Sejak awal 2015 Romo Sugiri menekuni minat barunya, yakni melukis. Hingga akhir hayatnya, dia telah menyelesaikan 309 buah lukisan dengan aneka tema dan ukuran. Sebenarnya ada 310 buah lukisannya, tapi lukisan ke-310 berjudul Colourful Land and Island yang ia lukis pada 6 Juni 2020 belum selesai. Dan ketika virus korona mulai memakan banyak korban, pada Maret 2020, Romo Sugiri membuat sebuah lukisan yang memvisualisasikan Yesus yang sedang menggendong seorang anak sakit berbalutkan pakaian bergambar bendera berbagai negara di dunia. Judul lukisan tersebut Jesus Heals Covid. Seperti pernah ia katakan kepada TEMPUSDEI.ID, ia hendak menjadikan lukisan sebagai sarana pewartaan.
Lantas, bagaimana minat tersebut ia tekuni? Semua dimulai ketika Wanita Katolik di Paroki Santa Theresia mengadakan kursus melukis. Saat itu, Sugiri menjadi moderator untuk kursus melukis itu. Pada saat itu, guru melukis yang didatangkan dari Bali memberikan kanvas, kuas, dan cat kepadanya sambil meminta dia ikut kursus juga. Permintaan tersebut langsung tersambung dengan jiwa apresiatifnya pada lukisan.
Sugiri pun ikut serta dalam kursus tersebut. Dari situ kesukaan melukis makin hari makin bertumbuh dan terasah. Karena Romo Sugiri adalah tipe orang yang tidak mau setengah-setengah, maka ia menekuni dunia melukis dengan sungguh-sungguh. Dia pun beberapa kali mengadakan pameran dan sempat menerbitkan buku Kumpulan Lukisan Romo Sugiri.
Romo Sugiri juga bukan tipe orang yang mempertahankan gengsi. Dia mudah dan tulus mengapresiasi orang lain, kendati orang tersebut jauh lebih muda darinya. Salah satu orang yang ia apresiasi adalah Romo G.P. Sindhunata SJ. Romo Sugiri tidak sungkan-sungkan menyatakan apresiasi pada pemikiran dan tulisan-tulisan Romo Sindhunata dalam berbagai buku dan media massa. Dan atas kekagumannya itu, ia membuat sebuah lukisan untuk Romo Sindhu berjudul The Punakawan. “Katanya, dia menyukai tulisan-tulisan saya. Dan karena itu, kata dr. Emon, dia melukis Punakawan untuk saya. Saya belum sempat mengambilnya, dia sudah dipanggil Tuhan,” kata Romo Sindhu melalui washap.
Jelas Romo Sindhu, Punakawan itu abdi, pelayan, hamba. “Maka kalau Beliau suka konsep Punakawan ini, mungkin karena seluruh hidupnya sebagai Yesuit dihayatinya sebagai hidup seorang abdi Kristus, yang selalu siap melayani sesama demi kerajaan Allah,” jelas imam yang sangat piawai menulis tentang sepak bola ini.
dr. Emon Winardi Danudirgo, salah satu dokter yang merawat Romo Sugiri saat menjalani perawatan di RS Sin’t Carolus, Jakarta menyebut Romo Sugiri sebagai pribadi yang amat terbuka mengikuti perubahan zaman, perkembangan ilmu, dan dinamika relasi sosial yang ada. Tampak ia selalu menghadirkan semangat optimis, pun di tengah ketidakpastian.
Dokter Emon mengaku belajar salah satu keutamaan hidup Romo Sugiri yang selalu mengatakan bahwa akal dan budi perlu disyukuri, dikembangkan dan dirawat untuk menjadi penuh, tumbuh manusiawi sebagai manusia yang bersosialisasi. (tD/EDL)