Oleh Simply da Flores, Alumnus STF Driyarkara Jakarta
Mari mencerna pesan berharga dalam lukisan Jesus Heals Covid karya Romo Sugiri. Terlihat “Yesus menggendong seorang anak yang terjangkit Covid-19, berselimut bendera berbagai negara”.
Beberapa hari lalu, seorang sahabat mengirimi saya melalui watshapp sebuah foto lukisan tentang Yesus yang sedang menggendong seorang anak dalam selimut bermotif bendera berbagai negara di dunia. Pada pojok kanan atas lukisan tertulis: Jesus Heals Covid. Lukisan itu merupakan salah satu dari 310 lukisan karya Romo Sugiri SJ. Sahabat itu menitip pesan WA, agar saya membuat sebuah tulisan sehubungan dengan lukisan itu.
Tentang Sang Pelukis, Romo Sugiri, SJ
Romo Sugiri SJ adalah seorang pastor Serikat Yesus asal negeri Belanda, yang mengabdikan seluruh hidupnya di tanah Indonesia. Terakhir kali saya bertemu, awal tahun 2020 di pastoran Theresia, Jakarta. Kegiatan yang paling kuingat dari masa akhirnya adalah memberikan kursus Kitab Suci kepada kaum awam, agar memahami Alkitab dan bisa menjadi pewarta Sabda Allah. Pastor yang ramah ini pun adalah seorang tokoh dan perintis Katolik Karismatik di Indonesia.
Menurut informasi, kemampuan melukisnya dia asah dari ketekunan berlatih. Ia mulai belajar dari seorang seniman Bali, saat memberi kursus bagi generasi muda dan ibu-ibu. Dengan ketekunan dan semangatnya, Romo menghasilkan lebih dari 310 buah lukisan, dengan berbagai tema.
Salah satu lukisannya sebelum wafat pada awal pandemi 2020 berjudul “Jesus Heals Covid”. Lukisan ini memvisualisasikan Tuhan Yesus menggendong seorang anak, yang berbalut selimut bermotif bendera dari berbagai negara di dunia. Romo memilih obyek lukisan demikian, sebagai doa dan pesan iman terakhirnya. Yesus menyembuhkan orang dari Covid, saat ini.
Maka setiap kali melihat lukisan dan membaca kalimat yang tertulis, kita diajak meyakini bahwa Yesus saat ini dan selalu, bisa menyembuhkan setiap penderita Covid. Yesus menggendong setiap yang sakit, penderita Covid dari berbagai negara di dunia. Itulah kesaksian iman Romo Sugiri SJ, sebelum berpulang kepada Yesus, yang menyembuhkan dan menggendong dirinya.
Benarkah Yesus Menyembuhkan dari Covid?
Menurut data dari Wikipedia per 16 Juli 2021, di seluruh dunia, 189 juta manusia telah terpapar Pandemi Covid-19, 4,7 juta meninggal. Dan sekarang pandemi itu masih mengganas di berbagai negara, termasuk di tanah air kita Indonesia. Ini fakta yang menggugat pikiran dan refleksi mendalam tentang iman setiap kita.
Maka pertanyaannya, menurut saya, adalah “benarkan Yesus bisa menyembuhkan manusia dari Covid? Benarkah Yesus bisa diandalkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan duka derita manusia di dalam kehidupan di bumi ini?” Pertanyaan gugatan ini untuk kita yang mengaku percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, segenap umat Kristiani dan para tokoh pewarta iman (kaum hirarki gereja, biarawan-wati, pendoa, rahib, pertapa).
Saya sendiri percaya dan sangat yakin bahwa Yesus sangat benar dan selalu mampu menyembuhkan kita dari segala penyakit, termasuk dari Covid. Dasar keyakinan saya adalah kesaksian para rasul sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci Perjanjian Baru – keempat Injil dan semua surat para rasul. Lalu, pengalaman pribadi dan kesaksian sangat banyak orang percaya hingga detik ini, bahkan sampai akhir zaman nanti.
Siapa Sajakah yang Mau Disembuhkan Yesus?
Yesus bukan dukun, paranormal, perawat dan dokter. Yesus juga bukan pemilik rumah pengobatan atau apotek. Yesus bukan penjual obat dari pasar ke pasar dengan atraksi menarik seperti sulap dan aneka aksesoris hiburan lainnya.
Menurut kesaksian para rasul dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, selama karya Yesus dan dilanjutkan oleh para rasul, saya membaca bahwa Yesus, sebagai Sang Sabda, Pembawa Kerjaan Allah dalam karya pewartaan selama kurang lebih tiga tahun, sampai wafat di salib dan bangkit. Dia tidak pernah membuka praktik pengobatan. Juga para rasul dan murid-murid-Nya, tidak pernah membuka praktik pengobatan orang sakit atau penyembuhan gaya perdukunan.
Yesus diwartakan bisa membuat banyak mukjizat kesembuhan bagi orang sakit, bahkan membangkitkan orang mati. Para rasul dan murid-Nya pun menyembuhkan orang sakit. Dan semua mukjizat kesembuhan itu terjadi, karena orang yang sakit percaya dan datang kepada Yesus. Ada yang berusaha sendiri menemui Yesus dan ada yang dibantu keluarganya dibawa kepada Yesus.
Maka, yang bisa sembuh dari penyakit apa pun adalah mereka yang mau datang kepada Yesus karena percaya kepada kuasa dalam diri Yesus.
Fakta ironisnya, adalah Yesus sendiri dihukum dan disiksa, menderita sengsara dengan jalan salib, lalu wafat di salib.
Bedanya adalah Yesus wafat dan bangkit, Yesus tahu seluruh karya perutusan diri-Nya ke dunia, dan Yesus adalah Sang Sabda Allah yang menyatu dengan Allah, datang ke dunia untuk menebus dan menyelamatkan umat manusia – citra Allah.
Dengan iman dan alasan berpikir demikian, maka saya meyakini dan percaya bahwa Yesus tidak saja menyembuhkan manusia dari segala penyakit saat ada di wilayah Israel 2000 tahun lalu, tetapi sungguh Alfa dan Omega. Dia menyertai dan menyembuhkan manusia sampai akhir zaman. Yesus selalu siap menyembuhkan siapa pun yang percaya dan datang kepada-Nya.
Ada beberapa janji Yesus yang bisa diingat kembali. Janji pertama, ” Aku menyertai kamu sampai akhir zaman”.
Janji kedua, “Datanglah kepadaKu kalian semua yang letih lesu berbeban berat, maka Aku pasti memberikan kelegaan”. Janji ketiga, “Berdoalah kepada Bapa dalam nama-Ku, maka apa yang kamu minta akan diberikan, yang mengetuk akan dibukakan pintu, yang dicari akan mendapatkan “.
Kepada orang-orang yang disembuhkan, seperti dalam Kitab Suci, Yesus berpesan: “Imanmu menyelamatkan engkau”. Yesus juga tidak memanggil orang-orang sakit itu datang, atau bersama para rasul membuka praktik pengobatan dan beriklan.
“Anomali” Kita Zaman Now
Sehubungan dengan lukisan Jesus Heals Covid, dan mukjizat kuasa Yesus, saya mencatat hal yang menarik sebagai introspeksi dan gugatan kepada diri kita sendiri.
Pertama, soal percaya dan datang kepada Yesus. Mengapa sangat banyak yang tidak datang kepada Yesus, mengandalkan kuasa penyembuhan Yesus saat sakit dan menderita, padahal gratis dan sudah ditulis dalam Injil? Mengapa banyak orang yang berdoa, berdevosi, dan rajin beribadah kepada Yesus, tetapi tidak sembuh dari penyakitnya? Mengapa banyak tokoh agama Kristiani; Paus, Uskup, Pastor, Suster, Pendeta, pada saat sakit masih mencari dokter dan rumah sakit, bukan percaya dan datang mohon penyembuhan pada Yesus? Soal percaya dan datang kepada Yesus, menurut saya, hanya setiap pribadi kita dan Yesus yang tahu jawabannya.
Kedua, soal praktik penyembuhan dalam nama Yesus. Dari publikasi media digital zaman now, sangat banyak video dan tulisan kesaksian tentang praktik penyembuhan. Sang pendoa atau penyembuh diakui memiliki karisma, berkat, talenta dari Allah untuk menyembuhkan aneka penyakit dengan atraksi ajaib dan “mukjizat”. Saat kegiatan penyembuhan, selalu menyebut “dalam nama Yesus”. Atraksi dasyat tersebut, seperti yang dipublikasikan, apakah benar dalam nama Yesus dan dikehendaki Yesus, sebagaimana tugas perutusan yang tertulis dalam Kitab Suci Perjanjian Baru?
Menurut saya, soal percaya dan mau datang kepada Yesus saat sakit dan menderita, adalah sangat personal dan tidak mudah. Soal atraksi penyembuhan dalam nama Yesus zaman now, itu pun tergantung pilihan dan keputusan setiap orang untuk percaya dan tidak.
Fakta pandemi covid telah menjadi gugatan totalitas diri manusia di seluruh dunia untuk membuat pilihan dan keputusan hakiki tentang relasinya dengan Allah. Kita yang mengaku percaya kepada Yesus pun digugat untuk menyatakan seperti apa dan seberapa percayakah diri kita kepada Yesus Kristus.
Romo Sugiri SJ dalam lukisannya, kiranya menegaskan bahwa Yesus Kristus terus hadir dan selalu siap menggendong untuk menyembuhkan setiap orang sakit yang percaya dan datang kepada-Nya. Mari percaya dan datang pada Yesus.