Karya-karya saya merupakan bentuk pertanggungjawaban saya kepada Tuhan yang telah memberi saya talenta di bidang seni (Remy Sylado)
TEMPUSDEI.ID (20/11/20) – Saat ini sastrawan serba bisa Remy Sylado (75) sedang dirawat secara intensif ICU RS Premier Jatinegara Jakarta Timur. Selama beberapa tahun terakhir ini kesehatannya menurun dan keluar masuk Rumah Sakit. Semoga Tuhan memberikan kesehatan kepadanya sehingga ia bisa kembali berkarya dan menyumbang karya-karya yang selalu memikat.
Ketika Remy masih sehat, sangat sering wartawan TEMPUSDEI.ID bertandang ke rumahnya untuk berguru. Dia memang pantas menjadi tempat berguru untuk berbagai hal terutama dalam bidang susastra, bahasa, filsafat, musik, melukis, bahkan teologi. Dia pun piawai bercerita mulai dari hal yang remeh-temeh sampai ke yang serius.
Dia bercerita, ketika menerima Khatulistiwa Literary Award (KLA) melalui novelnya Kerudung Merah Kirmizi pada 2002, Sastrawan Remy Sylado mengadakan syukuran ”kecil-kecilan” di sebuah restoran di Bandung. Saat itu ia mengundang sejumlah kerabat, sahabat, rekan-rekan seniman. Salah satu orang yang tidak masuk dalam kategori di atas yang dia undang adalah Romo Tri, salah seorang pastor di Katedral Bandung.
Ia mengundang Romo Tri hanya sebagai undangan biasa, tanpa pesan apa pun. Tapi ketika tiba saat makan, ia mendaulat Romo Tri untuk memimpin doa makan sekaligus memberi siraman rohani singkat. Meski kaget dan tampak tak siap, sang romo memenuhi juga dapukan sang seniman serba bisa itu. ”Romo Tri rupanya kaget dan tak menyangka. Tapi dia maju juga ha ha ha,” ungkap umat Paroki Keluarga Kudus Rawamangun itu sambil terkekeh-kekeh ketika dijumpai di rumahnya di Bilangan Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Usai acara syukuran itu, setelah ngobrol ke sana ke mari dengan tetamu yang lain, Romo Tri menghampiri Remy untuk mengajak ikut misa Minggu pagi di Katedral Bandung beberapa hari kemudian. Misa tersebut dipimpin oleh Romo Tri. Remy pun memenuhi ajakan sang Romo. Usai pembacaan Injil, Romo Tri berkata, ”Hari ini tema khotbah tentang talenta. Setiap kita dianugerahi talenta yang luar biasa. Di antara kita ada seorang seniman yang talentanya luar biasa. Dia baru saja menerima Khatulistiwa Literary Award. Dia adalah Remy Sylado. Silakan Pak Remy mengisi khotbah hari ini….”
Remy terkaget-kaget. Setelah tengok kiri kanan sebentar, Remy maju ke mimbar. ”Wah pastor ini balas dendam rupanya,” kata Remy dalam hati. Perasaan lucu sepertinya mengisi rongga hatinya saat itu, namun ia tidak memperlihatkan itu. ”Ya, saya sharing aja. Saya katakan bahwa setiap karya saya merupakan bentuk pertanggungjawaban saya kepada Tuhan yang telah memberi saya talenta di bidang seni. Rupanya khotbah ’pastor gadungan’ saat itu cukup menarik perhatian umat, bahkan ada lima orang yang mengajukan pertanyaan,” jelas Remy. Sekali lagi Remy tertawa atas aksi “balas dendam” pastor padanya. (EDL/CR)
Caption: Foto oleh EDL
Hahaha, “balas dendam” Yang unik ☺
Atau tindakan langsung mengajarkan supaya tidak asal tunjuk saja.
Mantap kak featuring nya.