PAPUA, TEMPUSDEI.ID (9 APRIL 2021)
Pengurus Pusat-Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PP-PGLII) melangsungkan Diskusi dan Dialog Terbatas di antara para Pimpinan Gereja Gereja di seluruh Papua, di Rumah Makan Sendok Garpu, Kotaraja, Jayapura (6/4). Diskusi diikuti tokoh tokoh aktivis, lembaga dan pimpinan persekutuan gereja antara lain dari Gereja Katolik dari Keuskupan di Papua, Sinode GIDI, GKII, GKI Tanah Papua, GBI, PGPI, GOI, dan lain-lain. Diskusikan mengetengahkan pemikiran untuk mengurai persoalan isu-isu Papua. Disepakati bahwa diskusi akan dilanjutkan dengan aksi nyata yaitu berupa masukan bagi pemerintah, pelatihan dan konferensi.
Menurut Ketua Umum PP PGLII Pdt. DR. Ronny Mandang, M.Th., PGLII terpanggil untuk memberikan berbagai masukan dalam rangka penyelesaian isu-isu Papua dengan berpedoman pada dialog yang tulus dan terbuka dengan semua pihak yang terkait yang ada di Papua. “Penting untuk memperhatikan suara dan harapan dari tokoh agama di level grass root yang dihormati oleh masyarakat, bukan hanya dilevel struktur atau elit,” katanya.
Ronny Mandang meminta kondisi di Papua didalami dalam kemajemukan dan keberagaman dengan paradigma lintas sektoral, lintas budaya, lintas suku dan lintas agama.
Sedangkan Ketua III PP-PGLII Bidang Lintas Agama dan Hubungan dengan Pemerintah Pdt. Deddy Madong, SH, MA, yang juga ikut dalam rombongan bersama Wasekum PP PGLII Pdt. Robby Repi, SH, MTh, mengatakan bahwa perlu upaya bersama dalam membangun paradigma inklusif di tanah Papua karena minimnya masyarakat menerima pendidikan dan melihat praktik kemajemukan dan keberagaman sejak dini, sehingga masyarakat belum terbiasa menerima kemajemukkan. ”Permasalahannya bukan pada ketiadaan konsep dan tehnologi untuk mencegah hidup yang eksklusif, tetapi masalahnya ada dalam keengganan kita dalam mempraktekkan konsep dan tehnologi hidup yang inklusif.”
Lebih lanjut Deddy Madong mengurai bahwa Kristus yang inklusif merangkul semua; kekayaan gereja digunakan sebagai sarana kesaksian akan kasih-Nya ditengah dunia yang majemuk di Indonesia. Kemudian, Umat Kristen percaya pada Kristus yang menganugerahkan kehidupan, bahkan umat lain menjalani imannya yang juga didalam pemeliharaan kasih Allah.
Karenanya PGLII mengupayakan untuk mengembangkan secara bersama dengan pimpinan gereja untuk membangun paradigma inklusif. Papua merupakan contoh bagaimana toleransi beragama sangat baik. Oleh karenanya pengembangan melalui pembelajaran akan memadukan prinsip-prinsip alkitabiah serta prinsip Local Capasities for Peace. ”Diperkaya juga dengan pengalaman berbagai tokoh gereja di Papua.”
“Solusi kongkret yang konsisten, tulus dan berproses diperlukan karena selama ini hanya menjadi wacana seperti Otsus, Pokja Papua, Penelitian LIPI tentang 4 akar masalah di papua, dan lain-lain. Oleh karenanya diperlukan pelatihan, pemahaman dan perangkat aksi bersama dengan sasaran adalah tokoh agama yang didengar, dihormati, diikuti teladannya oleh masyarakat.”
Deddy Madong yang juga Ketua Panitia Nasional 50 tahun PGLII mengatakan bahwa Diskusi Terbatas tersebut diadakan dalam rangka Perayaan Jubileum tahun 2021 ini. Puncak Perayaan Jubileum dilangsungkan di Batu, Jawa Timur pada 17 Juli 2021, sedangkan setiap Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah mengadakan di lingkup provinsi dan kabupaten atau kotanya. “Di Batu juga akan diluncurkan buku 50 Tahun Jejak Pekabaran Injil PGLII.”
“Dalam rangkaian Perayaan Jubileum, PGLII akan menggelar Pelatihan Program Membangun Paradigma Inklusif “Aku Papua” di bulan Juni 2021, Konferensi Pekabar Injil pada bulan Agustus 2021 di Jayapura dan Simposium Misi yang direncanakan akan di selenggarakan bulan November 2021 di Makassar atau Yogyakarta.”
Sebelum diskusi, PP-PGLII bersama Pimpinan Gereja-Gereja di Papua dan FKUB Papua merayakan Paskah di Sentani yang difasilitasi Tokoh Agama di Papua Pdt. Lipiyus Biniluk (5/4). Hadir dari jajaran pemerintah Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri DR Bahtiar, Kepala Badan Intelejen Negara Provinsi Papua Mayjend. TNI Abdul Haris Napoleon dan Sekretaris Daerah Provinsi Papua Dance Yulian Flassy. Dari pihak tokoh agama Kristen, Ketua Umum PGLII Pdt. DR. Ronny Mandang M.Th, Wakil Ketua GKI Tanah Papua Pdt. Hiskia Rollo, S.Th, MM dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Papua KH Syaiful Islam Al Payage, menyampaikan kesan Paskah dan memberikan masukan dalam rangka memberikan solusi isu- isu di Papua kepada Pemerintah.
Pada kunjungan pelayanan yang dipimpin Ketua Umum Pdt. DR. Ronny Mandang, M.Th., PGLII melakukan pertemuan dengan Wakapolda Papua, Kajati Papua, berdoa dan memberikan sumbangan bagi pembangunan Gereja GIDI di Papua yang merupakan anggota PGLII, dan bersama Persekutuan Gereja Gereja Di Papua (PGGP) berdoa dan memberikan sumbangan dana bagi saudara-saudara korban bencana alam di NTT dan NTB. (tD*)