Oleh Pater Remmy Sila, CSsR, Superior Misi Samoa Kongregasi Redemptoris untuk Provinsi Oceania
Pada hari ini, Yesus mengundang kita untuk menjadi lebih sadar akan kehadiran dan karya Tuhan dalam seluruh hidup kita dan dalam setiap kejadian sepanjang hidup kita. Tuhan sendirilah yang telah memanggil kita untuk memahami dan mengakui karya-Nya atas kita semua, terutama melalui kejadian-kejadian dalam hidup kita. Kita tidak boleh mempersempit pandangan kita tentang Tuhan. Tuhan melampui segala sesuatu. Tuhan hadir dalam semua. Dan dalam keterbukaan pandangan ini, kita tetap diundang untuk percaya bahwa Kristus hadir di dalam Gereja kudus-Nya dan dalam ajaran Gereja-Nya. Dan karena itu, kita tidak pernah boleh mengabaikan kehadiran Tuhan dan kebesaran-Nya dalam Gereja-Nya dan dalam sesama kita.
Dalam Yes 45: 1, 4-6, Nabi Yesaya berbicara tentang peran Koresh sebagai bagian dari rencana Tuhan. Kebanyakan orang pada masa itu tidak akan berpikir seperti itu. Bagi Kaum Terpilih (bangsa Israel), hanya merekalah yang menjadi bangsa pilihan Allah dan selalu dalam rencana Allah. Untuk budaya lain, ada pemahaman yang sama sekali berbeda tentang Tuhan atau dewa. Namun Yesaya mampu melihat tangan Tuhan melalui Koresh dan menyatakan bahwa Koresh adalah alat Tuhan.
Tantangan bagi kita di zaman modern dan serba canggih ini adalah kemampuan sekaligus kerendahan hati untuk melihat segala sesuatu yang terjadi sebagai bagian dari rancangan Tuhan. Tuhan adalah Tuhan. Semua hal terjadi sesuai dengan rancangan dan rencana-Nya. Bahkan ketika kita memberontak secara langsung melawan-Nya, Dia mampu secara kreatif memasukkan pemberontakan kita ke dalam rencana-Nya dan memberikan kita kesempatan baru. Bahkan para teolog terbaik dan terhebat sekalipun dari semua tradisi dan segala zaman belum mampu menjelaskan sepenuhnya rahasia rencana Tuhan ini. Hanya iman kepada Tuhan dan di dalam Yesus Kristus yang memungkinkan dan memampukan kita untuk melihat karya Roh Kudus dalam semua yang terjadi pada kita, baik itu, dari sudut pandang kita, baik atau buruk.
Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (1Tes 1: 1-5), mewartakan kepada kita bahwa Injil yang diberitakan kepada kita tidak disampaikan dalam kata-kata saja, tetapi juga dalam kekuatan Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Dengan ini Paulus ingin menegaskan kepada kita bahwa bukan hanya dalam Sabda-Nya kita mengalami kehadiran Tuhan, tetapi kita mengalami kuasa-Nya melalui Roh Kudus dan karya agung-Nya dalam hidup kita. Kita mengalami kehadiran Tuhan dengan mendengarkan Sabda-Nya dan menyaksikan Sabda itu terus menjadi nyata dalam sejarah hidup kita dan orang lain di zaman kita sekarang ini.
Menyadari dan mengakui kehadiran Tuhan dan tindakan-Nya di dunia adalah inti dari iman kita, terlepas dari kelemahan manusiawi kita.
Mat 22: 15-21 mewartakan kepada kita tentang hubungan Yesus dengan aturan pemerintahan dunia. Sangat jelas bahwa mereka yang bertanya kepada Yesus mengharapkan bahwa Yesus akan memberikan jawaban yang menentang pembayaran pajak kepada kaisar. Dan Yesus dengan tegas memberikan jawaban yang memisahkan urusan agama dan urusan pemerintah (kaisar). “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Mat 22: 21).
Hal ini selalu menjadi tantangan setiap zaman dan setiap generasi yang selalu ingin mempertentangkan agama dan pemerintah atau sebaliknya mencampuradukan urusan agama dan kekuasaan.
Oleh karena itu, bacaan-bacaan tersebut mengajak kita untuk senatiasa membuka mata iman kita terhadap kehadiran Tuhan dalam seluruh hidup dan setiap peristiwa hidup kita sambil membuka hati kepada bimbingan Roh Kudus agar kita mampu membedakan apa yang menjadi urusan dan kepentingan kerajaan (pemerinatahan) duniawi dan apa yang menjadi urusan dan kepentingan kerajaan Allah.
Sebagai warga negara yang baik kita wajib taat kepada aturan, hukum dan undang-undangan pemerintahan yang ada yang bertujuan untuk keamanan dan kesejahteraan hidup setiap warga negara. Sebaliknya sebagai umat beragama kita wajib menjalankan aturan dan ajaran agama kita yang bertujuan untuk kesejahteraan dan keselamatan hidup kita baik di dunia maupun terutama di akhirat nanti.
Pada 18 Oktober kita merayakan hari Minggu Misi sedunia. Bulan Oktober selain dikenal sebagai bulan Rosario, juga secara tradisional dikenal sebagai bulan Misi, yaitu bulan doa khusus untuk karya Misi. Tema hari Minggu Misi tahun ini adalah: “Inilah aku, utuslah aku.”
Maka pada hari Minggu Misi ini, marilah kita membuka pikiran dan hati kita lagi untuk menyegarkan dan menyadari bahwa berdasarkan rahmat Sakramen Baptis, kita semua adalah misionaris, masing-masing kita diutus untuk mewartakan Kabar Gembira melalui apa yang kita katakan dan terutama melalui apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita setiap hari sebagai seorang pengikut Yesus.
Selamat Hari Minggu Misi untuk kita semua. Tuhan memberkati.