Oleh Pater Kimy Ndelo, CSsR, Provinsial Redemptoris
Beberapa tahun yang lalu di Amerika Serikat dibuat sebuah survei untuk menemukan kota yang paling rendah tingkat penderita penyakit kanker dan penyakit jantung. Pemenangnya adalah kota Rosetto di Pennsylvania.
Hasil penelitian ini membuat orang tertarik untuk mencari tahu apa penyebabnya. Orang membayangkan kota yang bersih tanpa polusi, penduduknya tertib, makan minum yang sehat, tak ada alkohol atau makanan yang mengandung kolesterol. Tak ada yang merokok atau narkotik.
Ternyata semua kriteria itu salah. Yang membuat penduduk di kota ini nyaris tak punya penyakit kanker dan jantung adalah hubungan kekeluargaan atau kekerabatan di antara mereka yang sangat harmonis. Pribadi-pribadi di rumah tangga masing-masing hidup rukun dan damai. Antar tetangga terjalin relasi yang mesra. Ini semua jadi alasan mengapa mereka sehat.
Pesta Keluarga Kudus hari ini mengingatkan kita akan keluarga kecil Nazaret, Yosef-Maria-Yesus. Dengan kisah tentang mereka yang sangat terbatas dalam Injil kita bisa menjadikan mereka teladan hidup sebagai keluarga kristiani.
Akan tetapi baik juga kita mencoba memahami latar belakang kisah tentang mereka berdasarkan kisah Perjanjian Lama.
Nama Yosef mengingatkan kita akan salah satu putera Yakub. Punya bakat bermimpi dan menafsirkan mimpi juga sama. Pindah ke Mesir juga sama walau dengan alasan berbeda. Yosef dalam Perjanjian Lama pindah ke Mesir karena dijual oleh saudaranya. Yosef suami Maria pindah ke Mesir karena mau menyelamatkan bayi mereka Yesus dari ancaman Herodes.
Kemiripan lain kedua pribadi ini adalah ketulusan dan kejujuran. Yosef putera Yakub diberi kepercayaan oleh raja Mesir karena kejujuran ketulusannya. Yosef suami Maria juga tulus menerima Maria walau didapatinya mengandung sebelum mereka hidup sebagai suami istri.
Yang paling utama dari kepribadian mereka, kedua Yosef ini, adalah bahwa mereka menjalani rencana Allah tanpa bertanya atau protes. Entah mereka tahu bagaimana akhir dari peristiwa malang ini, atau tidak, mereka berjalan tanpa bertanya. Mereka membiarkan Tuhan bekerja menggunakan mereka. Dan akhirnya mereka menjadi pribadi yang menentukan arah sejarah.
Hal yang serupa juga dihidupi oleh Maria. Dia melakukan kehendak dan rencana Allah atas dirinya tanpa mengeluh, sekalipun berada dalam ancaman maut. Dia bisa dirajam sampai mati kalau ketahuan hamil di luar pernikahan resmi atau berzinah. Kehamilan yang misteri diterimanya dan membiarkan Allah menyelesaikan apa yany dibuat-Nya.
Dua pribadi yang tulus, Maria dan Yosef membentuk sebuah keluarga. Dari keluarga inilah seorang anak, Yesus, lahir dan bertumbuh. Dia bertumbuh dan berkembang sambil belajar dari apa yang dilihatnya pada orangtua lebih dari apa yang dikatakan.
Di sinilah kita bisa melihat bagaimana sebuah keluarga yang kudus dibentuk. Keluarga semacam ini datang dari pribadi-pribadi yang percaya pada kehendak dan rencana Allah. Mereka disebut ‘kudus’ karena mereka mempercayakan atau menyerahkan diri untuk dipakai oleh Allah.
Apakah mereka tanpa cacat? Pasti tidak. Tapi di balik semua kelemahan manusia, Allah punya kemampuan dan kuasa untuk mengubah KEJAHATAN menjadi KEBAIKAN.
Seperti Yosef dalam Perjanjian Lama, Allah mengubah kejahatan para saudaranya menjadi berkat dengan menjadikan Yosef orang kepercayaan Firaun. Dengan cara inilah Yosef bisa menolong orangtua dan saudara-saudaranya dari bahaya kelaparan.
Keluarga yang baik terbentuk dari pibadi yang memiliki niat baik dan ketulusan. Jika mereka memiliki iman yang cukup, Allah akan menjadikan mereka KUDUS dan pada gilirannya menjadi keluarga SEHAT.
Salam Natal dan salam sehat dari Biara Santo Alfonsus-Konventu Redemptoris Weetebula, Sumba tanpa Wa