G edung Balai Budaya di Jl. Gereja Theresia No 47, Gondangdia, Jakarta terasa bergairah pada pagi 1 Desember 2022.
Pagi itu di halaman bangunan tua yang terkesan tak terawat itu diadakan pembukaan pemeran lukisan atau sketsa Romo Mudji Sutrisno SJ. Pameran berlangsung dari 1-9 Desember 2022.
Dalam pameran yang dimaksudkan untuk memperingati atau merayakan ulang tahun ke-40 tahbisannya sebagai imam Katolik itu, Romo Mudji menghadirkan 57 buah sketsa hasil olah pikir dan rasa.
Para sahabat, budayawan, murid-murid Romo Mudji hadir menyaksikan pameran ini yang dibuka oleh Merwan Yusuf.
Ketika memberi sambutan pembukaan, Romo Mudji antara lain mengatakan bahwa bangsa ini membutuhkan ruang-ruang kebudayaan, juga politik yang berkebudayaan. “Karena itu dulu saya masuk ke KPU sebagai anggota, tapi kemudian mengundurkan diri,” kata Romo tanpa menjelaskan alasan mundur.
Sebagian besar lukisan Romo Mudji adalah lukisan hitam putih. “Karena hidup kita sangat dekat dengan yang ‘hitam putih’, ‘benar salah’, yang dikotomis. Tapi sesungguhnya, realitas kita adalah abu-abu. Maka jika kita membuat yang abu-abu ini menjadi hitam melalui tebaran kebencian, hoax, maka Indonesia ini akan makin hitam nanti,” kata Romo Mudji.
Romo Mudji berharap, jalan kebudayaan menjadi pilihan untuk membangun Indonesia ke depan. (tD)