Oleh Eleine Magdalena, Penulis buku-buku renungan best seller
“Pengalaman iman selama sakit kanker dan akhirnya disembuhkan telah menambah keyakinan dan cintanya kepada Yesus Sang Penyembuh dan satu-satunya Juruselamat.”
Ibu Lydia adalah seorang Katolik yang sangat beriman. Ia tekun berdoa, membaca Kitab Suci sejak masa mudanya. Ia dan suami memberikan sebagian besar waktu, tenaga juga materi untuk melayani Tuhan lewat gereja. Keempat anak mereka sudah dewasa. Tiga orang putra dan seorang putri bungsu keluarga ini telah menyelesaikan pendidikan tinggi di luar negeri.
Ketika keempat anak mereka melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, ibu ini hanya mengandalkan doa setiap hari untuk keselamatan dan keberhasilan studi anak-anaknya. Jarak yang terpisah jauh tentunya hanya dapat dijangkau dengan doa. Doa mereka tidak sia-sia. Kini keempat anak mereka telah berhasil dengan baik.
Ibu ini bercerita bagaimana setiap hari ia hanya mengandalkan Tuhan dalam doa-doanya untuk menjaga, menolong dan membimbing anak-anak yang terpisah jauh dari mereka. Perjuangan hidup dalam keluarga membuat ia semakin kuat berdoa dan mengandalkan Tuhan.
Ketika sedang bersemangat melayani Tuhan, ibu Lydia terkena kanker payudara pada tahun 2006. Pada tahun 2009 kanker payudara muncul kembali. Karena kepercayaan yang teguh di dalam Tuhan, vonis kanker ini tidak meruntuhkan iman dan semangat hidupnya. Ia percaya bahwa di balik sakit ini pasti ada hikmah yang besar demi kebaikan. Ia percaya bahwa Tuhan pasti selalu memberikan yang terbaik.
Selama menjalani kemoterapi, ia mempersiapkan diri dengan mengumpulkan dan mencatat semua ayat-ayat Kitab Suci yang dapat memberinya kekuatan. Ada sekitar 250 ayat Kitab Suci yang dituliskan dalam sebuah buku kecil. Ayat Kitab Suci inilah yang mengisi menit demi menit waktunya selama menjalani proses kemoterapi. Ayat-ayat Kitab Suci yang dibaca berulang-ulang inilah yang menjadi pegangan dan memberinya kekuatan selama menjalani sesi-sesi kemoterapi .
Saat-saat obat kemoterapi sedang mengalir setetes demi setetes, ibu ini membayangkan bahwa itu adalah darah Yesus sendiri yang akan menyembuhkannya. Ibu ini mengimani Firman-Nya yang berkata: “…sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka…” (Mrk 16:18).
Demikian juga ketika akan menjalani terapi pengobatan dengan radiasi, ia mengimani Sabda Tuhan yang mengatakan: “Apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah Tuhan, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu” (Yes. 43:2b-3a).
Dokter sudah menyiapkan obat sebanyak dua botol untuk dioleskan pada kulit yang biasanya terbakar setelah beberapa kali radiasi. Namun Tuhan tidak pernah ingkar janji. Apa yang dikatakan-Nya pasti akan digenapi-Nya. Ibu Lydia percaya penuh pada janji Tuhan dalam Yesaya ini. Setelah 66 kali radiasi pada tahun 2006 dan 33 kali radiasi pada tahun 2009 ibu Lydia tidak mengalami luka bakar pada kulitnya.
Selama menjalani pengobatan di rumah sakit, ibu ini banyak berjumpa dengan sesama penderita kanker. Kekuatan yang diperolehnya dari Tuhan dan lewat Firman-Nya dia bagikan kepada orang lain yang juga menderita.
Salah seorang ibu yang dijumpainya menderita kanker pada leher. Minum seteguk air sangat menyakitkan baginya. Ibu ini mengeluh kepada Ibu Lydia karena tidak tahan akan sakit pada tenggorokannya. Ibu Lydia mengajak ibu ini untuk bersyukur kepada Yesus atas seteguk yang dapat ia telan. Ternyata dengan mensyukuri satu teguk yang dapat ditelannya, ibu ini dapat menelan beberapa teguk dan akhirnya lebih banyak air tanpa merasa kesakitan lagi. Ibu ini merasa sangat bersyukur atas kemajuan yang dialaminya. Dalam keadaan sakit, Ibu Lydia tetap menguatkan sesama penderita kanker. Ibu Lydia mempunyai kesempatan memperkenalkan Yesus kepada ibu yang belum pernah mendengar pengajaran tentang Yesus sama sekali. Iman ibu Lydia akan Yesus yang hidup tidak hanya menyelamatkannya, tetapi juga menyelamatkan orang lain.
Akhirnya ibu Lydia dapat menyelesaikan seluruh sesi kemoterapi dan radiasi dengan hasil yang sangat baik. Setelah beberapa kali kontrol, dokter menyatakan ia telah sembuh dari kanker payudara. Ibu Lydia telah beraktivitas normal kembali dan tetap bersemangat melayani.
Ia menjadi saksi bahwa Yesus sungguh hidup dan Firman-Nya penuh kuasa. Pengalaman iman selama sakit kanker dan akhirnya disembuhkan telah menambah keyakinan dan cintanya kepada Yesus Sang Penyembuh dan satu-satunya Juruselamat. Pengalaman ini pula yang mengobarkan semangatnya untuk memberitakan kabar gembira bahwa Yesus hidup dan menyelamatkannya. Terpujilah Kristus.* (Kisah Kasih Tuhan)