat dari keturunan Daud. Maka bayangan bangsa Israel, harus dari Istana, bukan anak kampung udik dan masyarakat biasa, untuk menjadi Juru Selamat Dunia. Sementara, rahasia Jalan Keselamatan Allah, tidak bisa diatur siapa pun, apalagi selera manusia dan kesombongan satu kelompok.

Penantian akan Janji Allah itu tiba. Allah memilih Perawan Maria dari Nazareth, menerima Kabar Gembira, mengandung dan melahirkan Yesus, karena Roh Kudus. Sabda Allah sendiri menjadi manusia. Lalu, semua sejarah karya keselamatan Allah dalam Yesus Kristus terjadi, hingga kini. YESUS yang dijanjikan Allah telah lahir bagi manusia sebagai Tuhan, Juru Selamat Manusia, dengan cara – versi – rencana dan misteri Allah’ hingga saat ini.

Semua pengikut Kristus, percaya Yesus adalah Emanuel, Juru Selamat – Yang dijanjikan Allah bagi umat Israel dan semua manusia.

Yang aneh, sampai kini umat Israel tidak percaya dan tidak menerima Yesus dari Nazareth, sebagai Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah dahulu. Salah satu sebabnya adalah, Yesus bukan keturunan Daud atau dari Istana Israel. Yesus juga bukan pemimpin politik dan “super hero” yang memimpin dunia secara ekonomi politik untuk kejayaan Israel.
Maka, wajar mereka tidak percaya, dan masih menanti Sang Juru Selamat, hingga saat ini, sesuai kehendak dan pemahaman mereka untuk mengatur Allah.

Di lain pihak, sejarah Yesus dari Nazareth ya diakui, tempat sejarahnya dilindungi, dan justru jadi tempat pemasukan ekonomi bagi para peziarah yang datang ke tempat sejarah Yesus dari Nazareth. Umat Israel masih Adventus, masih menanti Juru Selamat, menurut versi mereka, karena mereka mau mengatur Rencana Allah, dan harus ikut kemauan versi pikiran dan rencana mereka. Mereka merasa umat pilihan, jadi Allah harus ikut selera mereka.

Berbeda fakta-Nya. Adventus adalah kepastian Rencana Cinta Allah menyelamatkan manusia, citraNya. Adventus, menyambut sesuatu harapan pasti, yakni Cinta dan Keselamatan Allah yang nyata, Alfa dan Omega, termasuk diri manusia sebagai Imago Dei – Citra Allah.

Yang Terjadi di Kota dan Desa Indonesia

Sesuai pengalaman pribadi, dalam komunitas yang mayoritas Katholik, Masa Adventus sebagai bagian liturgi menjelang Pesta Natal, sangat dirasakan. Alasannya, suasana liturgi memang ditata khusus, agar kita umat merenungkan dan menghayati bahwa begitu besar karya Cinta Allah yang Maha Sempurna, Maha mengampuni dosa manusia, dengan menghadirkan diri-Nya dalam Yesus Kristus untuk menebus semua umat manusia.

Semua bacaan dan lagu liturgi masa Adventus, setiap tahun mempersiapkan umat Katolik untuk selalu merenungkan, menyadari dan mensyukuri Karya keselamatan Allah, sehingga harus mempersiapkan diri, menantikan kedatangan Yesus Kristus, pada pesta Natal, dengan sebuah persiapan jiwa raga selama 4 Minggu. Lalu, senantiasa bersiap dengan sukacita menyongsong kedatangan Yesus Kristus kedua kalinya membaww Sorga Abadi.

Maka aneh bagi umat Katolik, jika sudah merayakan Natal pada masa Adventus; bahkan hanya memutar lagu natal saja ada rasa bersalah. Kecuali yang latihan koor untuk tugas liturgi Natal nanti.

Konsekuensinya, umat Katholik sangat sulit terlibat perayaaan Natal, atas alasan apa pun, dengan umat Kristen lain, selama masa Adventus. Itu adalah masa persiapan menyambut Sang Juru Selamat – Yesus Kristus, dengan syarat makna, sebelum hari Natal dirayakan.

Dalam pengalaman sehari-hari, bagaimana kita sudah merayakan HUT diri atau keluarga, teman, dll, jauh sebelum hatinya?

Fakta zaman now di banyak kota besar, bahkan desa, ada perubahan fakta dan fenomena. Umat Katholik di satu pihak ikut aturan liturgi masa Adventus, tetapi di pihak lain ditantang ikut juga yang sosial prakmatis. Misalnya perayaan ekumenis dengan jemaat gereja lain; baik di lingkungan kerja kantor pemerintah, perusahaan BUMN dan swasta, serta kelompok sosial lainnya.

Ini memang dilematis, namun semakin lumrah terjadi, sambil otoritas organisasi gereja Katholik dan gereja Kristen lainnya pun masing-masing ada kebijakannya.

Lalu, apa makna liturgi masa Adventus dan perayaan Natal bagi diriku sekarang?

Inilah kondisi riil Milenial, khusus di kota besar, apalagi dengan adanya berhamburan penjelasan makna Adventus di media sosial, maka banyak praktik ditemui oleh umat Katholik. Baik yang sudah dewasa, maupun yang anak muda zaman now.

Ada semacam standar ganda yakni di internal gereja Katholik diupayakan mampu ditaati aturan liturgi Katholik. Namun dalam kehidupan praktis di lingkungan sosial, pekerjaan, kantor pemerintah, BUMN dan swasta, ya banyak umat Katolik terpaksa beradaptasi.
Dalam obrolan terbatas, sampai ada pertanyaan, “apakah mengikuti kegiatan natal ekumenis dan keterlibatan kita disana, selama masa Adven, sebelum Natal berdosa?

Makna Adventus untuk Kita Zaman Now

Hemat saya, pertama kembali kepada pilihan dan keputusan masing-masing umat Katolik. Bagaimana hal pragmatis itu dimaknai dan mau dilakukan ?

Kedua, jelas perlu kembali bertanya dan bangun komunikasi yang kondusif dengan lingkungan dan Paroki masing-masing.

Ketiga, hemat saya, perlu memperkaya makna sebagai umat Katholik tentang apa makna Adventus bagi imanku. Apa yang kunantikan, apa yang sangat rindu kusambut bagi imanku dan hidupku sebagai seorang Katolik? Apakah imanku sebatas mentaati aturan liturgi, atau jauh lebih luas dan lebih dalam tentang cinta dan kerinduanku akan menyambut Yesus Kristus Sang Juru Selamatku, dalam setiap langkah kehidupanku ?

Terakhir, kepada-Mu Yesus, kuundang Engkau sebagai Juru Selamatku, Tuhan dan Maha Guruku. Datanglah tuntun aku selalu, berilah jawaban terbaik bagiku, agar selalu melibatkan Engkau dalam setiap situasi hidupku, agar aku selalu mengandalkan Engkau, menjadikan Engkau Jalan Kebenaran dan Kehidupan bagi diriku yang lemah ini. Karena yang terpenting, adalah bagaimana mengikuti Engkau, dan Engkau memimpin seluruh hidupku. Engkaulah Tuhan dan Juru Selamatku, Engkaulah Andalanku. Amen.

Selamat memasuki masa Adventus untuk kita menyambut Natal.

Related Post