Mon. Nov 25th, 2024

Eleine Magdalena Satu dari Sangat Sedikit Awam Wanita Katolik yang Bakal jadi Doktor Teologi Katolik

Eleine Magdalena, penulis buku-buku renungan best seller
Eleine bersama Singgih suaminya dan kedua putra mereka. Foro: dokumen keluarga.

Bagi M. T. Eleine Magdalena, tidak ada kata terlambat untuk meraih ilmu. Karenanya, pada usia yang tergolong tidak muda lagi, ia kembali duduk di bangku kuliah. Sejak 2019 lalu ia menempuh studi doktoral ilmu Teologi di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Widya Sasana Malang. Saat ia meraih gelar doktor Teologi nanti, Eleine akan menjadi satu dari sangat sedikit teolog Katolik dari kalangan wanita awam.

Lantas, apa impian wanita kelahiran 1971 ini dengan studi tersebut? Sebagai orang yang aktif dalam berbagai kegiatan Gereja dan pelayanan, ibu dua putra ini, merasa ilmunya masih sangat kurang. “Makanya saya studi lagi. Soalnya, setelah hampir 25 tahun melayani sebagai pewarta, pengajar dalam retret, rekoleksi, seminar, dan lain-lain, rasanya bekal saya masih sangat kurang. Saya sangat bersyukur dapat kesempatan ini,” jelasnya penuh takzim.

Akunya, selama melayani, ia tidak memiliki banyak kesempatan untuk memperdalam ilmu, membaca hal baru, dan meneliti. Akibatnya, dia hanya mengulang-ulangi hal yang sama selama melayani, dan ini  membuat dia tidak berkembang atau kurang maksimal.

Yang membuatnya semakin bersyukur, dia tidak perlu meninggalkan keluarga untuk menempuh doktoralnya ke luar negeri. Maklum selama ini, jika ingin mengambil studi doktoral bidang Teologi Katolik, seseorang harus ke luar negeri.  Karenanya ketika tahun lalu STFT Widya Sasana Malang membuka program doktoral, dia langsung mendaftar dan ternyata diterima. Rasa syukurnya kian bertambah karena suaminya Paulus Singgih Hendra Wijaya mengizinkan.

Bagi Eleine, kesempatan menempuh studi  S3 benar-benar merupakan suatu jawaban atas kerinduannya yang lama terpendam. “Karena itu kehadiran S3 Teologi di kota Malang benar-benar hadiah besar. Saya tidak perlu tinggalkan keluarga,” ucap wanita yang ketika remaja bercita-cita menjadi wanita karier ini.

BACA JUGA: https://www.tempusdei.id/2020/06/1395/cinta-tuhan-mengatasi-prahara.php

Karena itu ia mengalamatkan rasa terima kasih kepada Prof. Dr. Armada Riyanto yang memrakarsai dan menjadi pimpinan program tersebut. “Ini sebuah upaya dan perjuangan yang sangat berarti untuk Gereja Katolik di Indonesia,” ujar penulis buku best seller “Menjadi Kekasih Tuhan dan Kekasih Suami” ini.

Tetap Tunduk pada Suami

Meski akan bergelar doktor, Master Pendidikan dari Nusantara Educational Institute ini merasa tetaplah sebagai istri yang harus patuh pada suami atas dasar Cinta dan ketaatan pada Firman Tuhan.

Sejauh ini, keterlibatannya dalam berbagai pelayanan pun berdasarkan izin suami—sebagai bentuk penundukan diri di hadapan Tuhan. Ia antara lain melayani sebagai Wakil Pelayan Umum di Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM), dosen tidak tetap di STFT Widya Sasana Malang untuk mata kuliah Bahasa Inggris (sebelumnya juga mengajar mata kuliah Metodologi Penelitian). 

Selain itu, dia juga menjadi pembicara awam dalam berbagai seminar dan retret di lingkungan gereja Katolik dalam pembinaan spiritualitas. Dan sejak Juli 2017, ibu dari  Dominikus Winner Mahendra Wijaya dan Yohanes Paulus Rayner Christo Wijaya ini dipercaya menjadi Ketua Komisi Kitab Suci Keuskupan Malang. (tD/EDL)

Related Post

Leave a Reply