Oleh Simply da Flores, Harmony Intitute
TEMPUSDEI.ID (20/12/21)-Gubernur ke-7 Propinsi NTT memberikan “senyum penghabisannya” – bertepatan dengan momen Perayaan HUT-63 Propinsi NTT, 20 Desember 2021.
Bapak Frans Lebu Raya, 61 tahun, meninggal dunia di RS Sanglah, Denpasar, Bali, pada hari Minggu, 19 Desember 2021, pukul 13.20. Secara agama, pulangnya beliau bertepatan pada Minggu Adven ke 4, yakni 5 hari menjelang Perayaan Natal.
20 Desember 2021, tepat pada HUT Provinsi NTT ke 63, jenasah beliau kembali ke Kupang, Bumi Flobamora.
Mengiringi prosesi duka Gubernur ke-7 NTT, tulisan ini dibuat, sebagai ungkapan belasungkawa.
Senyum Sang Pejuang
Dari berbagai pengalaman interaksi langsung dengan alm. Pak Frans, saya mencatat bahwa beliau adalah sosok yang murah senyum kepada semua orang. Ekspresi keramahan itu menjadi semacam label, ketika sudah saling mengenal. Hal ini terlihat juga dalam dokumentasi berbagai media, selama beliau menjalankan tugas sebagai Gubernur NTT, selama dua periode, maupun sebelumnya sebagai Wakil Gubernur bersama alm. Piet Tallo.
Hal yang sama, sosok murah senyum, juga dialami rekan-rekannya dalam lingkungan Partai PDIP, yang menjadi rumah politik beliau. Kiprahnya di partai berlambang banteng moncong putih ini pun istimewa secara lokal maupun nasional.
Lalu, kembali ke tanah lahir Pak Frans Lebu Raya, di Lewotana Tadon Adonara, bumi Lamaholot di Kabupaten Flores Timur. Keluarga dan masyarakat Adonara mempunyai kebanggaan khusus atas salah seorang putra terbaiknya, yang dipersembahkan untuk kita di Flobamora – Propinsi NTT, maupun bangsa Indonesia.
Untuk kekhasan sosok beliau, kami persembahkan sebuah puisi, sebagai ungkapan terimakasih atas jasanya dan salam bagi kepulangan beliau menuju “kediaman abadi”.
SENYUMAN PULANG, SANG PEJUANG
Sang Pejuang,
engkau selesaikan catatanmu
pada Minggu Advent keempat
menjelang Natal,
perayaan datangnya Raja Penyelamat
Engkau pulang….
Sang Pejuang amanah Lewotana
Lewo Tadon Adonara
Tana lahir Lamaholot
Timu Matan Lera Gere
Engkau pulang….
Sang Pejuang Flobamora
Ketika didaulat rakyat
dua periode memimpin NTT
berjuang bersama rakyat Flobamora
membangun nusa tercinta
agar meraih hidup sejahtera
Engkau pulang…
Sang Pejuang murah senyum
Tinggalkan catatan karya amal
di lembaran sejarah NTT
di buku almanak Flobamora
pancarkan mentari dari Lorosae
untuk dinamika Bangsa Indonesia
bersama Partai PDIP
bersemboyan ‘demi wong cilik’
Engkau pulang Sang Pejuang
catatan dan jejak langkahmu
terpatri di nurani Lewotana
tertulis di sanubari NTT
tersimpan di ingatan Flobamora
tergores di prasasti PDIP
terkenang dalam memori bangsa
karena engkau telah berjuang
melakukan karya amal terbaik
dengan senyuman damba cinta
Sang Pejuang,
Selamat berpulang pada asalmu
pulanglah dengan damai
senyummu tinggal terpatri lestari
Anggur Merah, NTT dan Gemala
Ada tiga hal yang menjadi pengingat akan perjuangan Gubernur ke-tujuh ini untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan masyarakat Flobamora.
Anggur Merah, akronim dari program “Anggaran untuk Meningkatkan Kesejahteraan” melalui upaya pengembangan ekonomi keluarga. Ada banyak keluarga yang didukung dengan modal agar bisa hidup lebih baik secara ekonomi. Ada yang berhasil dan ada yang gagal dalam upaya ini.
Gemala, akronim dari “Gerakan Masuk Laut”. Sang pejuang murah senyum itu mengajak masyarakat NTT untuk bersahabat dengan laut. Laut menjadi ladang sumber rezeki dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. NTT memang sebuah provinsi kepulauan. Lautnya sangat potensial untuk sumber daya ekonomi.
NTT, akronim dari “New Tourism Territory”. Dalam melihat peluang pengembangan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat Flobamora, Frans tidak melupakan potensi pariwisata di NTT.
Perhatian untuk pengembangan bidang pariwisata sudah dikembangkan, dan dikumandangkan dengan akronim NTT. Sebuah upaya strategis, yang saat ini semakin gencar dilaksanakan.
Selamat jalan Sang Pejuang murah senyum. Terimakasih atas jasamu bagi seganap masyarakat Flobamora – NTT. Semoga damai jiwamu di kediaman abadi. RIP, Frans Lebu Raya.*