Wed. Oct 30th, 2024
Saat rasa khawatir melanda. (ilustrasi)

Oleh Romo Felix Supranto, SS.CC

Romo Felix Supranto, SS.CC

Ada seorang yang  tak putus-putusnya dilanda kekhawatiran. Dia sungguh tidak nyaman dan berusaha mengatasi. Caranya, setiap hari Rabu, ia menulis segala sesuatu yang menyebabkannya khawatir lalu memasukkannya ke dalam sebuah kotak. Ia menamai kotak itu “kotak kekhawatiran”.  Ketika membuka kotak tersebut pada minggu berikutnya, ia sadar bahwa sebagian besar persoalan yang menyebabkannya khawatir, ternyata telah diatasinya.

Kekhawatiran dapat menimbulkan kesedihan, ketidaktenangan, kegelisahan,  dan kebingungan. Kekhawatiran merupakan akibat dari  terus-menerus memikirkan persoalan kita. Sikap yang  bijaksana dalam menghadapi persoalan adalah mengambil waktu sejenak untuk memikirkan dan merenungkan apakah  ada suatu tindakan yang perlu kita ambil untuk membuat situasi kita menjadi lebih baik. Sebaliknya, membiarkan persoalan bersarang dalam pikiran kita seperti sebuah beban berat dalam waktu yang lama bukanlah suatu sikap yang bijaksana.

Semakin kita khawatir, semakin kita mengalami ketegangan dan akhirnya kita semakin merasakan kesedihan dan keputusasaan.  Pikiran-pikiran kita memengaruhi emosi kita.  Jika kita terus menerus berpikir tentang hal-hal yang buruk, kita bisa sangat sedih sampai ingin berteriak sekuat-kuatnya ataupun merasa telah kehilangan akal. Jika seperti ini, kita telah menyerahkan kendali pikiran kita kepada  pencuri kedamaian batin kita. Ingat, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10 : 10).

Hal yang perlu kita sadari adalah bahwa kekhawatiran hanyalah memboroskan waktu dan tenaga kita. Kekhawatiran menciptakan stress di dalam tubuh kita. Stress yang cukup lama memiliki banyak pengaruh yang dapat menghancurkan hidup kita.

Ketika kita merasakan kesedihan, kita sebaiknya bertemu dengan orang yang memiliki pikiran positif sehingga memengaruhi kita dalam mengambil sikap yang tepat sebelum hidup kita dihancurkannya.   Dan yang paling penting adalah  kita datang kepada Allah dengan membawa kotak kekhawatiran kita kepadaNya dan memohon kepadaNya  untuk menunjukkan perubahan-perubahan yang harus kita lakukan agar kita dapat mengatasi persoalan-persoalan yang menyebabkan kekhawatiran : “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.  Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”(Matius 11: 28 -29). Buah dari doa adalah Allah akan menganugerahkan kepada kita kebijaksanaan dalam mengambil keputusan untuk dapat mengatasi hal yang membuat kita mengalami kekhawatiran: “Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5: 7).

Salam Tangguh

Romo Felix Supranto, SS.CC

Related Post

Leave a Reply