Tahun ini, Umat Islam merayakan Idul Fitri 1441 Hijriah di tengah merebaknya virus korona yang telah menjelma menjadi momok dunia. Meski dunia dihantui virus mematikan tersebut, Umat Islam tetap merayakan hari kemenangan tersebut dengan sukacita dan kebersamaan yang solid sebagai umat dan bangsa.
Intelektual muda NU Zuhairi Misrawi mengafirmasi hal tersebut ketika TEMPUSDEI.ID meminta tanggapannya. “Idul Fitri adalah momen yang menjadikan hati kita bersih dan suci dari noda dengki dan benci. Kita harus betul-betul membangun kebersamaan,” ujar pria yang akrab disapa Gus Mis itu.
Lebih jauh kata lulusan Universitas Al Azhar Cairo, Mesir itu mengatakan, dalam konteks keumatan dan kebangsaan, kita pun harus kembali ke fitrah Pancasila. Negeri ini harus semakin solid, bersatu dan menjauhi perpecahan dan pemecahbelahan. “Selama Pancasila dipedomani, kita akan mampu hadapi tantangan sebesar apapun,” ungkapnya yakin.
Pastor Paroki Santa Clara, Bekasi Utara, Romo Raymundus Sianipar, OFMCap juga menaruh perhatian pada semangat bernama solidaritas. Romo Ray yakin, oleh karena semangat solidaritas itu, sejak wabah korona merebak di mana-mana tumbuh semangat saling peduli yang sangat menggembirakan. “Sebagai bangsa yang bermartabat, telah kita lihat dan rasakan bagaimana seluruh rakyat bergerak bersama dalam berbagi serta saling membantu. Bahkan kegiatan rohani dan ibadah sesungguhnya tidak pernah berhenti,” kata Pastor asal Balige, Sumatera Utara itu.
Romo Ray sendiri berusaha menggerakkan umatnya untuk bersolider baik ke dalam maupun keluar. Hal ini konkret dalam pemberian bantuan kepada umat Paroki Santa Clara yang membutuhkan dan penyaluran bantuan ke berbagai pihak. Pada momentum Idul Fitri ini Romo Ray mengajak seluruh umat Santa Clara untuk membangun persaudaraan dengan umat Islam di sekitar mereka dalam berbagai cara yang baik dan bermartabat. “Pertama-tama dengan memberi rasa hormat dan menghargai Hari Raya Idul Firti sebagai hari raya yang agung bagi Saudara/saudari yang merayakannya. Rasa hormat tersebut boleh kita wujudkan dengan mengucapkan selamat dan melakukan gerakan berbagi kepada yang mengalami kesulitan. Dengan saling membantu, kegembiraan bersama semakin terwujud dan gerakan belaskasih akan merekatkan ikatan persaudaraan kita,” ujarnya dan mengucapkan: “Mewakili umat Gereja Santa Clara, Paroki Bekasi Utara, saya mengucapkan Selamat Merayakan Hari Raya Agung Idul Fitri 1441 Hijriah. Semoga setelah menjalankan dan mengalami hikmah indah selama bulan puasa, Saudara/i dipenuhi kegembiraan batin dan sukacita iman yang mendalam di tengah keluarga, masyarakat dan bangsa ini,” ungkap Romo Ray.
Sementara itu, Romo Johannes Robini Marianto, OP dari Pontianak mengabarkan bahwa tahun ini biaranya merayakan Idul Fitri bersama seorang sahabat Muslim yang sehari-hari tinggal di biara OP di Pontianak dan tidak bisa mudik.
Romo Robini tidak lupa mengajak baik umat Islam umat Katolik maupun umat beragama lain agar dalam sikap batin yang luhur, terus mengembang solidaritas yang indah, terutama bagi mereka yang benar-benar kewalahan dengan pandemik ini. Ia lalu mengutip kata-kata Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus yang mengatakan, “Karena pandemik ini meluas ke mana-mana, maka cinta kasih juga harus meluas ke mana-mana dan kepada siapa saja tanpa sekat.”
Anggota FKUB dari Keuskupan Agung Jakarta, Romo Antonius Suyadi berharap semangat Hari Idul Fitri menyuntikkan semangat baru dalam tubuh bangsa ini untuk tegar melawan virus korona. “Semoga kita semakin kuat sebagai bangsa dalam menghadapi pandemi ini. Mari kita ikuti protokol Pemerintah dalam menjalani kehidupan,” ujarnya.
Romo Suyadi juga meminta kepada Umat Katolik untuk tetap dan selalu menaruh rasa hormat kepada Saudara/saudari Muslim. ”Kita memang tidak mungkin saling berjabat tangan, tapi sampaikanlah ucapan selamat atas hari raya ini dengan tulus dan ikhlas. Kita adalah saudara sebangsa, setanah air, maka sewajarnya kita saling menghormati dan saling menjaga. Gunakan media sosial yang ada untuk saling menyapa dan saling memberi energi dalam kondisi darurat ini,” ajak Romo Suyadi.
Sementara itu, Romo Mudji Sutrisno SJ melalui baris-baris kalimat puitis mengatakan: Saat fitrah kita tak lagi bersekat/ saat manusia mau mendengar nuraninya dan menimbang di jernih budi/ maka sejatinya Anda/ saya/ kami/ dan kita semua adalah saudara// Selamat Idul Fitri saudaraku/ para sahabat kekasihNya// Mohon maaf lahir dan batin/ dan mohon persembahkan doa-doa untuk negeri. (tD)