TEMPUSDEI.ID (20 MEI 2021)
Pada hari Pentakosta ada kebiasaan melepaskan kelopak mawar dari langit-langit. Ini melambangkan kedatangan Roh Kudus. Di kota Roma dan di tempat lain di dunia, hari raya Pentakosta disebut “Minggu Mawar”.
Di Italia orang biasa menyebarkan daun mawar dari langit-langit gereja untuk mengingat keajaiban lidah yang berapi-api. Karenanya di Sisilia dan tempat lain di Italia, Whitsunday disebut Pascha rosatum. Nama Italia Pascha Rossa berasal dari warna merah jubah yang digunakan di Whitsunday.
Gereja paling terkenal yang melanjutkan tradisi ini adalah Gereja St. Mary dan Semua Martir (juga dikenal sebagai Pantheon) di Roma.
[Di Roma] disebut Sunday of the Roses (“Pascha rosarum” atau “rosatum”), karena di Pantheon, daun-daun mawar dibuang dari rotunda ke dalam gereja.
Konon tradisi ini dimulai pada tahun 609. Itu terjadi pada penutup Misa pada hari Minggu Pentakosta. Kebiasaan itu adalah cara yang indah untuk merayakan kedatangan Roh Kudus, dan banyak yang telah menyaksikannya mengatakan gereja dipenuhi dengan aroma mawar.
Di Italia, merupakan kebiasaan menyebarkan daun mawar dari langit-langit gereja untuk mengingat keajaiban lidah yang berapi-api. Di Prancis ada kebiasaan meniup terompet selama kebaktian, untuk mengingat suara angin kencang yang menyertai turunnya Roh Kudus. Di Inggris para bangsawan menghibur diri dengan pacuan kuda. (tD/Alet)