Fri. Nov 22nd, 2024

Mamaknai Valentine di Tengah Pandemi

Veronica Um Kusrini

Oleh Veronica Um Kusrini

 

TEMPUSDEI.ID (14 FEBRUARI 2021)

Saat kita mendengar kata Valentine, mungkin ingatan kita akan berlabuh pada lipatan kartu berwarna pink dengan gambar hati beserta ucapannya. Atau sebungkus coklat dengan pita-pita indah di salah satu ujungnya. Atau sepaket hampers manis dengan berbagai varian yang memanjakan mata. Bagi mereka yang mempunyai dana lebih, mungkin Valentine akan erat dengan parcel yang berisi aneka makanan atau apa saja yang mempunyai nilai lebih secara ekonomi.

Bagaimana dengan Valentine tahun ini? Beberapa orang tampak menawarkan berbagai hampers yang manis melalui media online. Kartu-kartu yang dulu dijual secara manual bersama hadiahnya memang masih tersedia meski tak banyak karena mungkin akan berganti dengan ucapan digital. Ya, pandemi sedikit banyak telah mengubah wajah  Valentine kali ini. Valentine  menjadi sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Sungguh menjadi perenungan yang panjang  dan mendalam dalam memaknai Valentine di masa pandemi ini. Ada begitu banyak situasi yang membutuhkan lebih banyak perhatian dan aksi nyata dari kita sebagai umat manusia beserta peradabannya. Valentine tak lagi sekadar tentang coklat, kartu ucapan, dan hampers, namun jauh lebih dari itu.

Mengapa? Karena perayaan Valentine semestinya menjadi perayaan kemanusiaan di tengah pandemi ini. Merayakan Valentine di tengah-tengah berita duka cita, di tengah kabar tentang tetangga, sanak saudara, handai taulan yang mungkin sedang bersedih karena salah satu keluarganya membutuhkan sikap diri dan sikap hati yang berbeda.

Ada banyak cara sederhana untuk merayakan Valentine di tengah pandemi ini. Pada tataran personal bisa dilakukan dengan menyapa dan menanyai kabar teman-teman kita, memastikan tentang bagaimana kondisi mereka. Pada tataran lebih tinggi kita, kita bisa ikut andil pada gerakan-gerakan peduli sesama seperti donor darah atau donor plasma. Atau gerakan mengumpulkan sembako dan obat untuk membantu para korban Covid. Bagaimana jika semua tak lagi mampu dilakukan? Mematuhi protokol kesehatan dan berdiam diri di rumah bisa jadi merupakan cara merayakan Valentine yang paling anggun dan indah karena dengan demikian kita sudah menjaga orang-orang tersayang dari virus yang mematikan. Salam Valentine!

 

Related Post

Leave a Reply