Pontianak, Tempusdei.id – Seleksi calon Dirjen Bimas Katolik memasuki tahap akhir. Saat ini, sudah enam nama yang tersisa. Dalam waktu dekat ini, akan diumumkan tiga nama, yang kemudian akan dipilih satu orang untuk menduduki jabatan yang telah cukup lama lowong tersebut.
Satu dari enam nama itu adalah Drs. Ignasius Ik, SH. M.Si, yang sekarang menjabat Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat. Ignasius dinilai memiliki kapasitas mumpuni untuk mengemban amanah sebagai Dirjen Bimas Katolik.
Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Golkar, Adrianus Asia Sidot mengatakan, diperlukan orang yang memiliki kapasitas, kapabilitas, dan kompetensi untuk memegang jabatan Dirjen Bimas Katolik. “Bagi saya, Ignasius memiliki semua itu. Pengalaman birokrasi yang tak diragukan, pendidikan yang mumpuni menjadi modal utamanya,” kata Adrianus di Pontianak, kemarin.
Alasan lain, menurut Adrianus, jumlah umat Katolik di Kalimantan Barat yang terbesar kedua setelah NTT. “Besar harapan Pemerintah Pusat memberikan kepercayaan kepada Putra Dayak, Kalbar untuk menduduki jabatan ini,” katanya.
Adrianus yang merupakan legislator asal daerah pemilihan Kalimantan II itu mengungkapkan, selama dua periode kepemimpinan Jokowi tidak ada putra Dayak yang menduduki jabatan eselon I padahal dukungan masyarakat Dayak Kalbar kepada Jokowi tidak diragukan lagi.
Ketua Pemuda Katolik Komisariat Kalimantan Barat, Maskendari mengungkapkan, pemerintah pusat mestinya memberikan peluang kepada birokrat di daerah untuk berkarya di tingkat pusat. “Banyak pemimpin baik yang lahir dari daerah. Selama ini, mereka kurang diberi kesempatan untuk berkarya di level nasional,” kata Maskendari di Pontianak, kemarin.
Maskendari mencontohkan Presiden Joko Widodo yang berasal dari daerah. Dia kemudian mampu mengubah wajah Indonesia di mata dunia internasional. “Saya kira, ini saatnya pemimpin-pemimpin di daerah diberi peluang,” kata Maskendari.
Ia menambahkan, perlu dicari figur-figur dari daerah yang memiliki leadership mumpuni di birokrasi, yang memiliki kemampuan manajerial bagus, baik internal maupun eksternal. “Menurut saya, Ignasius memiliki itu semua,” katanya.
Hal serupa disampaikan Direktur Cerdas Demokrasi Indonesia, Krisantus Heru Siswanto. “Saya kira, Ignasius layak diberi amanah itu. Sebagai orang Kalbar, kami rindu ada birokrat sejati dari daerah ini mengemban amanah tersebut,” katanya.
Heru menambahkan, Kalimantan Barat memiliki penganut Katolik kedua terbesar di Indonesia. “Sebuah penghargaan bagi kami, bila ada putra daerah ini yang mengemban amanah sebagai Dirjen Katolik. Kerinduan seperti ini sudah lama kami nantikan. Kami berharap, pemerintah pusat bisa melihat hal ini sebagai bahan pertimbangan,” katanya.
Ignasius, kata Heru yang juga Ketua Aliansi Peduli Peladang Kalimantan Barat ini, cukup dikenal luas di kalangan umat Katolik. “Ia (Ignasius) juga sangat aktif dalam organisasi Katolik. Saya kira dia sangat pantas,” kata Heru.
Heru juga sepakat dengan Aloysius Lele Madja, mantan Duta Besar RI untuk Chili. Heru juga menyarankan agar orang sekaliber Adrianus Meliala tetap dengan jabatan publik sekarang dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menduduki kursi Dirjen Bimas Katolik. “Saya sepakat dengan Lele Madja. Adrianus sebaiknya tetap pada posisinya yang sekarang. Perlu memberi kesempatan pada orang lain untuk mengisi jabatan lainnya,” kata Heru.
Kristianus Atok dari Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional berharap, pemerintah pusat memilih Ignasius Ik sebagai Dirjen Bimas Katolik. “Sejak Indonesia merdeka, belum pernah orang Dayak mengemban jabatan itu. Padahal, mayoritas orang Dayak adalah penganut Katolik. Inilah momen yang pas. Ignasius memiliki kapasitas untuk mengemban jabatan itu,” kata Atok.
Atok menambahkan, sudah saatnya orang Kalimantan dipercaya menjadi dirjen Bimas Katolik, apalagi di Kalbar umat Katolik cukup signifikan. “Pemerintah pusat perlu menciptakan suasana representasi semua suku bangsa yang kompeten untuk juga menjadi pejabat di berbagai kementerian. Ini penting dalam rangka NKRI. Orang Dayak juga perlu diberikan peran penting,” kata Atok.
Ignasius Ik saat dihubungi, kemarin, mengungkapkan alasannya mengikuti seleksi calon Dirjen Bimas Katolik. ”Saya ingin menginspirasi sekaligus mendorong teman-teman birokrat di daerah untuk menjajaki peluang berkarya di level pusat,” katanya.
Seleksi calon Dirjen Bimas Katolik yang berlangsung sejak Maret 2020 itu, sudah menyisakan enam nama, yakni Adrianus Meliala, Agustinus Wisnu Dewantara (dosen Sekolah Kateketik Madiun), Suparman (Eselon II pada Kementerian Kemaritiman), Yohanes Bayu Samoedro (dosen pada sebuah sekolah tinggi), Jelamu Ardu Marius (Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT), dan Ignasius Ik (Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat). (D. Budiono, kontributor Kalbar)
Peta Politik Indonesia berpengaruh pada struktur birokrasi Pemerintahan dan sistim politik. Inilah wajah Indonesia. Kt menunggu amanah itu dari rezim pemerintah. Siapa yang dipilih itu yang terbaik bagi Negara ini dan Gereja Katolik Indonesia. Salam NKRI.