Eleine Magdalena, Penulis buku-buku renungan best seller dan Ketua Komisi Kitab Suci Keuskupan Malang
TEMPUSDEI.ID (26 JULI 2021)
Kemarin, seperti biasa, saya membuat jus alpukat untuk keluarga. Jus alpukat ini biasanya saya beri susu cokelat di dinding bagian dalam gelas agar terlihat “cantic”. Rasa jus alpukat yang dicampuri susu cokelat pun lebih nikmat. Campuran rasa susu cokelat memang terasa pas dengan jus alpukat.
Gelas pertama selesai. Saat menuangkan susu cokelat ke dalam gelas kedua, karena agak terburu-buru, sebagian dari susu cokelat itu tumpah melewati bibir gelas dan mengenai dinding gelas bagian luar. Dengan kesal saya bersihkan susu cokelat yang meluber keluar gelas itu dengan jari telunjuk agar lebih praktis. Akh, betapa terkejutnya saya ketika mencicipi susu cokelat yang ada di telunjuk ternyata terasa kecut. Rupanya sudah basi karena lupa dimasukkan ke dalam kulkas sehari sebelumnya.
Dalam hati saya langsung mengucap syukur pada Tuhan karena kejadian ini. Untung saja pada gelas yang kedua saya tidak “sukses” menuangkan susu cokelat pada dinding gelas. Kejadian yang semula membuat kesal karena repot membersihkannya ternyata menghindarkan seluruh anggota keluarga dari sakit perut. Bayangkan jika proses pembuatan jus alpukat ini berjalan seperti biasanya. Bayangkan jika saya tidak membersihkan tumpahan susu dengan jari dan tidak mencicipinya, sehingga tidak mengetahui susu ini sudah rusak. Tentunya saya sudah menyuguhkan empat gelas jus alpukat untuk keluarga dengan tenang dan yakin.
Syukurlah karena kerepotan yang kelihatannya sepele, kami terhindar dari kerepotan yang lebih besar.
Tidak semua kejadian yang tampak menjengkelkan itu buruk. Bisa jadi Tuhan mengizinkan kita mengalami kesulitan kecil untuk menghindarkan kita dari kesulitan yang lebih besar. Kadang kita terlampau mudah mengeluh dan menjadi kesal jika sesuatu berlangsung tidak sesuai dengan harapan atau mengganggu kenyamanan kita. Jika hati kita terbuka, kita akan melihat bahwa mungkin Tuhan sedang menghindarkan kita dari bahaya.
Jika kita berjalan bersama Tuhan, maka Ia pasti akan menuntun langkah-langkah kita. Walaupun untuk sementara waktu kelihatannya ada yang menjengkelkan atau menyulitkan namun bersama Tuhan segala-galanya mempunyai akhir yang indah. (Menemukan Tuhan Dalam Hidup Sehari-hari, 2012)