Fri. Nov 22nd, 2024
Eleine Magdalena

Oleh Eleine Magdalena, Penulis buku-buku renungan best seller

Seseorang yang mengetahui dan mengerti imannya, tetapi tidak mempraktikkannya melainkan meng-harap orang lain melakukannya, disebut orang munafik.

Orang Farisi rajin berpuasa, namun mereka sering dikecam oleh Yesus sebagai orang munafik. Banyak orang menaati aturan tanpa kasih.

Ajaran Yesus melampaui tradisi. Yesus melihat hati dan motivasi. Bagi Yesus, yang terpenting adalah perbuatan karena dan demi kasih kepada Tuhan dan sesama. Kristianitas bukanlah aturan tanpa kasih.

Yesus membandingkan pemberitaan-Nya mengenai kerajaan Allah dengan anggur baru yang tidak bisa dimasukkan ke kantong lama dan sepotong kain baru tidak boleh dijahit pada baju yang tua. Dalam kedua perumpamaan tersebut, Yesus menegaskan bahwa pola hidup yang diajarkan-Nya tidak dapat “dikurung” dalam peraturan-peraturan Yahudi dan adat istiadat lama. Aturan ada demi kasih dan bukan sebaliknya.

Kelompok Farisi tidak mau membuat perubahan-perubahan yang memang harus terjadi, sebaliknya mereka dengan keras berpegang pada sistem yang padanya nafkah mereka bergantung (Lukas 5:39).

Sifat mempertahankan kebiasaan lama apalagi dengan motivasi kepentingan diri sendiri ini merupakan hambatan bagi pengembangan pewartaan Kerajaan Allah. Kecenderungan manusia adalah menolak perubahan dan mempertahankan kenyamanan. Namun, Injil mengingatkan kita untuk mau berubah menjadi lebih baik.

Bila kita bertemu secara pribadi dengan Yesus dan Sabda-Nya, tentu banyak dari diri kita yang lama diubah Yesus. Semua yang menghambat pertumbuhan rohani harus dipangkas agar buah Roh Kudus berkembang dalam diri kita. Semua kesenangan, hobi, keterikatan lama kita dilepaskan agar kita bebas mengasihi Tuhan dan bukan mengasihi dunia.

Berubah itu sakit, namun ajaran Yesus meminta perubahan diri kita yang terdalam bukannya perubahan tampak luar saja. Tanpa perubahan hati, sia-sialah kita melakukan pelbagai kegiatan agama kita. Tuhan melihat hati dan motivasi kita. Roh Kudus akan mengubah hati kita jika kita meminta.

Perumpamaan tentang anggur digunakan untuk merujuk pada pekerjaan Roh Kudus. Proses fermentasi adalah gambaran yang sedang berlaku pada orang-orang percaya. Kita adalah hasil dari buah pohon anggur, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Marilah kita terus membiarkan Roh Kudus memperbarui hati kita, cara pikir kita, kebiasaan kita dan karakter kita menjadi karakter otentik ajaran Kristus. (Mata Iman, 2017)

 

 

 

Related Post

Leave a Reply