Wed. Oct 30th, 2024

Yesus adalah Pemenuhan Hukum dan Hikmat Allah

Pater Remmy Sila, CSsR

Oleh Pater Remmy Sila, CSsR, Superior Misi Redemptoris di Samoa, Provinsial Oceania

TEMPUSDEI.ID (6 MARET 2021)

Pada hari ini, secara khusus  kita diundang untuk merenungkan “Yesus Kristus sebagai Pemenuhan Hukum dan Hikmat Allah”. Pada hari ini juga Gereja  mengundang kita untuk membulatkan tekad guna mengabdikan diri kepada Kristus karena Dia adalah pemenuhan perintah-perintah Allah.

Melalui Keluaran  20: 1-17, kepada kita diwartakan bagaimana Tuhan memberikan 10 Perintah-Nya kepada bangsa Israel melalui Musa. Ke-10 perintah atau hukum ini diberikan kepada Israel untuk membantu mereka menjadi lebih bijaksana. Perintah tersebut juga diberikan kepada mereka untuk menata dan memperkuat hubungan mereka dengan Tuhan serta untuk membantu mereka mengatur kehidupan sosial dan keagamaan mereka secara baik, adil dan damai.

Karenanya, perintah-perintah Tuhan ini dimaksudkan untuk membentuk bangsa Israel sebagai umat perjanjian lama dan  tentu juga kita  sebagai umat perjanjian baru agar menjadi suatu bangsa atau komunitas atau umat yang kudus. Hal ini berarti bahwa komunitas atau umat tersebut harus berakar pada penyembahan yang tulus kepada Tuhan dan yang hidup dalam keadilan dan damai satu sama lain. Oleh karena itu, kita semua harus hidup sebagai tetangga dalam semangat saling menghormati. Tujuan utama dan jangka panjang dari keberadaan umat yang dikhususkan dan dikuduskan ini adalah agar lebih mengenal, menghormati dan menyembah Tuhan pencipta secara tepat dan benar.

Sementara Hukum Lama diberikan melalui Musa, Hukum Baru diberikan melalui dan di dalam Yesus sebagai penggenapan Hukum. Tuhan menyatakan diri-Nya dengan tepat dalam perintah-Nya. Oleh karena itu, sebagai kepenuhan perintah-perintah Tuhan, Yesus Kristus adalah saluran yang melalui-Nya Tuhan menerima dan mengasihi kita.

Sedangkan dalam Surat Pertama Santo Paulus kepada jemaat di Korintus (1Kor 1: 22-25), Santo Paulus mengingatkan kita bahwa Kristus adalah “Kepenuhan Hikmat Allah.” Orang Yunani sebenarnya mencari hikmat ini, tetapi sayangnya mereka lebih terpesona oleh hikmat dunia dan menolak Yesus sebagai kepenuhan hikmat. Jadi alih-alih mendapat manfaat dari Yesus sebagai kepenuhan hikmat Allah, mereka malahan disesatkan oleh hikmat dunia ini.

Menurut Santo Paulus, Yesus Kristus adalah kepenuhan Hukum dan Hikmat Allah. Maka, siapa pun yang menemukan dan menerima-Nya, akan dipenuhi dengan kebijaksanaan ilahi dan tidak pernah akan berjalan dalam ketidaktahuan (kegelapan) seperti yang dikatakan oleh Yesus sendiri: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yoh 8: 12). Kegelapan bertentangan dengan kebijaksanaan. Maka siapa pun yang belum menerima Yesus Kristus sebagai kepenuhan hikmat, meskipun ia berjalan menurut hikmat dunia ini, sesungguhnya ia masih hidup dalam kegelapan.

Dalam Injil Yohanes 2: 13-25, diwartakan kepada kita tentang peristiwa Yesus menyucikan Bait Allah yang disalahgunakan oleh para pemimpin agama demi kepentingan ekonomi. Tindakannya hanya menunjukkan bahwa Dia sebenarnya adalah hikmat Tuhan dan kepenuhan hukum. Semangat-Nya membedakan Dia dari para pemimpin agama. Bukannya mewakili kepentingan Tuhan, mereka malah mewakili kepentingan ekonomi dan sosial yang jauh dari fungsi keberadaan Bait Allah. Itu juga, membedakan Dia dari pengunjung Bait Suci yang hanya datang dengan sikap seperti turis tanpa rasa hormat dan penyembahan yang benar kepada Tuhan.

Apa yang dapat kita pelajari dari kisah Injil tersebut? Pertama, kita hendaknya tidak diam atau acuh tak acuh saat melihat ada yang salah. Terutama ketika itu terjadi di rumah Tuhan, di dalam rumah tangga kita, komunitas kita, di tempat kerja kita dan di mana saja. Kedua, kita juga tidak boleh membiarkan diri kita menghancurkan fungsi gereja yang sebenarnya, keluarga, masyarakat dan negara kita. Gereja adalah rumah Tuhan dan tempat beribadah. Kita harus menjaga dan menghormatinya sebagai tempat suci dan tempat menyembah Tuhan. Ketiga, Injil tersebut juga mengingatkan kita bahwa tubuh kita dan Tubuh Kristus adalah Bait Allah yang hidup. Maka kita tidak boleh menajiskannya. Kita harus menjaga dan menghormatinya sebagai Bait Allah yang kudus.

Yesus juga bernubuat tentang kematian dan kebangkitan-Nya sendiri. “Hancurkan Bait Suci ini dan Aku akan mendirikannya dalam tiga hari.” Nubuat ini akan digenapi dalam misteri Paskah. Hal ini mengingatkan kita akan makna terdalam dan  tujuan masa Prapaskah ini yang kita jalani, yaitu kematian dan kebangkitan Yesus demi keselamatan kita.

Oleh karena itu, selama masa Prapaskah ini, marilah kita terus berusaha untuk mematuhi perintah-perintah Tuhan yang digenapi  dalam Yesus Kristus, kebijaksanaan yang sempurna. Dan bersama pemazmur marilah  kita berseru: “Pada-Mu, ya Tuhan, ada sabda kehidupan kekal.” Amin.

Selamat hari Minggu Prapaskah III. Tuhan memberkati.

Related Post

Leave a Reply