Pagi, menjelang penahbisan uskup baru untuk Keuskupan Jayapura pada 2/2/23, pelataran Katedral Kristus Raja Jayapura ramai oleh masyarakat yang bernyanyi dan menari. Kegembiraan tampak di wajah mereka.
Hari tahbisan ini merupakan hari amat berahmat setelah penantian yang sangat panjang (128 tahun) atas hadirnya uskup dari kalangan Orang Asli Papua (OAP).
Para penari menyambut para Uskup dan Imam yang akan mengikuti Misa penahbisan tersebut dengan sukacita.
Para uskup pun menyapa para penari. Mgr. Yanuarius Teofilus Matopai You menebar senyum dan mengacungkan jempol untuk para penari.
Tidak ketinggalan Uskup Mandagi, Uskup Keuskupan Agung Merauke, menyapa umat dengan senyuman dan kata-kata yang membesarkan hati.
“Hari ini saya sangat gembira sebab ada uskup baru untuk Jayapura. Semoga jaya, jaya dan jaya. Papua tanah damai, jangan bakalai-bakalai (berkelahi),” kata Uskup Mandagi sambil melayani sejumlah umat yang meminta foto bersama.
Untuk mendukung penahbisan uskup dan menyatakan kegembiraan, masyarakat ikut menyediakan aneka macam menu makanan lokal. Banyak umat rela menempuh perjalanan berhari-hari hanya untuk bisa menghadiri tahbisan uskup pertama asli Papua tersebut.
Salah satu tokoh Kerasulan Awam (Kerawam) Papua, drg Aloysius Giyai, M. Kes mengaku sangat bersuka cita. “Ini hari yang sangat penuh sukacita dan penting untuk umat Katolik di Papua. Kami sangat gembira ada uskup dari Orang Asli Papua. Namun, kami tetap bergembira andai bukan dari OAP. Toh Tuhan yang pilih melalui Paus,” ujarnya penuh haru.
Bertindak sebagai penahbis adalah Mgr. Piero Pioppo (Dubes Vatikan untuk Indonesia). Ikut mendampingi Uskup Penahbis Utama adalah Uskup Mgr. Leo Laba Ladjar OFM (Uskup Jayapura) dan Uskup Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC (Ketua KWI). (tD)