Sebagai seorang pencipta lagu dan penyanyi, Yos Uran mempunyai cara tersendiri untuk menyatakan hormat, kekaguman dan cintanya. Pun setelah ia mengikuti pemberitaan mencengangkan tentang seorang remaja ganteng, cerdas, menyukai sepakbola dan sangat menguasai teknologi komputer serta sangat mencintai Ekaristi bernama Carlo Acutis.
Remaja yang meninggal pada usia 15 tahun ini memiliki devosi yang sangat tinggi kepada Ekaristi. Dari pengalaman imannya, ia menyebut Ekaristi sebagai jalan toll menuju surga. Sangat mengagumkan bahwa dari seorang anak belia muncul refleksi yang sangat dalam maknanya.
Sri Paus Fransiskus mengatakan pada Minggu (11/10/2020), kehidupan Carlo Acutis memberikan kesaksian bagi para remaja bahwa kebahagiaan sejati ditemukan dengan mengutamakan Tuhan.
Sangat kagum atas hidup Carlo, Yos Uran menciptakan lagi himne untuk orang kudus paling muda dalam sejarah Gereja Katolik itu. “Terharu, bangga, gembira memiliki seorang anak muda yang dipilih menjadi Beato,” aku Yos.
Yos pun menjuduli lagunya Ekaristi, Jalan Toll Menuju Surga (Pujian kepada Beato Carlo Acutis dari Assisi). Berikut lirik lagunya:
- Hadir di tengah dunia, hamba Tuhan yang setia…Yang patut dihormati dan diteladani…
Refren: Beato Carlo Acutis, engkau yang kudus dari Asisi… Pewarta mujizat ekaristi, perwarta kasih Tuhan…
- Cintamu pada Ekaristi… kau tunjukan kepada dunia… Jalan menuju surga, dalam Ekaristi… (Refren)
- Tuhan telah memilihmu, yang muda, ceria, dan saleh… Dengan iman yang teguh, jalani hidupmu… (Refren)
Silakan nikmati lagu racikan Yos, seorang seniman yang telah menciptakan lebih dari 400 lagu ini. Berikut linknya: https://youtu.be/XjPCxpBXX5A.
Seperti dijelaskan Yos Uran, lagu tersebut tercipta di tanggal 08 Oktober 2020. “Muncul secara spontan di saat melihat banyak postingan sekitar menyongsong beatifikasi Carlo,” kata Yos. Dalam benaknya ia berkata, luar biasa seorang anak muda cerdas, yang memiliki panggilan hidup yang saleh dan sangat mencintai Ekaristi. Carlo luar biasa hadir di tengah abad milenial yang sedang bergejolak. “Dia anak muda yang cerdas, saleh, hadir memberikan inspirasi kepada kita semua bahwa media komunikasi modern hendaknya kita gunakan demi pewartaan Injil, pendalaman iman, dan menyejahterakan kita di dunia ini,” kata Yos penuh takzim.
“Dari sanalah saya terpanggil harus mempersembahkan satu karya pujian kepadanya,” aku Yos lagi.
Carlo lahir pada 3 Mei 1991, di London, tempat orang tuanya bekerja. Hanya beberapa bulan kemudian, orang tuanya, Andrea Acutis dan Antonia Salzano, pindah ke Milan.
Saat remaja, Carlo didiagnosis menderita leukemia. Dia mempersembahkan penderitaannya untuk Paus Benediktus XVI dan Gereja. Dia mengatakan, “Aku mempersembahkan semua penderitaan yang harus aku derita untuk Tuhan, untuk Paus, dan Gereja. “
Carlo meninggal pada 12 Oktober 2006 dan dimakamkan di Assisi atas permintaannya, karena cintanya kepada Santo Fransiskus Assisi. Digelari beato (yang berbahagia). Digelari beato pada Minggu,10/10/20) di Assisi, Italia. (tD/EDL)
Bagus