Fri. Nov 22nd, 2024

Mengandalkan Tuhan Saat Menghadapi Masa Pandemi Covid-19

Suster Angelin, PIJ

TEMPUSDEI.ID (6 MEI 2021)

Oleh  Sr. Angelin PIJ

Pandemi Covid-19 adalah fakta sangat mengerikan bagi kehidupan umat manusia. Covid-19 merenggut ratusan ribu jiwa dan mencengkram puluhan juta korban, lalu manusia tak berdaya dihadapkan dengan kuman yang tidak kasat mata ini. Segala daya manusia dikerahkan, semua upaya dilakukan, tetapi pandemi ini terus berlangsung dan merenggut jiwa raga manusia di seluruh dunia.

Dalam konteks yang masih sangat mencemaskan dan menakutkan ini, saya coba merefleksikan dan berdoa menemukan jawaban.  Apa yang menjadi andalan hidup dan tumpuan harapan bagi manusia; khusunya diriku sebagai seorang biarawati PIJ?

Mannete in Me

Saya sangat terharu karena kesadaran imanku dan semakin berterima kasih  kepada orang tua yang mewariskan iman kristiani kepada saya. Selanjutnya saya semakin terharu menyadari medali di dadaku dengan amanat sakti Sang Penebus, yang bersabda: “Tinggallah dalam Aku…. MANNETE IN ME. Saya bersyukur kepada Allah atas berkat panggilan-Nya bagiku yang hina dina ini, untuk mengikuti Jalan Kasih-Nya dalam konggregasi PIJ. Semangat spiritual yang terbawa serta adalah mempersembahkan diri kepada Yesus, sehingga Yesus tinggal dalam diriku. Dengan demikian, saya bermanfaat menjadi pembawa berkat-Nya bagi sesama.

Dengan kesadaran refleksi ini, maka saya menemukan jawaban tentang apa yang harus menjadi andalan bagi hidupku saat suka duka, termasuk saat menghadapi ganasnya Pandemi Covid-19. Saya disadarkan, jika Yesus hidup dan tinggal dalam aku, maka Yesus-lah yang harus menjadi andalan hidupku.

Saya lalu berseru: Yesus, Engkaulah andalan hidupku. Mohon ampun karena sering saya mengabaikan diri-Mu dan sombong. Merasa diriku serba bisa. Sekarang kutahu, tanpa Engkau, maka aku tak bisa berbuat apa-apa. Di luar dan terlepas dari padaMu, Sang Pokok Anggur, aku hanya carang ranting kecil, yang akan mati kering dan siap dibakar api atau lapuk jadi debu.

Menghadapi Pandemi Covid-19, para medis dan semua peralatan canggih serta obatnya hanyalah alat bantu, dengan dasar “diagnosa – dugaan” manusia yang penuh keterbatasan ilmunya. Tetapi, kesembuhan dan kesehatan, seluruh kehidupan dan alam semesta adalah milik kuasa Allah, dalam Yesus Kristus Raja Semesta Alam.  Mengapa saya tidak mengandalkan kesehatan hidupku pada Yesus yang tinggal dalam aku?

Yesus Kristus adalah penjamin dan pemilik Surga dan Bumi, seluruh keselamatan jiwa ragaku. Dia Maha Sakti, menyembuhkan penyakit dan membangkitkan orang mati, dengan gratis. Hanya butuh imanku saja. Dia dan berkat-Nya menyembuhkan dan menjamin keselamatan jiwa ragaku. Dia mencintai aku dan semua manusia citra-Nya, lalu berjanji menyertaiku sampai akhir zaman. Dia juga menjamin, jika aku letih lesu berbeban berat, datang padaNya, pasti diberiNya kelegaan.

Saat menakutkan seperti Pandemi Covid-19 yang mengancam hidupku, aku kini menyadari dan kembali diingatkan untuk mengandalkan Yesus Kristus sebagai andalan dan penjamin kesehatan dan keselamatan seluruh kehidupanku. Hanya doa dan iman kepada Yesus, yang menjadi andalan dalam seluruh suka duka hidup, karena bagi Yesus, tidak ada yang mustahil. Dialah Kristus Juru Selamatku

Bukan Harapan Sia-sia

Jika Yesus tinggal dalam diriku, aku percaya teguh dan selalu berdoa, maka tidak ada yang mustahil dalam keadaan apa pun. Yesus yang kuimani, yang kuikuti  dan persembahkan diri dalam kehidupan membiara di PIJ, harus menjadi tumpuan harapanku.

Injil memberitakan semua data dan fakta tentang siapa Yesus, apa yang Dia lakukan selama hidupNya, kesaksian hidup para rasul dan para murid tentang Yesus, adalah kebenaran yang menjadi dasar imanku. Khusus tentang penyakit, maka sangat banyak contoh tentang kuasa kasih Yesus yang menyembuhkan penyakit. Orang yang buta melihat, yang lumpuh berjalan, yang sakit macam-macam disembuhkan – bahkan hanya menyentuh jubahNya saja sembuh,  yang kerasukan setan dihardik, mengusir roh jahat dan membangkitkan orang mati. Lalu, kenapa saya tidak mengandalkan Dia, Yesusku?

Dengan kesadaran ini, saya menjadi malu dan merasa sangat berdosa. Mengapa selama ini saya lebih mengandalkan diri dan kehebatan manusia untuk menjamin kesehatan dan keselamatan hidupku? Fakta dan Sabda Injil telah kuabaikan, saya terlena dan larut dalam hingar bingar dunia yang tidak percaya, lalu pelihara kecemasan dan kebodohanku. Ironis memang, padahal saya seorang biarawati, dengan spirit istimewa “Mannete In Me” di dadaku sehari-hari. Seharusnya saya dengan bangga memberi kesaksian hidup serta menguatkan mereka yang putus asa dan ketakutan karena Pandemi Covid-19, juga ketika berbagai bencana alam dan penyakit lain yang melanda manusia.

Yesus, Engkaulah andalanku. Kami berharap padaMu. Secara istimewa didevosikan dalam Doa Kerahiman – devosi Koronka, itulah obat paling mujarab dan gratis untuk semua jenis penyakit, termasuk Pandemi Covid-19. Apakah aku dan semua anggota biaraku PIJ serta semua umat kristiani mau percaya dan mengandalkan Yesus?

Apakah aku sungguh berharap pada Yesusku, yang kuakui dalam iman, kuikuti dalam kehidupan membiara, kusambut dalam Ekaristi, kukalungi dalam medaliku dengan tulisan Mannete in Me? Inilah yang menjadi penegasan bahwa harapan pada Yesus, bukanlah harapan sia-sia. Harapan kepada Yesus adalah kepastian penuh jaminan kebenaran akan Kuasa Kasih Allah bagi keselamatan jiwa ragaku dan kehidupan manusia; termasuk saat pandemi covid19 saat ini. Jika Yesus Kristus tidak bangkit, Yesus bukan Juru Selamat dalam seluruh suka duka kehidupan manusia, maka sia-sialah iman kita kepadNya.

Berdoa Memohon Rahmat Iman

Setelah refleksi dan menemukan kesadaran diri demikian; mengandalkan Yesus dalam seluruh hidupku, dan mengharapkan Yesus dalam segala kesulitan serta mara bahaya; maka kembali kedalam diri pertanyaan ini. Bagaimana caranya agar aku selalu percaya, mengandalkan Yesus dan berharap padaNya?

Ternyata, jalannya cuma satu yakni berdoa memohon Rahmat Iman kepada Allah Tri Tunggal bersama Bunda Maria yang Penuh Rahmat Allah.

Sabda Yesus dari atas salib, “Ibu, itulah anakmu. Anak, itulah Ibumu”. Inilah mutlaknya menyatu dengan Bunda Maria untuk memohon segala Rahmat bagi kehidupanku di dunia ini. Bunda Segala Rahmat, Bunda Penolong abadi, Bunda Perantara Ilahi dan masih begitu banyak gelar bagi Bunda Maria, yang menegaskan pengalaman iman akan peran Bunda Maria dalam sejarah ziarah umat gereja Katholik.

Akhirnya, semua kembali ke dalam diri kita masing-masing, yang mengakui diri pengikut Yesus Kristus, karena percaya padaNya sebagai Tuhan Juru Selamat. Apalagi saya, sebagai seorang biarawati dalam kongregasi PIJ.; maka pilihannya adalah semakin tekun berdoa memohon Rahmat Iman. Semua hal ini sekarang semakin kusadari dan saya bertekad harus selalu melakukannya, karena   insyafi kelemahan dan kerdilnya imanku.

Yesus, tinggalah selalu dalam diriku, bimbing dan berikan aku Rahmat Iman kepadaMu, agar tidak cemas dengan segala ancaman dunia dan setan, termasuk wabah Pandemi Covid-19.  Tinggallah di dalam aku dan jadikan aku pembawa berkatMu bagi sesama, pembawa kasih-Mu bagi yang letih lesu, berbeban berat, lalu hanya mengandalkan dan berharap padaMu Yesus. Yesusku yang termanis, tambahkan imanku kepadaMu. Mannete in Me – tinggalah di dalam hidupku selamanya.

Related Post

Leave a Reply