Fri. Nov 22nd, 2024
Katika kacau balau oleh berbagai persoalan. Ist

Oleh Romo Felix Supranto, SS.CC, Menulis sejumlah buku “best seller” kumpulan renungan.

Romo Felix Supranto, SS.CC

 Pada suatu hari, saya bersepeda bersama kawan-kawan saya menuju sebuah desa. Kami bertemu dengan seorang bapak yang mengalami PHK lima bulan sebelumnya dari pabrik tempat ia bekerja.  Kini ia beternak  bebek dan cukup berhasil.

Ketika pertama kali menerima keputusan PHK itu, ia terus menerus mencari jawaban atas kenyataan tersebut. Ketika ia terus menerus terpikir tentang situasi itu,  ia semakin dilanda  kekuatiran. Syukurlah ia menyadari bahwa tidak semua keadaan dapat ia kendalikan.

Ia mengatakan, “Romo, daripada saya menghabiskan tenaga untuk mengendalikan keadaan, lebih baik saya menggunakan tenaga untuk mengendalikan kekuatiran saya sehingga pikiran saya jernih untuk dapat melakukan sesuatu secara tepat dan benar. Sekarang ini hampir seluruh keluarga di desa ini memiliki berbagai macam ternak atau bertani. Di tengah situasi yang sulit  akibat pandemi ini, hidup kami  dicukupkan dengan  usaha kami sendiri”. Pendek kata, bapak tersebut tidak mau stress dengan keadaan.

Stres dan kekuatiran dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental kita. Secara fisik, hal itu bisa menyebabkan ketegangan otot dan sakit kepala. Secara mental, stress dapat menaikkan kecepatan detak jantung  serta dapat menyebabkan kegelisahan, depresi, dan sulit tidur.

Ketika kita kuatir, kita  mencari berbagai jawaban atas persoalan-persoalan kita “mengapa … mengapa ….. jika ….. jika ..,.” dengan harapan bahwa kita dapat mengendalikan situasi dalam hidup kita. Kita tidak mungkin dapat seratus persen mengendalikannya karena hanya Allah yang dapat melakukannya.

Daripada mengggunakan tenaga kita untuk mengendalikan keadaan dan orang-orang di sekitar kita, kita sebaiknya menggunakannya untuk mengendalikan diri kita sendiri. Daripada kita menguatirkan  hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan, sebaiknya kita mengendalikan kekuatiran kita.

Kita tidak bisa mengurangi stres kecuali kita mau belajar berpikir secara benar. Berpikir secara benar berarti berpikir dengan baik untuk dapat melakukan terbaik sambil mempercayai Allah akan membantu kita dalam menyelesaikan problema kita.  Kekuatiran atas persoalan kita hanya membuatnya lebih parah.

Allah tidak menghendaki kita hidup di dalam tekanan stress. Ia telah menganugerahkan kepada kita jalan untuk dapat menghindarinya. Simak pesan ini: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu” Yohanes 14:1).  Allah tidak menciptakan kita sebagai orang yang penuh kekuatiran.

Untuk dapat menghindari kekuatiran, kita harus memilih berpikir positif. Ketika  kita menjadi orang pasif di masa-masa sulit ini, pikiran kita akan dipenuhi dengan kekuatiran, ketakutan, dan kegelisahan. Kita dapat menghindari stress yang menguras tenaga kita dengan memutuskan untuk memikirkan cara terbaik  dan tepat untuk menyelesaikan persoalan kita

Untuk dapat menghindari stress, selain dengan berpikir positif, kita harus selalu bersandar pada Allah dan memohon kekuatan dan kemampuan kepadaNya untuk dapat melalukan yang perlu kita lakukan.  Kita membutuhkan pertolongan Allah dalam setiap jalan yang kita putuskan. Allah menghendaki  kita tergantung secara total kepadaNya dan bukan mengandalkan kekuatan kita sendiri: “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri” (Amsal 3 : 5).

Salam Tangguh

Related Post

Leave a Reply