Oleh Romo John Kota Sando, Pr
TEMPUSDEI.ID (29 AGUSTUS 2021)
Ada ungkapan yang mengatakan: “Don’t judge a book by its cover” – Jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja. Demikian juga kita tidak dapat menilai seseorang hanya dari tampilan luarnya. Apa yang baik di mata manusia belum tentu baik di mata Allah. Apa yang dipandang hina oleh manusia, justru dipandang mulia oleh Allah. Tuhan menilai manusia bukan dari fisiknya, tetapi dari hatinya. Di mata Allah, najis itu adalah persoalan jahatnya hati manusia. Itulah sebabnya Yesus berkata kepada orang-orang Farisi dan para ahli Taurat: “Apa pun dari luar yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskan dia!” (Mrk.7:15).
Musa mengingatkan bangsa Israel agar segala perintah Tuhan ditempatkan dalam hati mereka, bukan dalam pikiran mereka. Sebab kalau perintah Tuhan itu ditempatkan dalam pikiran mereka, maka bisa saja mereka akan menambah atau mengurangi perintah Tuhan itu demi kepentingan mereka. Karena itu Musa berpesan kepada Bangsa Israel: “Janganlah kamu menambah apa yang kuperintahkan kepadamu, dan janganlah kamu menguranginya; dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu” (Ul.4:2). Rasul Yakobus dalam Yak.1:21b mengingatkan kita semua, bahwa jika kita ingin agar firman Allah dapat menghasilkan buah kebaikan, maka firman Allah itu harus diterima dengan “kelembutan hati”. Rasul Yakobus berkata: “Terimalah dengan lemah lembut firman Allah yang tertanam dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu”.
Kenajisan adalah persoalan kotornya hati manusia karena kejahatan. Hati yang bersih adalah hati yang jujur, berjaga, penuh cinta dan senantiasa penuh dengan energi Ilahi. Diharapkan semakin bertambah usia kita, hati kita justru semakin sehat, semakin lapang dan semakin bijak. Dengan demikian kebahagiaan yang akan diraih tidak saja kebahagiaan jasmani, tetapi juga kebahagiaan rohani atau spiritual.
Jika kebahagiaan jasmani didapatkan dengan mengumpulkan materi, maka kebahagiaan rohani harus didapatkan dengan banyak berbuat baik dan berbagi dengan sesama. Tak ada dermawan yang jatuh miskin, justru sebaliknya berkatnya semakin berlimpah. Maka benarlah ungkapan ini: “The more you give, the more you receive” (Semakin anda memberi, semakin anda mendapatkan). Akhir kata, kita tak akan pernah menemukan kebahagiaan, jika kita terus mengisi hati kita dengan kejahatan. Dan itulah kenajisan!!!
Salve dan Berkat Tuhan.
Jayapura, 29 Agustus 2021