Pater Remmy Sila, CSsR, Superior Samoa, Provinsi Redemptoris Oceania
TEMPUSDEI.ID (28/11) – Hari ini kita memasuki Masa Liturgi yang baru, yaitu Masa Advent, dalam Kalender Liturgi GerejaTahun B. Masa Advent adalah masa penantian penuh pengharapan. Di masa ini, sebagai orang Kristen kita menantikan pemenuhan janji Tuhan melalui nabi-nabi-Nya tentang kedatangan Mesias, Sang Penyelamat dunia. Masa ini juga merupakan masa melatih kesabaran aksi dan doa. Selama empat Minggu, kita mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran Mesias, Sang Penyelamat dunia. Perlu disadari bahwa persiapan kita tentu selain persiapan secara jasmani, tidak boleh mengabaikan bahwa yang terpenting adalah persiapan rohani.
Bacaan dari Yesaya 63: 16-17, 19-; 64: 2-7, merupakan sebuah pesan kenabian, sekaligus sebuah doa penuh pengharapan dari sang nabi. Nabi Yesaya memulai pesannya dengan mengakui kebesaran dan peran Tuhan dalam hidup manusia khususnya bangsa Israel. “Ya Tuhan, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu adalah ‘Penebus kami’ sejak dahulu kala. Ya Tuhan, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, oleh karena suku-suku kepunyaan-Mu” (Yes 63: 16-17)
Doa yang dipanjatkan dengan penuh iman dan pengharapan tidak pernah akan diabaikan oleh Tuhan. Maka seperti yang dimohon oleh Nabi Yesaya, Tuhan tidak akan tinggal diam. Ia pasti akan bertindak untuk menolong dan menyelamatkan kita. Keselamatan itulah yang kita nantikan dengan penuh pengharapan di dalam Yesus Kristus, Sang Sabda yang menjadi manusia.
Oleh karena itu, ketika Nabi Yesaya memohon agar Tuhan memandang dari surga dan dari kediaman-Nya yang kudus dan agung, dia sangat mengharapkan bahwa Tuhan akan segera datang. “Janganlah kiranya Engkau menahan diri.” (Yes 63: 15). Ini adalah doa kita juga yang diajarkan Yesus dalam doa Bapa Kami, “…datanglah Kerajaan-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.” Ini juga merupakan doa Santo Paulus, “Maranatha! Datanglah, Tuhan Yesus!” Kuasa dan keselamatan Tuhan adalah yang kita harapkan akhirnya bisa terpenuhi ketika Sabda Tuhan menjelma menjadi manusia dan lahir dari seorang perawan.
Sementara itu, Santo Paulus dalam1Kor 1: 39, mengingatkan kita untuk tetap setia dalam menantikan kedatangan Kristus. Meskipun kedatangan yang Santo Paulus adalah “Parousia,” yaitu kedatangan Kristus yang kedua kali sebagai Hakim pada pengadilan terakhir (akhir zaman), tetapi ajakan Paulus ini tetap berguna untuk penantian dalam Masa Advent ini.
Santo Paulus mengingatkan kita bahwa kita telah menerima karunia Roh. Karunia-karunia Roh inilah yang akan menguatkan kita sewaktu kita menantikan kedatangan Tuhan Yesus dengan penuh pengharapan dan penuh sukacita. Hidup kita adalah sebuah penantian panjang tapi pasti. Kita menantikan saat Tuhan dinyatakan dalam segala kemuliaan-Nya. Jadi, kita hendaknya menanti dengan penuh pengharapan dan dengan gembira karena Roh-Nya menyertai kita.
Santo Paulus juga mengingatkan bahwa jika kita berjalan bersama Roh Tuhan dalam masa penantian ini, Tuhan tidak akan mengecewakan kita, “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” (Ams 23: 18). Jadi sebagaimana Roh membimbing kita, kita hendaknya mempersiapkan diri dengan ketekunan dalam doa, melalui aksi-aksi sosial karitatif dan melalui bantuan Sakramen-Sakramen, khususnya melalui Sakramen Tobat.
Sekali lagi, hanya Roh Tuhan yang dapat membantu kita melakukan semua ini dengan tekun dan setia. Oleh karena itu, daripada sibuk mengikuti tawaran roh dunia melalui kenikmatan-kenikmatannya, kita harus peka mendengarkan bimbingan Roh Tuhan dan mematuhinya. Kita hendaknya memusatkan pikiran dan hati kita padanya. Perlu disadari bahwa jika kita menerangi rumah dan jalan-jalan kita dengan lampu-lampu natal, kita menerangi hati dan hidup kita secara rohani melalui terang Roh Tuhan, maka Kristus bisa memasuki hati dan hidup kita. Jika kita mempersiapkan segala sesuatu dan tempat secara lahiriah tanpa mempersiapkan palungan untuk bayi Yesus dalam hati dan hidup kita, maka persiapan kita tidak lengkap bahkan tidak berguna.
Oleh karena itu, marilah kita dengan penuh pengharapan menantikan kedatangan Tuhan selama masa Advent ini, dengan selalu berjaga-jaga dan siap sedia. Masa penantian harus mendorong kita untuk mempersiapkan diri secara baik untuk menyambut kedatangan Yesus, Sang penyelamat dunia yang telah berabad-abad dinubuatkan oleh para nabi.
Marilah senantia berdoa bersama Santo Paulus: “Maranatha! Datanglah, Tuhan Yesus!”
Selamat Memasuki Masa Advent. Tuhan memberkati.