Menanggapi permintaan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno kepada Menkominfo untuk menghapus Injil dalam Bahasa Minangkabau dari Google play store, Calvin Pindo menulis surat untuk sang Gubernur. Berikut sekengkapnya:
Yth,
Bapak Irwan Prayitno
Gubernur Sumatra Barat
Salam
Pertama-tama, semoga Bapak berkenan menerima doa yang saya panjatkan, agar kiranya Bapak senantiasa ada dalam pemeliharaan Tuhan Yang Maha Esa. Agar Bapak tetap sehat dan diberi hikmat marifat dalam memimpin Propinsi Sumatra Barat.
Bapak pasti tak ingat saya walau pun kita pernah jumpa sekira dua tahun lalu [tahun 2018]. Saya masuk dalam satu rombongan yang Bapak terima di kediaman Bapak. Kami disuguhi kuliner khas Padang yang sungguh sangat lezat. Kami juga menyaksikan bagaimana Bapak menyanyi dan main drum – tak lupa Bapak mengenakan kaca mata hitam. Rancak bana.
Saya juga terpesona dengan kepiawaian Bapak berpantun, yang menurut tuturan Bapak sudah ada sekitar tiga ribu pantun yang Bapak tulis.
Itu kenangan saya tentang Bapak yang saya ingat. Namun, itu bukan hal yang pertama dan utama. Tak pentinglah hal itu.
Melalui tulisan ini saya ingin berterima kasih kepada Bapak, sebab ketika Bapak bersurat kepada Menkominfo RI c.q. Dirjen Aplikasi Informatikan terkait aplikasi KItab Suci Injil Minangkabau, sejatinya Bapak sudah dan sedang mengingatkan sebagian masyarakat Minangkabau yang beragama Kristen dan juga sebagian masyarakat Indonesia yang beragama Kristen bahwa di Indonesia ada Kitab Suci Injil berbahasa Minangkabau.
Dengan demikian, mereka yang tadinya tidak tahu, sekarang menjadi tahu. Yang tadinya tidak mencari, sekarang mencari. Yang tadinya tidak membaca, sekarang membaca. Ini hal yang luar biasa. Terima kasih Pak Irwan.
Membaca literatur, termasuk Kitab Suci, dalam bahasa ibu akan menolong si pembaca untuk memahami isi bacaannya dengan lebih baik. Senyampang dengan itu juga memelihara keberlangsungan bahasa ibu, di tengah gempuran berbagai bahasa asing saat ini. Bukankah ini sejalan dengan falsafah yang Bapak ajukan mengenai adat.
Menggunakan bahasa ibu adalah bagian dari adat yang mesti dijaga. Membaca dalam bahasa ibu adalah upaya menjaga dan memelihara adat.
Sekali lagi terima kasih, sebab dengan surat Bapak lah, orang Minang beragama Kristen dan sebagian masyarakat Indonesia beragama Kristen saat ini semakin tertarik untuk membaca Kitab Suci. Semoga dengan itu, seluruh perilaku orang yang beragama Kristen baik di Minang mau pun di Indonesia juga semakin tepat, baik, dan benar sesuai petunjuk Kitab Suci. Saya meyakini, setiap Kitab Suci pasti memberikan ajaran yang membawa kemaslahatan bagi sebanyak mungkin orang. Itulah sebabnya disebut Kitab Suci.
Sesuai arti kata Injil yang adalah Kabar Baik, biarlah ini juga menjadi kesempatan bagi pemeluk agama Kristen di Minang – khususnya – dan di Indonesia pada umumnya untuk terus menjadi pewarta Kabar Baik, dalam pikiran, tutur kata, dan tingkah laku.
Terima kasih Pak. Saya masih akan tetap mencintai masakan Padang, utamanya gulai otak.
Syabas!
Jan Calvin Pindo
desa136
050620
Gubernur ini rupanya bpsan di rmh karena covid 19 lalu memikirkan keanehan. Kasihan ya