TEMPUSDEI.ID (9/1/21)
Oleh teman-teman semasa kecilnya, St. Padre Pio terkenal sebagai anak yang “nerd”. Dalam biografi Padre Pio terbitan Our Sunday Visitor, masa kanak-kanak Padre Pio dijelaskan dalam istilah yang penuh warna.
Hal ini diungkapkan oleh mereka yang mengenalnya, terutama keluarga yang berinteraksi dengannya setiap hari. Misalnya, sebagai seorang anak, Padre Pio bermain dengan anak-anak dari pertanian tetangga. Teman bermain masa kecilnya mengingatnya sebagai anak laki-laki biasa.
Luigi Orlando mengenang, “Ketika dia bersama kami, dia tidak pernah berdoa. Tidak ada yang istimewa tentang dia. Bersama kami, dia adalah anak laki-laki seperti yang lainnya, namun sopan dan pendiam.” Ubaldo Vecchariano mencirikannya sebagai seorang “nerd” – “tunduk dan pendiam”, “sepotong makaroni tanpa garam.”
Penggunaan kata “nerd” mungkin dimaksudkan untuk menjelaskan Padre Pio sebagai anak yang “canggung secara sosial”. Dia akan pergi begitu saja ketika anak-anak lain mulai menggunakan bahasa kotor. Kapan pun anak laki-laki lain mengutuk atau mengumpat, Franci (Padre Pio) akan melarikan diri.
Luigi Orlando mendeskripsikannya sebagai “anak laki-laki seperti yang lain.” Ia mengenang, suatu kali, ketika keduanya bergulat, Luigi melepaskan “ekspresi yang kuat” dari bibirnya, lalu Franci, yang telah menjepitnya ke tanah, melompat, dan melarikan diri.
Dalam arti tertentu, “sifat aneh” nya adalah atribut positif, membuatnya menonjol dari orang banyak karena keyakinannya yang sangat religius. Dia mungkin akan disebut sebagai “Catholic nerd” dalam budaya saat ini.
Hidup Padre Pio menunjukkan bahwa orang-orang kudus datang dari berbagai situasi dan keadaan. Anda tidak harus menjadi seorang mistik untuk menjadi orang suci. Terkadang, Anda hanya perlu menjadi “nerd”. (aleteia/tD)