Jakarta (TEMPUSDEI) Dalam rentang waktu 27/4-3/5 MarkPlus, Inc. melakukan survei terkait kondisi sektor asuransi dan kebiasaan nasabah asuransi di era COVID-19.
Dalam survei dengan 105 responden tersebut, terlihat bahwa hanya 16,2% nasabah yang mengklaim asuransi selama COVID-19. Selain itu, 51,2% responden menganggap asuransi sebagai elemen sangat penting setelah mengetahui ada pandemi COVID-19. Lalu 51,4% responden langsung menghubungi asuransi mereka masing-masing di masa COVID-19, di mana hanya 50% yang merasa terpuaskan dengan layanan diberikan.
Di sisi lain, hanya 45,7% responden yang langsung dihubungi perusahaan asuransi di mana mayoritas atau 77% dihubungi lewat email. Dan 42% responden mencari informasi asuransi lain yang bisa melindungi mereka dari COVID-19, karena kurangnya pengetahuan akan produk asuransi sebelumnya apakah sudah terlindungi COVID-19 atau belum.
Atas hasil survei tersebut, Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya menilai, seharusnya industri asuransi sedang menikmati masa positif. “Saya menyebutnya windfall. Kalau di masa ini perusahaan Anda sedang tumbuh positif, seharusnya layanan pelanggan dimaksimalkan. Harus servicing. Jangan disia-siakan karena setelah COVID-19 momentum seperti sekarang tidak akan terjadi lagi,” ungkap Hermawan dalam MarkPlus Industry Roundtable online edisi keenam yang membahas sektor asuransi, pada Selasa (5/5) 2020. Lima edisi MarkPlus Industry Roundtable sebelumnya sukses dihadiri lebih dari 400 pengunjung yang masuk lewat aplikasi Zoom. Acara tersebut MarkPlus gelar bersama Jakarta Chief Marketing Officer (CMO).
Hal yang Hermawan katakan diakui juga oleh Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia Karin Zulkarnain. Ia melihat kurangnya edukasi nasabah terhadap produk asuransi masih menjadi pekerjaan rumah bagi industri ini. “Masa COVID-19 menjadi kesempatan buat brand untuk meningkatkan komunikasi terkait produk-produk asuransi. Selain itu brand harus mulai menggeser fokus layanannya menjadi online sebagai jawaban atas banyaknya masyarakat bekerja dari rumah. Jangan hanya branding dari segi bisnis, tapi saya setuju harus ada peningkatan edukasi dan layanan,” ungkap Karin.
Berjibaku Melayani Nasabah
Hal yang sama dialami oleh asuransi Sinar Mas. Perusahaannya yang mayoritas operasionalnya offline, kini harus berjibaku melayani nasabah dari rumah masing-masing. Salah satu yang dilakukan adalah mempersenjatai garda terdepan mereka seperti sales dan marketing untuk bekerja online dari rumah. “Sekarang agility nomor satu. Bagaimana transformasi dari yang serba offline menjadi online. Termasuk memonitor nasabah kami yang menjadi suspect maupun positif, semua online,” ungkap Direktur Asuransi Sinar Mas Dumasi Samosir.
Namun memang tidak semua pemain asuransi merasakan windfall atau tumbuh di saat COVID-19. Pemain seperti Jasa Raharja sudah pasti mengalami penurunan klaim asuransi dari biasanya. Itu dikarenakan mobilitas masyarakat menggunakan kendaraan berkurang.
Akan Terjadi Kenaikan
Menurut Direktur Manajemen Risiko dan Teknologi Informasi Jasa Raharja Wahyu Wibisono, terjadi penurunan klaim sebesar 30% di masa COVID-19. Ditanya seperti apa pasar asuransi setelah pandemi ini, Wahyu memprediksi akan terjadi kenaikan karena bertambahnya kesadaran masyarakat akan perlindungan. “Namun tetap tidak akan besar. Bukan masalah edukasi saja, tapi saya melihat ekosistem di kita memang belum siap,” terang Wahyu.
Terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup terpukul karena pandemi COVID-19 yang hanya 2,97%, Hermawan Kartajaya tetap melihat hal ini sebagai hal positif. Walau jauh dari angka biasanya di kisaran 5%, ia yakin angka tersebut masih jauh lebih baik dibanding negara-negara lain terdampak COVID-19. “Termasuk juga untuk pemain asuransi. Walau ekonomi turun, sekarang bisa menjadi momentum tepat untuk menunjukkan betapa pentingnya asuransi bagi nasabah. Sekali lagi harus maksimalkan layanan saat ini, agar pada saat COVID-19 selesai bisa tumbuh lebih baik dari sekarang,” tutupnya. (tD)