Dari catatan sejarah, Covid-19 tidak punya bandingan dalam 100 tahun terakhir. Belum pernah ada krisis seperti Covid-19 yang memaksa hampir seluruh negara menghentikan sebagian besar kegiatan ekonomi, pendidikan, keagamaan, sosial dan budaya. Belum pernah ada krisis seperti Covid-19 yang menyebabkan harga minyak, salah satu indikator perekonomian penting dunia, nilainya negatif!
Sekalipun krisis tersebut tidak ada bandingannya, Founder & Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya percaya dengan arti krisis dalam bahasa Mandarin, yaitu wei-ji, bahaya dan peluang.
Dalam pidato perayaan virtual 30 Tahun MarkPlus yang berlangsung pada tanggal 1 Mei 2020, Hermawan Kartajaya mengungkapkan, “Negara yang sering hidup dalam krisis seperti Korea Selatan, Taiwan dan Tiongkok, karena berada dalam ancaman perang yang bisa meletus sewaktu-waktu, merupakan bangsa yang paling cepat mengatasi krisis Covid-19!”
Apa yang terjadi di Korea Selatan, Taiwan dan Tiongkok di masa Covid-19 juga membuat Hermawan yakin bahwa corporate values yang selama bertahun-tahun disosialisasikan sepanjang waktu dan menjadi perilaku sehari tidak hanya membuat MarkPlus sigap bertransformasi di masa Covid-19, tapi juga siap berkontribusi lebih besar untuk Indonesia di masa 10 tahun mendatang. Values tersebut mencakup 3 Disciplines (Branded Operation, Customer Intimacy dan Product Leadership), 4 Passions (Passion for Knowledge, Passion for Business, Passion for Service, dan Passion for People) dan 6 Ethics (Trusworthiness, Respect, Responsibility, Fairness, Caring, dan Citizenship). Values tersebut bahkan menjadi faktor penting yang membuat MarkPlus terus berkembang dan berkontribusi lebih tinggi untuk Indonesia dalam smart journey selama 30 tahun.
Ketua Umum Forum Pimred dan Pemimpin Redaksi SWA adalah saksi hidup bagaimana Hermawan Kartajaya menghidupkan values MarkPlus. Tak lama setelah menyatakan bahwa brand is the ultimate value of marketing dalam insertion di majalah SWA di bulan Agustus 1994 berjudul Conceptual Marketing Plus 2000, Hermawan juga menjadi perintis survei merek terpopuler di Indonesia yang terus dijalankan majalah SWA hingga kini.
Dari sejarah panjang survei merek terpopuler Indonesia, terlihat bagaimana brand asli Indonesia menjadi lebih kuat, menjadi salah satu motor perekonomian Indonesia selama lebih dari 2 dekade terakhir.
Sukses Pasarkan Konsep Marketing
Kontribusi yang diberikan MarkPlus di Indonesia bukan hanya membangun kesadaran akan merek, tapi bagaimana memasarkan konsep marketing hingga diterapkan luas, bukan hanya dalam dunia bisnis tapi juga non bisnis, seperti kepolisian, pariwisata dan negara.
Berpijak dari pengalaman puluhan tahun sebagai guru Matematika yang bisa menyederhanakan intisari pelajaran Matematika, konsep pemasaran disederhanakan dalam 9 elemen inti pemasaran yang diringkas menjadi Positioning-Differentiation-Branding. Sehingga bukan hanya mudah dipahami oleh orang-orang dari dunia bisnis, tapi bahkan diterapkan sejumlah politisi daerah ketika membangun wilayahnya setelah UU Otonomi Daerah resmi dijalankan sejak tahun 2001.
Tentu saja krisis yang pernah terjadi di Indonesia dalam kurun waktu 30 tahun juga menjadi bagian penting dalam 30 tahun perjalanan cerdas MarkPlus. Krisis Asia di tahun 1998, membuka jalan kerjasama panjang antara Hermawan Kartajaya-MarkPlus dengan mahaguru pemasaran dunia Philip Kotler hingga kini, melalui penulisan berbagai buku pemasaran populer. Dimulai dari buku Repositioning Asia yang terbit di tahun 2000, ada 6 buku yang sudah dibuat bersama, termasuk buku Marketing 5.0: Technology for Humanity yang akan terbit di akhir 2020.
MarkPlus yang dijalankan aktif oleh 4 generasi berbeda, baby boomers, Gen X, Gen Y dan Gen Z dan memberikan kesempatan yang sama tanpa membedakan berdasarkan SARA. Paska krisis 1998, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, meminta MarkPlus melakukan branding Jogja, yang kemudian diwujudkan dalam logo dan tagline baru Jogja. Krisis keuangan global 2008, menjadikan usulan strategi pengembangan perbankan syariah Indonesia Indonesia yang dipresentasikan di hadapan Gubernur BI Boediono dan dihadiri antara lain KH Ma’ruf Amin, 2 tokoh yang kemudian menjadi Wakil Presiden RI, setelah disetujui dan diterapkan menjadi salah satu motor pertumbuhan impresif perbankan syariah Indonesia dari 2008 hingga 2019.
Berbagai kontribusi yang telah diberikan selama 30 tahun perjalanan cerdas, menjadikan MarkPlus memasukan Indonesia sebagai bagian dari corporate values, di mana berasal dan berpijak dari Indonesia tidak menjadi halangan untuk berperan di Asia atau bahkan dunia. Konsep marketing dan entrepreneurship yang dilahirkan MarkPlus di Indonesia, bisa diterima luas dan diterapkan di berbagai penjuru dunia.
Begitu pula dengan semangat menjadikan online dan offline berpadu sebagai OMNI, yang diluncurkan di tahun 2017, menjadikan MarkPlus lincah mempraktikkan WFH dan WFO di berbagai kota yang berbeda di Indonesia, sejak kebijakan tersebut diterapkan.
Mimpi 10 Tahun Mendatang
Secara resmi dalam perayaan virtual 30 tahun MarkPlus, Hermawan Kartajaya meluncurkan visi dan misi 2030 MarkPlus, di hadapan karyawan dan alumni serta mitra. Ada 2 Visi, yaitu sebagai Energy of Indonesia dan Asia’s Champion for World’s Inspiration. Sementara Misi-nya juga ada 2, yaitu, Marketing and Entrepreneurship dan OMNI Organization.
Pada 2 Mei 2020, MarkPlus menggelar webinar kebangsaan dengan tujuan agar bangsa Indonesia, sekalipun tidak berada dalam suasana yang sama dengan Korea Selatan, Taiwan dan Tiongkok, tidak hanya bisa bangkit lebih cepat dari krisis Covid-19, tapi juga bisa menjadi lebih maju sebelum 2030.
Melalui webinar tersebut, tiga tokoh, yaitu mantan Wakapolri Nanan Soekarna, Ketua Umum Forum Pimred dan Pimred SWA Kemal E Gani, serta Ketua Dewan Pers Indonesia dan ASEAN sekaligus mantan Mendikbud M Nuh, bersama Hermawan Kartajaya menggelorakan optimisme dan hati yang gembira sebagai energi positif seluruh lapisan bangsa, agar bisa lebih inovatif dan kreatif menghadapi Covid-19 dan paska Covid-19. (*/tD/EDL)