TEMPUSDEI.ID (18 FEBRUARI 20210
Saat ini, hal apa yang paling membahagiakan bagi pasangan selebritis Darius Sinathrya dan Donna Agnesia? Dengan kompak mereka menjawab: memiliki pasangan yang seiman, dalam hal ini adalah iman Katolik. Alasan utama mereka adalah, dengan iman yang sama, mereka bisa melayani Tuhan bersama-sama dan mendidik anak-anak dalam iman yang pasti.
Dalam iman yang sama juga mereka saling menyebut sebagai anugerah terbesar dalam hidup mereka. “Begitu banyak hal baik terjadi dalam diri saya setelah menjalin hubungan dan menikah dengan Donna dan memiliki anak-anak,” kata Darius. Sementara kata Donna, “Saya menjadi seorang yang lebih baik setelah menikah dengan Darius dan memiliki anak-anak Leo, Diego dan Sabina. Saya merasa lebih baik. Saya tidak pernah berhenti bersyukur bahwa dikaruniai suami dan anak-anak yang luar biasa. Kalau suami saya bukan Darius, belum tentu saya menjadi Donna yang seperti sekarang,” kata wanita kelahiran Jakarta, 8 Januari 1979 ini.
Keduanya memberikan komentar tersebut saat menjawab pertanyaan Romo Al. Andang SJ dalam acara Senandung Kasih dan Perayaan Ekaristi World Marriage Day pada 14 Februari lalu dan disiarkan oleh hiduptv.
Sampai pada usia pernikahan yang ke-16, selain muncul masalah-masalah kecil dalam keluarga mereka, Donna dan Darius mengakui merasakan berkat Tuhan dalam hidup bersama sebagai suami istri. “Dengan cinta dan kasih Donna yang besar dan tak pernah ada habisnya, saya sangat bersyukur. Memang tidak ada yang sempurna, karena hanya kasih Tuhan yang sempurna. Kita belajar saling menerima, bersyukur dan saling mengingatkan kembali,” kata Darius, pria kelahiran Kloten, Swiss pada 21 Mei 1985
“Kita berharap bahwa kasih Tuhan ini bisa kita jaga benar-benar, ya sayang,” tambah Darius lagi dan disambut “Amin” oleh Donna.
“Kita harus selalu ingat bahwa pernikahan Katolik itu seumur hidup, mono gami. Kita waktu itu berjanji untuk terima kekurangan dan kelebihan pasangan sebagai satu paket. Dan berjanji bukan hanya sama Romo, orang tua dan umat, tapi kepada Tuhan,” timpal Donna.
“Adalah kewajiban untuk juga menerima kekurangan pasangan, bukan hanya kebaikan dan kelebihannya. Ini kasih Allah yang mengajarkan. Dan aku pikir, Kasihlah yang akan menuntun kita selama-lamanya,” pungkas Donna. (tD)