TEMPUSDEI.ID (30/10/21)-Boleh saja alam Hambapraing, seperti umumnya alam Sumba Timur, NTT kering. Namun, panggilan menjadi imam dari tempat ini mulai bertunas, tumbuh dan mulai memberi hasil.
Dua orang anak muda dari tempat ini, yakni Aloysius Huka Pati CSsR dan Gabriel Tay Hunga Meha CSsR baru saja merayakan Misa Perdana mereka pada 29 Oktober 2021, menyusul tahbisan yang mereka terima pada 20 Oktober 2021 di Katedral Weetebula, Sumba Barat Daya, NTT. Mereka ditahbiskan bersama rekan mereka yang lain oleh Mgr. Edmund Woga, CSsR, Uskup Weetebula.
Menyambut kedua imam baru, umat mengerahkan pasukan berkuda dengan penunggang dalam balutan pakaian adat, tenun ikat Sumba. Imam baru pun menunggang kuda. Acara ini sangat Sumba, sebab Sumba memang identik dengan kuda, tenun ikat dan padang sabana.
Hawa panas yang menyergap siang itu sama sekali tidak mengurangi antusias dan kegembiraan umat setempat. Mereka bahkan menari, kayaka dan kakalaka di alam terbuka. Alam pun tampak bersuka cita bersama mereka. Angin padang sabana bertiup menerpa, sesaat memberikan kesejukan.
Menurut Arnold Huki, orang Katolik pertama sekaligus tokoh Katolik dari wilayah ini, Pater Gerhard Legeland CSsR mengawali penggembalaan umat Katolik di tempat ini pada tahun 60-an. Pembukaan SDK Wolihi menjadi cikal bakal berkembangnya iman terhadap Kristus di sana.
Ketika SDK Wolihi dipindahkan pada tahun 80-an, tambah Arnold, umat secara perlahan tapi pasti menetap di tepi pantai. Mereka terus berkembang dan bertumbuh sebagai komunitas gereja dan masyarakat di dataran ini.
Dari tahun ke tahun jumlah umat Katolik di stasi ini terus bertambah. Para imam secara teratur berkunjung melayani umat. Saat ini, Stasi Hambapraing berada di wilayah Paroki Maria Bunda Selalu Menolong, Kambajawa, Waingapu dengan Pastor Paroki Romo Jack Lodo Mema, Pr. (Laporan P. Willy Ngongo Pala, CSsR)
Haleluyah
Terima kasih buat doa Dan dukungan pada Kami semua. Bérkat Tuhan melimpah Dalam hidup bapa ibu sekalian
Salm dari Sumba