TEMPUSDEI.ID-Paus Fransiskus melakukan percakapan yang menyentuh pada hari Sabtu (4/6) dengan seorang anak laki-laki Ukraina yang memintanya untuk mengunjungi Ukraina “untuk menyelamatkan semua anak yang menderita di sana sekarang.”
Percakapan berlangsung di Vatikan di mana Paus bertemu dengan 160 anak sekolah dari berbagai agama yang berpartisipasi dalam program “Treno dei Bambini,” bahasa Italia untuk “Kereta Anak”, sebuah inisiatif dari Dewan Kepausan untuk Kebudayaan bekerja sama dengan kereta api negara Italia.
Permintaan Paus Fransiskus untuk mengunjungi Ukraina datang dari seorang anak muda Ukraina bernama Sachar, yang meninggalkan Ukraina sebagai pengungsi dan sekarang tinggal di Roma, menurut Media Vatikan.
“Saya tidak punya pertanyaan tetapi permintaan: Bisakah Anda datang ke Ukraina untuk menyelamatkan semua anak yang menderita di sana sekarang?” tanya anak laki-laki itu.
“Saya senang Anda ada di sini. Saya sangat memikirkan anak-anak Ukraina, dan untuk itu saya telah mengirim beberapa kardinal untuk membantu di sana dan dekat dengan semua orang, dengan anak-anak,” jawab Paus, yang duduk di kursi rodanya.
“Saya ingin pergi ke Ukraina,” lanjutnya. “Saya hanya harus menunggu saat untuk melakukannya. Anda tahu, karena tidak mudah membuat keputusan yang bisa lebih berbahaya daripada kebaikan bagi seluruh dunia.”
Paus melanjutkan dengan mengatakan bahwa “minggu mendatang saya akan menerima perwakilan dari pemerintah Ukraina, yang akan datang untuk berbicara, juga untuk berbicara tentang kemungkinan kunjungan saya ke sana. Mari kita lihat apa yang terjadi.”
3 Juni menandai hari ke-100 perang di Ukraina. Menurut Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari, 4.183 warga sipil Ukraina telah tewas, 268 di antaranya adalah anak di bawah umur. Selain itu, 5.014 orang terluka, termasuk 427 anak di bawah umur.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi memperkirakan bahwa hampir 7 juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga sejak pertempuran dimulai, dan jutaan lainnya telah mengungsi dari rumah mereka ke bagian lain Ukraina. (Sumber: Catholic News Agency)