Eleine Magdalena, Penulis buku-buku renungan best seller
TEMPUSDEI.ID (20 SEPTEMBER 2021)
Suatu hari anak saya Rayner minta diantar ke toko membeli buku gambar. Dompet saya serahkan kepadanya karena saya tidak ikut masuk ke toko. Saat itu pukul tiga sore. Dalam perjalanan menuju rumah, kami baru menyadari bahwa dompet tersebut tidak ada. Kami kembali ke toko untuk mencarinya karena kemungkinan besar terjatuh di sekitar toko tersebut. Sedih dan jengkel rasanya, karena tidak dapat menemukan dompet tersebut, ada beberapa kartu kredit dan kartu atm di dalamnya.
Dompet pemberian kakak itu sangat saya sukai karena bentuk dan bahannya bagus. Anak saya berulangkali menyatakan penyesalannya. Saya mengatakan kepadanya bahwa tidak ada gunanya terlalu menyalahkan diri sendiri. Lebih baik berdoa. Tanya anak saya: “Bisakah kita berdoa untuk hal seperti ini?” Saya katakan bahwa untuk hal apa pun kita bisa berdoa karena tidak ada yang terlalu remeh bagi Tuhan sehingga Ia tidak mau mendengarkannya, juga tidak ada hal yang terlampau besar sehingga Tuhan tidak dapat melakukannya.
Lalu anak saya pun berdoa. Saya juga berdoa. Saya sangat berharap dompet itu bisa kembali walaupun saya tahu hampir mustahil karena tidak ada identitas seperti KTP atau SIM di dalamnya. Memang KTP dan SIM saya taruh terpisah dalam dompet yang lain. Namun, pikir saya kalau menurut Tuhan adalah baik, dompet itu kembali pasti dompet itu akan kembali.
Malam seusai kami pulang dari Misa harian, seseorang menelepon ke rumah. Anak saya berbicara di telepon lalu memanggil saya. Dari seberang sana terdengar suara bertanya: “Apa benar ini rumah ibu Eleine?” Sambil sedikit ragu orang tersebut bertanya lebih lanjut: “Apakah ibu kehilangan dompet?” Saya kaget bercampur syukur mengetahui ada kabar tentang dompet saya. Tapi masih bingung bagaimana orang ini tahu nama dan nomor telepon rumah saya. Orang tersebut menelepon untuk memberi kabar bahwa ia telah menemukan dompet saya. Tak sabar saya ingin mengetahui bagaimana ia dapat mengetahui nomor telpon saya dan di mana ia telah menemukan dompet tersebut.
Ia lalu mohon maaf karena baru memberi kabar malam hari, padahal sudah menemukannya sejak siang. Ia menjelaskan kalau ia menemukannya di area parkir toko buku tempat kami mampir tadi. Ternyata ia kesulitan menghubungi karena tidak ada identitas apa-apa di dompet. Namun akhirnya ia menemukan sebuah struk belanja yang kebetulan tidak saya buang. Struk pengiriman delivery dari toko makanan yang di belakangnya ada tulisan tangan nama dan nomer telepon saya. Hanya berdasarkan petunjuk itu ia mencoba mencari pemilik dompet.
Saya bersyukur sekali karena melalui peristiwa ini kami sekeluarga belajar bahwa Tuhan memang mendengarkan doa-doa kami. Iman dan keyakinan kami kepada Tuhan semakin bertumbuh.
Dalam Injil Yesus memerintahkan kita untuk berdoa dengan tekun tanpa jemu-jemu. Yesus sendiri memberi petunjuk agar kita meminta, mencari dan mengetuk (Mat 7:7-8).
Rasul Paulus mendorong kita untuk bertekun dalam doa. Musa berdoa dengan tekun. Jika Ia mengangkat tangannya untuk berdoa, orang Israel memenangkan peperangan melawan Amalek. Nabi Elia berdoa dengan tekun dan gigih sehingga Allah menghidupkan kembali anak janda di Sarfat (1Raj 17:17-23). Raja Hizkia divonis mati oleh Yesaya, tapi karena ia berdoa dengan tekun minta perpanjangan waktu, akhirnya Tuhan menambah umurnya lima belas tahun lagi.
Doa kita dijawab, jika kita percaya. “… apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Mrk 11:24).
Berulang kali juga Yesus mengatakan: “Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya”.
Rasul Yakobus menasihati agar kita tidak bimbang jika meminta dalam doa (Yak 1:6, 5:15). Dengan cara ajaib para rasul dibebaskan dari penjara oleh malaikat Tuhan karena mereka berseru-seru dan berdoa kepada Tuhan.
Doa kita dijawab jika sesuai dengan kehendak-Nya. Orang yang sungguh-sungguh mencari-Nya akan mengenal-Nya dan mengerti kehendak-Nya. Jika kita dekat dengan Tuhan, hati kita pun menginginkan apa yang diinginkan-Nya. Oleh sebab itu jika kita berdoa doa kita pun dikabulkan.
Rasul Yakobus menuliskan bahwa doa orang benar sangat besar kuasanya. Orang benar hidup tulus di hadapan Tuhan dan percaya kepada Kristus. Daniel seorang yang taat kepada Tuhan. Doa Daniel di gua singa didengarkan Tuhan. Doanya menyelamatkannya dari mulut singa.
Dalam Matius 7:7-12 ini Yesus berusaha menggambarkan betapa pentingnya berdoa. Lewat doa, Tuhan menyalurkan kekuatan, rahmat dan kebijaksanaan-Nya sehingga kita dapat memenuhi kehendak-Nya dalam hidup kita.
Kita perlu selalu berdoa dalam keadaan apa pun. Banyak orang tidak menyadari efek doa sehingga berdoa hanya sambil lalu atau sebagai formalitas untuk memenuhi kewajiban. Ada pula yang berdoa namun tidak yakin bahwa doanya didengarkan Tuhan.
Semoga belajar dari kisah-kisah di Kitab Suci kita berdoa dengan iman yang kuat, penuh harap akan kebaikan dan belas kasih Tuhan serta dengan cinta tulus kepada Tuhan dan sesama. Dengan demikian kita akan melihat dan mengalami doa-doa kita terjawab.
- Kisah di atas dan kisah-kisah lain bisa ditemukan dalam buku Menemukan Tuhan Dalam Hidup Sehari-hari