Hujan dan Korupsi
Hujan itu
kini hampir seperti korupsi
setiap saat terjadi
tanpa mengenal musim
tanpa mengenal waktu
Hujan itu
kini nyaris seperti
korupsi
terjadi di mana-mana
bisa kecil
bisa besar
bahayanya tetap
mengancam
Hujan dan korupsi
hari-hari ini membelah negeri
banyak yang kebanjiran karena hujan menumpahkan air
dari langit hitam pekat
Korupsi terus membanjiri diri
sebagian warga bangsa
membasahi nurani
orang-orang saleh
dan kaum cerdik pandai
Korupsi
membasahi ruang publik
mengotori niat suci kaum beriman
mereduksi intelektualitas manusia cerdas
menggelapkan mata
banyak orang
yang berfikir sesat dan sesaat
Hujan gerimis
menetes dari langit
sejak pukul dua dini hari
membasahi jalan-jalan di kampungku
orang mulai cemas dan gemas
karena banjir mengintai
menggenangi mimpi-mimpi mereka
merendam harapan yang masih tersisa
Di tengah rintik hujan
yang jatuh menikam bumi
orang-orang tak punya nurani merancang niat jahat untuk berkorupsi
Hujan dan korupsi
membelah negeri
setiap warga bangsa wajib bangkit melawannya.
Jakarta, 2 Maret 2021, pada pukul 2.30 WIB
Virus-virus Terus Menggerus
Virus-virus itu
telah setahun membelenggu kehidupan
menorehkan sejarah hitam legam
pahit, bahkan maha pahit
nyaris semua
aspek kehidupan dirasuki
dan dirusaknya:
ipoleksosbudhankam
peradaban umat manusia luluh lantak
Virus-virus itu
tiada henti menggerogoti kehidupan
umat manusia
tiap hari ada saja
yang menggelepar
terpapar nanar
tanpa nyawa
Ada segenggam tanya
menyeruak dari nurani paling dalam
Kapan corona berhenti menancapkan kuku mautnya di negeri ini?
Mengapa corona
tetap saja perkasa walau ada psbb, ppkm mikro, new normal, adaptasi kebiasaan baru?
Hari ini gereja-gereja merayakan Hari Raya Paskah
Yesus yang perkasa
yang menyembuhkan orang sakit
yang menghidupkan orang mati tidak tunduk pada kuasa kematian
Ia bangkit
Di Medsos Kematian Itu Indah
Di Medsos itu kematian menjadi
teramat indah
bahkan seindah warna aslinya
entah dia mati karena usia tua,
tabrakan tunggal di Tol Cipali,
malpraktik di sebuah rumah sakit,
kena sabetan golok oleh perampok,
bahkan yang
terpapar Covid-19
Di Medsos itu
kematian seakan dirayakan dan dimuliakan
siapa pun dan apa pun jabatannya
mantan petinggi negeri, mantan aktivis, mantan tim sukses, mantan anggota parlemen atau senator,
tokoh masyarakat, pendeta, kiai, ustaz
ya, siapa pun
Kematian seolah semu dan maya
Beragam ucapan
lahir di Medsos
merespons kematian:
Pak Herdy telah dimuliakan Allah,
sampai bertemu di Yerusalem Baru,
rest in peace
requiscat in pace
semoga khusnul khotimah,
kembali ke rumah Bapa
Bunga papan kadang penuh sesak
di rumah duka, di grand heaven, di rumah duka, rumah sakit, di krematorium, di San Diego Hill, di TPU Menteng Pulo, di TMP Kalibata
Pdt. Weinata Sairin, M. Th, mantan Sekum PGI, melayani di Gereja Kristen Pasundan, pemikir dan penyair