Wed. Oct 30th, 2024

Sastrawan Eka Budianta Motori Penerbitan Buku OBITUARI untuk Romo Markus Marlon MSC

Romo Markus Marlon saat mengunjungi sahabatnya Agust Dapa Loka di Sumba, NTT beberapa tahun lalu.
Scribere Jussit Amor (ilustrasi)

Untuk mengenang kebersamaan dan persahabatan dengan Romo Markus Marlon, MSC, Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias akan menerbitkan sebuah buku berisi kenangan dan refleksi para sahabat untuk Romo Markus.

Rencana tersebut dimotori sastrawan sekaligus kolumnis Eka Budianta. Sedangkan Lisbeth Ho dari Salatiga bertugas mengumpulkan, menyunting naskah-naskah. Untuk melengkapi sumbangan tulisan dari para sahabat Romo Markus, Lisbeth juga mewawancarai sejumlah pihak. “Ada juga yang tidak sempat menulis lalu hanya mengirim rekaman suara. Ini yang perlu sedikit kerja keras,” ujar Lisbeth.

Selama bergabung dalam Komunitas DG, Romo Markus dikenal sebagai imam yang rajin menulis dengan gaya penulisan yang lincah, bernas dan berbobot. Dengan wawasannya yang cukup luas karena bacaannya yang kaya dan minatnya yang sangat besar pada dunia menulis, dia memberi pengaruh sangat positif kepada para anggota untuk meningkatkan minat baca dan menulis.

Hampir setiap hari Romo Markus memosting tulisan-tulisan pendeknya yang merupakan hasil permenungan atau solilokui atas berbagai hal yang dia anggap penting dan relevan bagi pembaca atau para sahabatnya. Kemampuannya mengolah kata-kata dan ungkapan dalam Bahasa Latin dan berbagai karya sastra klasik merupakan ciri yang paling khas tersua dalam tulisan-tuliisannya. Lebih dari itu, Romo Markus bersedia terlibat dalam diskusi secara hangat.

Menggairahkan Semangat Literasi

Komunitas Deo Gratias memiliki lebih dari 3.500 anggota yang selalu berinteraksi setiap hari khususnya menyangkut dunia literasi. Ada yang memosting karyanya melalui grup WA atau Grup FB lalu terjadilah berbagai diskusi menarik.

Komunitas ini juga sering melakukan temu darat dan memberikan pelatihan menulis kepada berbagai komunitas. Dari berbagai pelatihan itu, dengan inisiatif beberapa anggota diterbitkanlah buku-buku yang berisi karya para peserta pelatihan dan anggota lainnya.

Hal unik lain dari komunitas ini, setiap kali ada anggotanya yang meninggal atau merayakan peristiwa penting dalam hidupnya diterbitkan sebuah buku.

Tentang semangat menerbitkan buku bagi anggota, Eka Budianta menjelaskan, ini sebagai cara orang melek literasi saling menghargai dan menghormati. Cara ini pula Eka dan kawan-kawan maksudkan untuk menggairahkan semangat membaca dan menulis di kalangan masyarakat.

Seperti dijelaskan Lisbeth, buku berjudul Dewi Cinta Menyuruhku Menulis – Scribere Jussit Amor ini akan diluncurkan bertepatan dengan peringatan 40 hari meninggalnya Romo Markus Marlon (13 September 2020). Sekadar informasi, Scribere Jussit Amor adalah ungkapan terkenal dalam Oedivus Rex, sebuah drama tragedi klasik Athena gubahan Sofokles.  Drama ini pertama kali dipentaskan pada tahun 429 SM.

Romo Markus meninggal pada 5/8/20 di di Pastoran Paroki St. Yosep, Dumaring, Talisayan, Berau, Kalimantan Timur. Ia kelahiran Playen, Gunung Kidul (Yogyakarta), 22 Januari 1966.

Diketahui Romo Markus sudah lama mengidap diabetes. Terakhir trombositnya rendah dan sangat kelelahan setelah mengunjungi dan melayani umatnya yang kebanyakan pengerja di ladang sawit.

Semestinya terhitung 2 Agustus Romo Markus tidak di Kalimantan lagi sebab oleh pimpinannya ia dipindahkan ke Sulawesi Selatan, namun karena umat di Paroki Dumaring masih ingin bersamanya satu minggu lagi, maka keberangkatannya ditunda tanggal 9 Agustus. Namun apa boleh buat, Tuhan berkehendak lain, perjalan Romo Markus berubah haluan, justru kembali ke rumah abadi bernama Surga Baka pada 5/8.

Jika pembaca tempusdei.id berminat memiliki buku tersebut, silakan mengontak Lisbeth Ho di 085725037107. (tD/EDL)

Related Post

Leave a Reply