Pater Kimy Ndelo, CSsR, Provinsial Redemptoris
Mary, did you know that your baby boy would one day walk on water.
Mary did you know that your baby boy would save our sons and daughters.
Mary did you know that your baby boy will give sight to a blind man
Mary did you know that your baby boy will calm the storm with his Hand.
Ini sebagian lirik lagu yang diciptakan oleh Mark Lowry, penyanyi sekaligus komedian pada tahun 1984. Musiknya diaransemen oleh seorang gitaris bernama Buddy Greene. Lagu bernuansa natal ini menjadi sangat populer ketika dinyanyikan oleh Kenny Rogers dan Wynonna Judd.
Lagu ini mengandung refleksi mendalam tentang yang dirasakan dan dialami oleh Maria. Apakah Maria tahu karya ajaib apa yang bakal dibuat oleh Putranya di kemudian hari ketika mendengar warta malaikat Gabriel? Bisa ya, bisa juga tidak.
Warta malaikat mengandung pesan yang agung dan tak mudah dicerna akal sehat. Sebagai orang Yahudi, Maria mungkin bisa mengerti beberapa hal, tapi banyak hal lainnya baru terbuka di kemudian hari.
“Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (Luk 1,28). Frase “Tuhan menyertai engkau” hanya bisa dipahami dalam konteks Perjanjian Lama ketika bangsa Israel keluar dari Mesir.
Penyertaan Tuhan ini terjadi dalam kehadirannya di Tenda Suci yang terus dibawa oleh orang Israel ke mana pun mereka pergi. Ketika Tenda Suci ada di tengah mereka, di mana di dalamnya ada loh batu bertuliskan 10 perintah Allah, di situ Tuhan hadir.
Maria kini menjadi Tenda Suci yang baru karena di dalam rahimnya, Tuhan sendiri berdiam dalam rupa seorang anak yang disebut “Anak Allah yang Mahatinggi”.
“Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang mahatinggi akan menaungi engkau” (Luk 1,35). Ini pun bisa dipahami jika mengingat tanda kehadiran Allah dalam Tenda Suci. Dia datang dalam rupa awan menaungi dan menyelubungi Tenda Suci.
Tetapi di sisi lain, bisa juga dimengerti bahwa dua peran suami sebagai yang menguatkan dan melindungi, diambil alih oleh Roh Kudus.
Kehamilan Maria tidak terjadi secara biologis karena hubungan suami-istri, tetapi karena kuasa misteri Allah. Karena kuasa Allah inilah maka tak ada yang mustahil atau semua menjadi mungkin.
Maria adalah pribadi yang sederhana. Tapi hidup Maria bukanlah hidup yang sederhana sebagaimana kita bayangkan.
Jika kita yang membaca pesan dan warta malaikat ini tidak mudah untuk dimengerti, apalagi Maria yang mendengar sekaligus menjalaninya.
Hidup manusia di hadapan Allah seringkali lebih banyak misterinya daripada yang terlihat dan terpahami. Lebih banyak kejutan dan tanda tanya daripada yang bisa dibayangkan dan dimaklumi.
Di sinilah seruan dan ungkapan hati Maria menjadi kuncinya. “Aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”.
Sikap hati seorang hamba yang siap menerima dan melakukan apa yang dikehendaki dan direncanakan Tuhan bagi kita adalah ciri khas seorang murid Yesus. Dalam arti ini Maria adalah murid Yesus yang pertama.
Kita adalah murid yang kesekian. Tentu dengan semangat dan sikap hati seperti Maria.
Salam hangat dari Biara Santo Alfonsus – Konventu Redemptoris Weetebula, “Sumba, tanpa wa”. Selamat menjemput Natal.
Thanks for finally writing about > MARY, DID YOU
KNOW? – Tempus Dei < Loved it!