Fri. Nov 22nd, 2024

Luar Biasa! Sido Muncul Raih PROPER Emas KLHK 2 Kali Beruntun

Irwan Hidayat (Foto: EDL)

Luar biasa! PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk (SIDO) kembali meraih penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Pengelolaan Lingkungan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) 2021 dengan predikat penilaian emas. Anak perusahaan Sido Muncul, PT Semarang Herbal Indoplant yang bergerak dalam bidang ekstraksi bahan herbal juga turut menyabet penghargaan PROPER Biru.

Penghargaan PROPER Emas ini bukan baru pertama kali diraih oleh Sido Muncul. Sebab pada tahun 2020 lalu, Sido Muncul juga mendapatkan penghargaan dengan kategori serupa. Di tahun-tahun sebelumnya, Sido Muncul juga pernah mendapatkan penghargaan PROPER Biru sebanyak 3 kali dan PROPER Hijau sebanyak 4 kali.

Anugerah PROPER merupakan upaya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mendorong pengusaha untuk taat terhadap pengelolaan lingkungan. Adapun perusahaan yang mendapatkan kategori emas menunjukkan bawah perseroan telah menjalankan kinerjanya melebihi syarat yang telah ditentukan.

Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengatakan penghargaan ini sangatlah penting sebab dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.

“Buat saya di PROPER dapat emas ini penting karena PROPER-nya emas itu kan sebenarnya membuat konsumen menjadi lebih percaya. Jadi PROPER emas ini menumbuhkan kepercayaan masyarakat,” kata Irwan di Kantor Sido Muncul di Cipete, Jakarta, Selasa (28/12/2021).

Irwan mengatakan perhargaan tersebut sebagai bukti bahwa Sido Muncul merupakan perusahaan yang begitu peduli terhadap lingkungan. Menurut Irwan, kepedulian Sido Muncul terhadap lingkungan sudah ada sejak pertama kali perusahaan tersebut berdiri. “Kami Sido Muncul niat baik dari awal (untuk peduli terhadap lingkungan),” kata Irwan.

Sidomuncul terus dulang penghargaan.

Pembangunan IPAL Capai Rp 50 Miliar

Untuk merealisasikan hal tersebut, ada sejumlah langkah yang dilakukan oleh Sido Muncul, seperti membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan penanganan limbah padat pada 2012 dengan mengalokasikan dana yang tidak sedikit, yaitu mencapai Rp 30 miliar. “Kemudian saya lakukan, bangun IPAL. Kami minta tolong UNDIP (Universitas Diponegoro) dan dibantu oleh KLHK,” tambah Irwan.

Irwan mengatakan dirinya cukup bangga karena pembangunan IPAL sendiri jauh lebih cepat dari target yang ditentukan di awal, yakni 1,5 tahun. Tak hanya itu, IPAL yang dibangun pun selalu yang berkapasitas besar agar pengelolaan limbah menjadi lebih maksimal. “Kerjanya itu sebenernya targetnya 1,5 tahun tapi kami kerjakan 8 bulan,” terang Irwan.

Proses pembangunan IPAL pun tidak hanya berlangsung pada tahun 2012 saja. Irwan menjelaskan pihaknya juga kembali menganggarkan Rp 20 miliar untuk penambahan IPAL pada 2018. “Untuk operasional cost-nya (IPAL) kami anggarkan Rp 5 m per tahun,” kata Irwan.

Gelar Program CSV Sejak 1989

Lebih lanjut Irwan menjelaskan upaya yang dilakukan Sido Muncul untuk peduli terhadap lingkungan tidak hanya sebatas pembangunan IPAL saja. Namun, juga mengajak turut menjalankan program Creating Shared Value (CSV) untuk membangun kesejahteraan masyarakat. “Sido Muncul tuh sudah melakukan CSV sejak tahun 1989,” kata Irwan.

Pada tahun tersebut, Sido Muncul selalu membeli 2-3 ton kunyit segar dari para petani Karanganyar. Tidak hanya itu, Sido Muncul melakukan melakukan pembinaan kepada para petani di desa agar menghasilkan bahan baku yang berkualitas. “Kami bina petani, petani dikasih bahan, bahannya itu diserahkan ke kita dengan perjanjian harganya berapa, kita janji untuk beli kembali hingga hari ini,” ujarnya.

Hal serupa juga dilakukan oleh Sido Muncul melalui program tanaman Kapulaga di desa Sambirata, Banyumas, Jawa Tengah. Program tersebut telah menghasilkan penghasilan di desa tersebut sebanyak Rp 10 miliar. (adv/adv)

 

Related Post