Fri. Nov 22nd, 2024
Bekerja dengan ceria (ilustrasi)

 

Anthony Dio Martin, Master Trainer EQ di Indonesia

Diceritakan, ada sekelompok orang yang selalu ceria dan bersukacita dalam bekerja. Suatu hari, perkumpulan ini kemasukan seorang baru yang perangainya berbeda. Si orang baru ini memiliki kebiasaan mengutuk dan berceloteh soal hal-hal yang buruk sepanjang hari. Cuaca yang buruk, baju yang nggak nyaman, badannya yang ngilu, dan banyak hal lain menjadi bahan keluhannya.

Dua atau tiga minggu kemudian, beberapa orang di perkumpulan itu mulai ikut berkeluh kesah. Dan di akhir tahun, berbagai sikap dan perangai buruk dalam berkata-kata mulai menjangkiti hampir semua orang di perkumpulan itu. Mereka akhirnya tidak lagi bernyanyi dan bersukacita. Semuanya ikut-ikutan mengeluh!

Dampak Mengeluh

Mengeluh, jelas-jelas memiliki berbagai dampak yang buruk. Mengeluh membuat beban pekerjaan bertambah. Mengeluh memperburuk situasi. Selain itu, mengeluh adalah energi negatif yang bisa menulari tim. Ketika tidak dikontrol, mengeluh bisa turut membuat tim lainnya ikut-ikutan menjadi orang yang negatif pula.

Selain itu, mengeluh membuat si pengeluh makin kerdil dan tidak berkembang. Untuk jangka panjang si pengeluh rugi sendiri. Makanya ada ungkapan: “Mengeluh itu ibarat orang yang mulutnya bau. Dia bisa mencium bau mulut orang lain, tapi tidak bisa mencium baunya sendiri”. Begitu juga halnya si pengeluh. Kadang mereka bisa complain atau berkeluh kesah tentang orang lain, tapi tidak dengan dirinya sendiri.

Dan akhirnya, karma buruk pun seringkali terjadi sama si pengeluh. Dia ini mendapatkan hal-hal buruk dalam kehidupan. Termasuk, jika ia adalah seorang yang bekerja di sebuah organisasi, biasanya organisasi akan menghukum kebiasaan buruknya. Karirnya tidak maju, dan hasil yang dia peroleh pun pas-pasan. Hal ini lantaran dalam bekerja dia lebih bersikap negatif daripada berkontribusi. Energinya sudah habis untuk berkeluh kesah, bukannya dengan memberikan nilai tambah. Dia sibuk menyalahkan perusahaan dan organisasi tanpa bisa berkaca diri.

Mulailah Diet Mengeluh

Apa solusi buat para pengeluh? Gampang. Stoplah mengeluh. Satu kesadaran yang harus mulai dimunculkan adalah mengeluh tidak menyelesaikan masalah. Karena itu, bukan saja kita perlu melakukan diet makanan agar badan kita fit. Kitapun perlu melakukan diet mental dengan cara stop dan berhenti mengeluh.

Diceritakan ada satu hal yang menarik tentang Jackie Robinson, pemain baseball kulit hitam yang pertama kali main di Baseball Major League. Nah, sebagai seorang atlet yang begitu ternama, dalam semua kontraknya ada kalimat menarik, “Tidak boleh mengeluh apapun keadaannya, termasuk kalau ada orang yang meludah kepadanya”. Awalnya, pasal ini sebenarnya merupakan “pasal hukuman” sebab sebagai seorang kulit hitam, ia akan banyak dicemooh dan direndahkan. Dengan adanya pasal ini, maka Jackie Robinson tidak bisa menuntut apa pun. Namun, di kemudian hari, tatkala ditanyai pendapatnya terhadap pasal ini, justru Jackie Robinson melihatnya dari sisi yang berbeda. Menurutnya, pasal itu justru membuat mentalnya jadi positif. Ia pun mulai menjalani diet mengeluh. Bahkan menurutnya, pasal itu justru membuat hidupnya jadi berbahagia karena pikirannya terus-menerus mencari cara untuk tidak mengeluh!

Begitulah. Memang tatkala kita masuk ke temnpat kerja, tidak ada perjanjian tertulis yang mengatakan bahwa kita tidak boleh mengeluh. Tetapi, mungkin sudah seharusnya kita menambahklan pasal ini ke dalam perjanjian diri kita sendiri. Bahwa, saya akan berusaha dan bekerja sekeras mungkin untuk tidak mengeluh. Dan percayalah, tatkala kita direkrut menjadi karyawan, perusahaan berharap bahwa kita akan memberikan nilai tambah dan manfaat melalui hasil kerja kita, bukannya dengan keluhan kita. Organisasi sudah punya banyak masalah, tidak perlu ditambahi lagi dengan masalah baru bernama keluhan.

 

Related Post

Leave a Reply