“Terima kasih telah datang ke dalam hidup saya. Anda telah mengubah hidup saya. Pada hari saya menemukan Anda, iman saya semakin kuat. Tuhan mengirim kami ke sini untuk suatu tujuan,”Azita Milanian menangis saat melihat Matthew Christian Whitaker, pria yang “diselamatkannya” dari kematian akibat dikubur hidup-hidup oleh seseorang.
Pada 18 Mei 2018, Azita Milanian dan Matthew diundang menjadi tamu di acara On Air with Ryan Seacrest. Saat itu, Milanian yang sudah berusia 58 tahun memeluk Matthew, dengan air mata membasahi pipinya. Milanian berkata, “Hari ini adalah pemenuhan impian saya. Saya sudah menunggu selama 20 tahun. Anda persis seperti yang saya bayangkan. Saya menebak ukuran Anda, semuanya. Terima kasih telah datang ke hidup saya. Anda mengubah hidup saya,” sambil memeluk Matthew.
Lantas, bagaimana kisah Milanian menemukan Matthew? Hari itu pada Mei 1998, Azita Milanian menolak undangan seseorang untuk sebuah kelas salsa. Dia tidak tahu mengapa ia menolak. Ia justru ingin pergi joging dengan Labrador-nya di pegunungan terdekat.
Saat itu, wanita yang mengenakan kaus tentang aktifitas membantu anak yatim itu ia memarkir mobilnya satu blok lebih dekat, tidak seperti biasanya. Hal-hal yang tampak “kebetulan” itu meyakinkan dia bahwa tidak ada kebetulan dalam hidup.
Dua Kaki Kecil dan Tangisan
Selama bertahun-tahun Milanian berdoa agar Tuhan memberi tahu yang bisa dia lakukan untuk anak-anak terlantar, yang hidupnya selalu menyentuh hatinya. Dia sudah terlibat dalam pekerjaan amal, mengumpulkan uang untuk rumah anak-anak, tetapi merasa bahwa dia bisa berbuat lebih banyak.
Malam itu di pegunungan ada sesuatu yang menarik perhatian anjingnya. Karena terganggu, mereka berhenti di semak-semak dan berusaha menyendengkan telinga. Tiba-tiba dia melihat dua kaki kecil mencuat dari tanah dan mendengar rintihan tangisan yang nyaris tak terdengar.
Ternyata itu adalah bayi laki-laki yang baru lahir beberapa jam sebelumnya. Dia dibungkus dengan handuk biru, dibaringkan di lubang di tanah dan ditutupi dengan tanah. Tali pusar masih menempel di perutnya. Milanian segera membersihkan mulut dan hidungnyalalu menelepon 991, meskipun terputus beberapa kali. Dia bergegas ke jalan dan menghentikan mobil yang lewat. Dia meminta supir untuk memberi tahu paramedis.
Sambil menunggu ambulans, Milanian berusaha menenangkan sang bayi. Dia memeluknya dan berkali-kali berkata, “Jangan mati, tolong, jangan mati. Saya tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku menyayangimu.”
Anak itu dilarikan ke rumah sakit dan segera pulih. Direktur departemen neonatologi Rumah Sakit Memorial Huntington menyebutnya sebagai keajaiban. Banyak orang tersentuh oleh kisah tersebut lalu menyumbangkan mainan, pakaian, dan uang.
Milanian sangat ingin menjaganya, tetapi dia tahu ini bisa berbahaya. Siapapun yang membaca koran atau menonton program berita TV tentang cerita itu akan tahu bagaimana menemukan anak itu.
Dalam beberapa bulan, ada orang tua yang menjadi orang tua angkat anak laki-laki itu, dan Milanian kehilangan kontak dengannya. Awalnya, dia mencoba berjuang untuk bisa mengetahui keberadaan bayi laki-laki itu, tapi dia ditolak dan akhirnya menyerah. Dia yakin bahwa suatu hari dia akan menemukannya.
Situasi tersebut menginspirasi Milanian mendirikan sebuah yayasan amal untuk membantu anak yatim piatu di seluruh dunia bernama Children on One Planet.
BACA JUGA: https://www.tempusdei.id/2020/09/2174/menyertakan-sang-guru-dalam-percakapan-sehari-hari.php
(Disadur oleh EDL dari tulisan berjudul “She found a baby buried alive. They reunited 20 years later” di aleteia.org)