Oleh Irwan “Sido Muncul” Hidayat
Konser Amal Bimbo di Net TV , TVRI & Metro tv, tepat pada Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2020 yang diselenggarakan Generasi Lintas Budaya bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Majelis permusyawaratan Rakyat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sudah berlangsung dengan baik dan lancar. Selain penampilan Bimbo , Ketua MPR dan sejumlah artis nasional, konser virtual tersebut juga menampilkan lelang sepeda motor listrik yang ditandatangani Presiden Joko Widodo. Kabarnya, konser amal itu berhasil mendapatkan donasi lebih dari Rp4 miliar, termasuk hasil lelang sepeda motor listrik Presiden Jokowi.
Konser amal, adalah kerja kemanusiaan yang bertujuan membantu sesama . Menyelenggarakan kerja kemanusiaan juga tidak mudah, apalagi dikerjakan dimasa pandemi covid-19. Konser amal Bimbo bukanlah yang pertama kali diselenggarakan di masa pandemi ini. Sebelumnya sudah ada Konser Didi Kempot yang diselenggarakan oleh Kompas tv ,yang mampu menggalang donasi Rp7,6 miliar lebih. Wajar jika orang kemudian membandingkannya, suatu hal yang tentu sudah dipertimbangkan oleh panitia.
Tapi, menurut saya, kerja kemanusiaan bukanlah suatu kompetisi , dalam hal seberapa besar jumlah donasi yang diperoleh. Kerja kemanusiaan, hemat saya, adalah upaya melaksanakan kewajiban untuk peduli dan berbagi kepada sesama. Yang menjadi ukuran keberhasilan adalah niat baik dan keikhlasan hati untuk berbagi . Oleh karena itu, membandingkan sebuah konser amal untuk kemanusiaan yang satu dengan yang lain tidaklah relevan. Bagi saya, setiap kerja kemanusiaan layak disyukuri ,diapresiasi, dan dihormati.
Lelang sepeda motor Presiden Joko Widodo dalam Konser Amal Bimbo, menurut saya juga sebuah upaya yang baik karena melibatkan banyak pihak, termasuk pengusaha dan masyarakat untuk ikut serta. Bahwa ketika pemenang lelang, M. Nuh, sebagai penawar tertinggi ternyata tidak memiliki uang, menurut saya juga sebuah berkah. Sebab, ketika M. Nuh diperiksa polisi, ternyata ia menyangka proses lelang tersebut adalah suatu cara memenangkan hadiah. Saya sungguh mengapresiasi kerja polisi yang memeriksa M. Nuh dengan hati nurani dan kemudian melepaskannya oleh karena tidak menemukan indikasi kesengajaan dan niat jahat.
Lelang sepedamotor yang diwarnai “peristiwa M. Nuh” itu memang bisa dengan mudah dianggap sebagai sebuah aib atau preseden buruk dan lain sebagainya. Tapi, bagi saya, M. Nuh adalah salah satu bentuk campur tangan Tuhan dalam kerja kemanusiaan. Berkat kehadiran M. Nuh, lelang sepeda motor Presiden Joko Widodo dapat mencapai harga Rp2,55 miliar. Tanpa kehadiran M..Nuh, lelang tersebut tidak akan ramai–bahkan saya yang ikut menawar pada malam itu, tidak kebagian saluran telepon.
Kita bersyukur karena sepeda motor tersebut dimenangkan penawar tertinggi kedua , yaitu keluarga pengusaha Hary Tanoesoedibyo. M. Nuh pun mendapat bantuan sosial dari pemerintah .Setiap kerja kemanusiaan, sejauh pengalaman saya, harus disyukuri, diapresiasi & dihormati. Mari terus bergerak dan berlomba membantu sesama yang sangat membutuhkan bantuan di tengah pandemic ini. Inilah perlombaan yang paling membahagiakan, sebab seluruh peserta menjadi pemenang di hadapan kemanusiaan dan Tuhan. “Selamat hari Idul Fitri 1441 Hijriah. Mohon maaf lahir batin.
BACA JUGA: https://www.tempusdei.id/2020/04/521/sido-muncul-siapkan-dana-15-m-untuk-ikut-lawan-covid-19.php