Sat. Nov 23rd, 2024

Refleksi Simply da Flores: Revolusi New Normal

Simply da Flores
Yesus menggendong seorang anak yang terjangkit Covid-19 dalam lukisan Romo Sugiri SJ

TEMPUSDEI.ID (18 JULI 2021)

Kudatangi tebaran masker
yang tercecer terkapar di jalanan,
selokan dan tempat sampah.

Kuwawancarai aneka ramuan,
obat dan vaksin.

Kutanyai:
“Mengapa kalian tak bisa
selamatkan manusia dari pandemi ini?”

Mereka terbata-bata menjawab,
“Kami sudah berusaha,
kami juga punya keterbatasan,
kami tergantung diatur manusia,
kami hanya alat bukan kesembuhan…”

Kutemui jiwa para Nakes korban Covid
dan yang sudah korban nyawa
demi selamatkan nyawa.

Kumohon penjelasan,
mengapa mereka pun mati?

Jawabnya:
“Kami juga manusia,
sudah maksimal berusaha.
Itu sudah tugas
dan kami laksanakan prokes.
Tetapi kami kelelahan, dehidrasi
dan ketakutan juga menonton banjir pasien
dan lautan jenazah…”

Kutanyakan juga
kepada jiwa barisan para agamawan
dan pejabat yang tunduk diam membisu

“Mengapa terjadi bencana
di tanah ini dan seluruh dunia?
Apakah manusia
sedang dihukum Sang Pencipta?
Masikah doa dan sujud kita bermakna?”

Seorang ibu tua berbalut kafan menjawab:
“Nak, pulanglah
ke rumah pikiran dan jiwamu.
Temuilah Allahmu dalam hatimu
dengan jujur dan sahaja.
Katakan semua pertanyaanmu,
karena hanya Dia jawaban
segala tanya tanpa pura-pura.
Dia Maha Jujur,
Maha Cinta,
Maha Mengasihi,
Adil dan Bijaksana.
Dia Pemilik kehidupan dan kematian.
Dia Kasih sayang,
bukan ketakutan dan nafsu kerakusan….

Pulanglah ke dirimu,
dan jangan kemana-mana.
Semoga pikiran,
nurani dan jiwamu berubah sejati,
kembali ke hakiki dan baru lagi”

Aku pulang dan melangkah agak ragu
masuk ke halaman pikiran
yang penuh sampah kesombongan,
lalu berjuang bersihkan diri

Aku masuk dalam jiwa nurani
yang gelap pengap
dan duduk di pelataran jiwa
yang lengang kosong

Kupanggil nama Allahku,
tak ada jawaban…
Kurebahkan harap
dan kutumpahkan semua tanya
dari wadah kebingunganku
dengan serpihan sujud
mohon ampunku pada-Nya

Lalu,
aku terbawa dalam samudera luas
Aku diterbangkan
melintas cakrawala tanpa batas
Aku dilebur dalam cahaya tak terkatakan
Hanya terdengar suara menggema
memadukan ruang jiwa nurani
dan kesadaranku….

“Hai kau manusia,
Sadarlah!
Kalian adalah ciptaan dan citra-Ku.
Setiap bagian dalam dirimu
penting dan saling memerlukan,
juga mutlak saling membutuhkan
dengan sesamamu
dan tergantung
pada segenap unsur alam semesta.
Aku selalu ada dalam dirimu,
dalam semuanya dan melampaui semuanya.

Sejatinya segenap dirimu
dan ciptaan semesta,
Kubuat berpasang-pasangan.
Bumi langit,
terang gelap,
hitam putih,
suka duka,
kuat lemah,
dan seterusnya….

Ingatlah!
Kehidupanmu
adalah saudara kembar
duka derita dan kematian.

Syukuri kehidupanmu!
Rangkullah keduanya
dengan kasih sayang
dan jangan banyak tanya
mengotori pikiran dan nurani jiwa

Ulurkan tangan kasih sayang asalimu,
sadari – siap salami
dan peluk erat keterbatasan raga,
ketakterbatasan seleramu
dan rasa ingin tahumu,
bersatulah dengan saudara kembarmu kematian,
karena dia sumber kehidupanmu.

Dengan cinta sejatimu
dan iman sahajamu
engkau akan bahagia
dan penuh daya
menjadi berkah
di alam semesta,
lalu setiap detik bisa bertemu
dan rasakan kehadiranKu
Maha Ada,
Maha Cinta
dan Maha Misteri…..”

Aku merasa terlahir kembali
dan terlempar ke halaman
kesadaran penuh daya
untuk melangkah
berjuang menabur terimakasih
dan menumbuhkan syukur
Agar bisa menjadi berkat
di tengah sesama
dan keluarga alam semesta,
karena Sang Pemilik hidup mati ada
dan bersamaku
dalam setiap desah nafasku
dan detak jantungku

Dialah jawaban
dari semua tanyaku dan adaku,
selalu baru dan tak berkesudahan,
tak ada awal dan akhir
Dia terus ada dan selalu menjadi
Dia Maha Cinta Lestari
Dia Maha Misteri
dalam secuil misteriku
dan misteri alam semesta

Aku adalah bagian tarian kreasi
dari Dia Sang Penari Maha Indah Abadi
Allahku Maha Revolusioner
Terpujilah selamanya!

 

Related Post

Leave a Reply